Face shield atau pelindung wajah merupakan salah satu peralatan yang berguna dalam dunia medis. Alat yang fungsional ini disarankan juga bagi setiap orang di tengah merebaknya virus corona. Pasalnya, peralatan ini dipandang  sangat  tepat untuk melindungi dari kontak dengan virus.Â
Diketahui bahwa virus corona  ini sangat mudah untuk menular. Penularannya melalui cairan yang dikeluarkan oleh pasien. Ketika cairan ini keluar melalui bersin dan batuk, virus akan beterbangan di sekelilingnya. Virus akan hinggap dan menjangkiti orang  lain  melalui  beberapa titik.Â
Diantaranya adalah melalui mata, hidung maupun mulut. Oleh karenanya, membentengi keseluruhan bagian wajah dengan beberapa tipe face shield diharapkan mampu menghindarkan penyebaran virus tersebut. Penggunanya tidak hanya petugas medis yang berjuang di lapangan saja.Â
Tetapi masyarakat umum juga disarankan untuk memaksimalkannya. Terlebih ketika masyarakat masih sering keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan seperti bekerja atau belajar seperti yang ada pada kampung Inggris Pare Kediri. Berdasarkan kondisi tersebut beberapa dosen UNESA tergerak untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dimasa pandemi seperti saat kini.
Pihak mitra dalam kegiatan pengabdian ini yaitu Trust English School- Jl Puring No 7 Tulungrejo Pare Kediri dan para peserta kursus di lingkungan kampus Inggris.Â
Penggunaan Face shield untuk antar siswa, siswa dan guru karena kontak yang dekat dan lama atau berbicara yang memungkinkan keluarnya cairan/cipratan khususnya pada proses pembelajaran khususnya pronunciation yang harus membuka masker karena diperlukan untuk melihat gerakan mulut dan penempatan lidah.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi mitra maka Priyo Heru Adiwibowo, S.T., M.T., Iskandar, S.T., M.T., Indra Herlamba Siregar,  S.T., M.T. dan  Novi Sukma Drastiawati, S,T., M. Eng., selaku dosen Jurusan Teknik Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya tergerak untuk membantu pihak mitra melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk memberikan pelatihan pembuatan face shield yang dilaksanakan pada sabtu.  tanggal 25 September 2021.
Besarnya antusiasme dari para peserta dalam mengikuti pelatihan pembuatan face shiled  ini bagi para peserta pelatihan materi dalam pelatihan ini relatif baru karena belum diajarkan di sekolah. Mereka mengikuti kegiatan pelatihan dengan penuh semangat karena mereka merasa mendapatkan pengalaman baru dalam hal pembuatan face shield.Â
Suasana yang kondusif tersebut diperkuat oleh data dan fakta di lapangan melalui hasil angket, pengamatan dan wawancara kepada para peserta selama pelatihan. Selain itu antusias peserta pelatihan yang tinggi disebabkan oleh kegiatan pembuatan face shield yang cukup mudah dan menyenangkan, berikut dokumentasi dan tahapan pembuatan face shield yang dilakukan peserta Trust English School.
1. Pemotongan  plastik mika bagian bawah dengan menggunakan gunting membentuk setengah lingkaran sebagai penutup face shield.
2. Potong plastik mika bagian untuk buka tutup sesuai dengan  potongan penutup face shield
3. Potong busa sesuai plastik mika pada bagian untuk buka tutu
4. Lubangi bagian plastik mika pertama penutup face shield dan bagian untuk buka tutup
5. Tempelkan potongan busa bagian plastik mika pada bagian untuk buka tutup dengan menggunakan lem fox dan kuas.
6. Ukur panjang karet sesuai lingkar kepala dan potong, kemudian pasang gasper.
7. Pasang sticker pada bagian depan plastik mika pada bagian untuk buka tutup
8. Tahappan terakhir yang perlu dilakukan adalah menggabungkan antara bagian plastik mika pertama penutup face shield dan bagian untuk buka tutup dan Face shield mika buka tutup siap digunakan.
Setelah tahap terakhir maka face shield dapat digunakan untuk melindungi diri dari paparan virus COVID-19. Adanya pelatihan pembuatan face shield ini diharapkan peserta dapat membuat secara mandiri dirumah dan dapat digunakan untuk kegiatan sehari-hari ataupun kegiatan pembelajaran di kelas.Â
Adanya kegiatan tersebut,  pelatihan pembuatan dan penggunaan face shield secara langsung telah memberikan rasa aman  agar pembelajaran dapat berlangsung khususnya dalam  pronunciation (pelafalan) yang membutuhkan gerak bibir dan penempatan lidah yang merupakan  salah satu upaya pencegahan dan penyebaran Covid-19, " kata Priyo Heru Adiwibowo selaku ketua pelaksana kegiatan. Sedangkan Mr Sofyan (Penggajar di kampung Inggris dan juga salah satu peserta pelatihan) memberikan komentar "ternyata mudah ya pembuatannya dan bahannya bisa didapatkan dari lingkungan sekitar kita, pelatihan memberikan kita ide untuk berkreasi dengan model yang sesuai keinginan kita".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H