Mohon tunggu...
Syahrul Kartiko Aji
Syahrul Kartiko Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Terus mencari

Saya adalah seorang freelancer yang hoby jalan-jalan mencari sesuatu yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Membakar Rasa Nasionalisme dengan Nonton "Battle of Surabaya"

15 Agustus 2018   00:46 Diperbarui: 15 Agustus 2018   01:18 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu cara menghancurkan suatu bangsa adalah dengan memotong rantai sejarah kepada generasi mudanya, maka dari itu penting sekali untuk mengenalkan sejarah kepada anak-anak bangsa agar sejarah perjuangan pendahulu kita bisa berlanjut secara terus menerus. Generasi sekarang ini banyak yang tidak suka dengan sejarah, selain membosankan juga kurang menarik jika dibaca, sehingga perlu adanya media lain selain buku yang dapat membangkitkan minat anak-anak dalam mempelajari sejarah.

Salah satu contoh untuk menarik anak-anak dalam mempelajari sejarah adalah dengan menampilkan kisah sejarah dalam bentuk film animasi. Animasi adalah media yang sangat dekat dengan anak-anak, tentu anak-anak akan sangat terhibur dan tidak mudah bosan sehingga perlu adanya tangan-tangan animator yang hebat untuk mengkaryakan sejarah kedalam wadah animasi.

Ratusan pelajar ikut hadir dalam acara tersebut/dokpri
Ratusan pelajar ikut hadir dalam acara tersebut/dokpri
Hal ini dibuktikan dengan antusiasnya ratusan pelajar sekolah menengah pertama (SMP) yang sangat antusias dikala menonton film "Battle of Surabaya" pada tanggal (11/08) di bioskop XXI The Breeze BSD City. Acara ini diikuti oleh siswa/i di wilayah Tangerang Selatan yang berasal dari SMP Negri 7 Serpong, MTSN 5 Pagedangan, dan sekolah Stella Maris BSD City.

Film ini berlatar belakang sejarah perjuangan perjuangan bangsa Indonesia saat perang 10 November 1945 di Surabaya dan telah telah mendapatkan 24 penghargaan bergengsi nasional hingga internasional seperti Best Animation di Milan IFF 2017, Athens Animefest 2016, Gold Winner Remi Award 2016, International Movie Trailer Festival (IMTF) maka hal ini membuktikan bahwa animator-animator bangsa Indonesia seperti MSV Studio telah dapat bersaing dengan animator kelas dunia seperti Disney, Pixar dan lain sebagainya.

Sinopsis : Film animasi ini mengisahkan petualangan bocah kecil bernama Musa, bocah itu bekerja sebagai tukang semir sepatu yang menjadi kurir bagi perjuangan  TKR pada pertempura 10 November 1945 di Surabaya. Musa dipercaya sebagai kurir surat dan kode-kode rahasia yang dikombinasikan dengan lagu-lagu keroncong dari radio Pemberontakan Rakyat Indonesia yang didirikan Bung Tomo. Berbagai cobaan dilalui Musa sebagai kurir, kehilangan harta dan orang-orang yang dicintai menjadi kosekuensi tugas mulia tersebut. Musa adalah salah satu tokoh fiktif dalam film ini yang sengaja dibuat untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Pesan tentang semangat, cinta tanah air, dan perdamaian.

Acara yang diadakan oleh Sinar Mas Land melalui program SATU BSD (Silaturahmi AnTar Umat melalui program berdikari, sehat dan damai) ini diharapkan dapat meningkatkat rasa nasionalisme dalam menyambut hari kemerdekaan bangsa Indonesia di bulan ini, selain itu acara ini bertujuan untuk menguatkan rasa cinta terhadap produk animasi karya anak bangsa, juga memberikan pemahaman mengenai dunia animasi kepada anak-anak usia sekolah.

