Di Indonesia hampir semua masyarakatnya mengenal kerupuk. Kerupuk adalah bahan kering berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan yang bahan utamanya bisa berupa pati dan bahan lainnya. Kerupuk itu sendiri telah lama dikenal oleh masyarakat. Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang terbuat dari tepung tapioka yang dicampur dengan bahan lain seperti udang atau ikan dan sering dicari pada saat makan.Â
Beberapa kalangan masyarakat merasa kurang nikmat saat makan jika tidak ditemani dengan kerupuk. Kerupuk mempunyai tekstur yang sangat renyah dan cita rada gurih sehingga banyak orang menyukai olahan kerupuk.
Indonesia memiliki banyak jenis kerupuk. Salah satu olahan kerupuk yang digemari oleh masyarakat adalah olahan kerupuk puli atau disebut juga dengan lempeng puli atau kerupuk nasi karena menggunakan bahan baku dasar beras yang kemudian digepengkan dan dijemur hingga kering. Proses pembuatan kerupuk puli sangat mudah sehingga harga jualnya terjangkau. Kerupuk puli juga bisa dibuat dengan dikreasikan menggunakan bahan lainnya seperti penambahan bawang.
Di Indonesia, kerupuk puli tersebar di beberapa daerah. Biasanya, kerupuk puli disajikan dengan nasi pecel, atau dicemil saja dengan bumbu rujak atau petis. Kerupuk puli banyak dijumpai pada makanan khas Madura yang terbuat dari ubi kayu yang diolah menjadi tepung tapioka dengan kandungan protein sebesar 1,2 gram dalam 100 gram ubi kayu.Â
Produsen kerupuk puli tersebar di seluruh pulau Madura terutama Kabupaten Bangkalan. Kerupuk puli mudah diperoleh di segala tempat seperti warung kelontong, toko hingga pasar, kerupuk biasanya dikonsumsi sebagai makanan utama ataupun sebagai camilan dengan berbagai macam bentuk seperti lonjong, bundar dan lain sebagainya.
Salah satu daerah yang memproduksi kerupuk puli adalah Kabupaten Bangkalan, Madura. Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kabupaten yang berada di bagian paling barat Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur. Kerupuk Puli Hj. Homsatun merupakan industri rumah tangga yang berlokasi di Bangkalan.Â
Awal mula produksi kerupuk puli Kerupuk Puli Hj. Homsatun adalah seorang TKI Arab yang pulang ke Indonesia dan tidak memiliki pekerjaan sehingga ia memproduksi kerupuk puli. Kerupuk puli dijual matang dan mentah kemudian dikemas dengan bungkus plastik setengah kilo. Pemasaran Kerupuk Puli Hj. Homsatun dilakukan dengan cara berkeliling ke toko-toko kecil dan warung makan. Semakin lama Kerupuk Puli Hj. Homsatun semakin dikenal dan semakin banyak pelanggan yang mencari kerupuk puli untuk dibeli.
Produk kerupuk puli dari usaha tersebut cukup berkembang di pasaran. Setiap hari, usaha Hj. Homsatun memproduksi kerupuk puli hingga enam kilo per hari dengan dimensi adonan Panjang 350mm Diameter 90mm. Tenaga kerja pada unit usaha kerupuk puli Hj. Homsatun berasal dari keluarga atau kerabat dekat yang berjumlah 2-3 orang. Produksi kerupuk puli Hj. Homsatun masih menggunakan tenaga manual dengan peralatan seadanya. Pembuatan adonan kerupuk menggunakan tepung, bawang, bumbu rempah, dan air.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan usaha kerupuk puli Hj. Homsatun, permasalahan dalam usaha kerupuk puli adalah proses produksi saat pemotongan adonan kerupuk masih dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan pisau. Hal tersebut menyebabkan ukuran ketebalan hasil pemotongan adonan tidak seragam sehingga menyebabkan tingkat kerenyahan kerupuk berbeda-beda setelah dimasak. "Oleh karena itu kami merasa perlu adanya bantuan pengadaan teknologi tepat guna sederhana agar kualitas dan kuantitas produk meningkat" Ujar Akhmad Hafizh Ainur Rasyid, S.T., M.T. selaku ketua pelaksana kegiatan.