Dari kiri-kanan: Dhony Rahajoe, Andy F Noya, Irawan Harahap, Aryanto Yuniawan/dokpri
Dari kiri-kanan: Dhony Rahajoe, Andy F Noya, Irawan Harahap, Aryanto Yuniawan/dokpri
Dhony Rahajoe, Managing Director President Office Sinar Mas Land menuturkan bahwa "Nonton bareng ini kita adakan di bulan Agustus dengan tema yang cocok dengan keadaan saat ini bahwa kemerdekaan itu harus diperjuangkan dan diraih, kemudian bagaimana kita bisa meraih itu, dan itu tidak bisa diraih sendiri namun harus dilakukan secara bersama-sama. Kedepan kita berharap akan terus mengadakan acara yang melibatkan adek-adek SMP atau SMA yang nantinya disambung dengan menghubungkan cita-cita adek-adek kedepannya".

Turut hadir Aryanto Yuniawan, M.Kom adalah CEO MSV Studio, penulis naskah sekaligus sutradara film Battle of Surabaya, biasa menjadi Juri Internasional, dan guess Internasional perfilman, 24 penghargaan telah diraih dalam film battle of Surabaya. Beliau memberikan cerita pengalaman dan wawasan tentang bagaimana awal-awal film ini dibuat, dan nanti akan nada film baru dari MSV studio yang akan tayang di 2020 dengan judul Aji Saka, sangat penting untuk ditunggu kehadiran film Aji Saka yang berlatar belakang budaya Indonesia ini.

Hadir juga tokoh figur inspiratif Andy F Noya, beliau menceritakan tentang anak-anaknya yang mendapatkan duit dari memanfaatkan media social.

"Anak saya ini rata-rata pada aktif youtube, instragram dan media social lainnya. Melihat hal tersebut berarti anak-anak jaman sekarang sedang membranding dirinya sendiri meskipun kadang-kadang fotonya tidak jelas, ya kan hahaha" sambil tertawa lebar.

'Kemudian salah satu anak saya, saat itu yang 3 bulan lagi sudah cukup umur meminta saya untuk membelikan mobil, lantas saya tidak menyetujuinya sambil bilang "kamu ini belum cukup umur" dan dia membalas "kan tinggal 3 bulan lagi" karena sangking saya jengkelnya akhirnya saya bilang "ya terserah saya, ini duit duit saya kalo mau beli pake duitmu sendiri" selang satu bulan kemudian ada mobil baru parkir didepan rumah saya dan ternyata anak saya beli dengan duitnya sendiri, saya pun keheranan dari mana anak ini bisa dapat duit sebanyak ini, setelah saya tanya ternyata dia dapat duit dari endorse dan iklan dari media sosialnya. Nah dari sini adek-adek bisa mencontoh hal-hal seperti ini, jadi gak perlu lulus sekolah dahulu baru kerja dan dapat duit tapi adek-adek bisa sekolah dan langsung dapat duit".

"Dari Film yang tadi ditonton, kita ingin bikin silicon valley seperti di Amerika. Sekarang ini Indonesia lagi ngomong ngomongin digital economy atau sharing economy, seperti contoh gojek, Om Nadin yang punya apliksi, tukang ojek yang punya motornya, terus dapet penumpang dan hasilnya dibagi sebagian buat Om Nadin, sebagian buat tukang ojeknya, itulah yang dinamakan sharing economy. BSD akan menyediakan bagi kalian adek-adek yang mau jadi animator, computer science nanti akan akan disesediakan digital hub collaborated space". Ungkap Irawan Harahap, Project Leader Digital Hub Sinar Mas Land.

Digital Hub adalah kawasan yang memiliki luas 25,86 Ha terletak dibagian selatan Green Office Park, BSD City. Digital Hub merupakan inovasi Sinar Mas Land untuk menjawab kebutuhan masyarakat di era teknologi digital, kawasan yang memiliki infrastruktur teknologi ini akan memiliki fasilitas yang lengkap, serta berlokasi multi akses, dipersembahkan untuk menunjang operasional dan aktifitas keseharian perusahaan teknologi dan digital, mulai dari start up company, animation istitution, technology leader, hingga institusi pendidikan di bidang IT Scince. Kawasan ini telah menelan biaya hingga Rp 7 triliun yang nantinya akan dilengkapi fasilitas seperti interaktif meeting room, mesin 3D printing, gaming room, VR room, Segway, dan yang lain-lainnya untuk dapat digunakan untuk kepentingan komunitas di Digital Hub.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun