Mohon tunggu...
Syahriza Arif Lubis
Syahriza Arif Lubis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Hi, perkenalkan nama saya Syahriza Arif Lubis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kepahlawanan Raden Aria Wangsakara dalam Menyebarkan Agama Islam dan Melawan Ambisi Kekuasaan VOC di Tangerang

9 November 2021   10:01 Diperbarui: 9 November 2021   10:49 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Raden Aria Wangsakara (Foto: Dok. Pemprov Banten)

Raden Aria Wangsakara yang memiliki nama asli Al-Habib Hasan Azmatkhan Al-Husaini merupakan salah satu tokoh yang sangat terkemuka dalam sejarah Tangerang. Beliau merupakan ulama sekaligus pelopor bela Negara dan pendiri wilayah Tangerang tepatnya di Wilayah Lengkong, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten. 

Dalam beberapa literatur Sejarah Kabupaten Tangerang menyebutkan, Aria Wangsakara melakukan pengembaraan disebabkan karena ketidaksepahaman dengan saudaranya, dikarenakan masalah politik. Kemudian beliau hijrah dari Sumedang ke wilayah Tangerang bersama kedua saudaranya, yakni Raden Aria Santika dan Raden Suriadewangsa II pada tahun 1038 H/1629 M. Ketiga pemimpin daerah ini diberikan mandat oleh Sultan Abu Al-Mafakhir dari Kesultanan Banten untuk menjaga wilayahnya dari ancaman VOC. 

Raden Aria Wangsakara kemudian dilantik menjadi Kepala Wilayah Lengkong. Tidak lama kemudian beliau membangun benteng di Lengkong Kyai yang terletak di tepi sebelah barat sungai Cisadane sampai bendungan Sengego. Kemudian di sana Raden Aria Wangsakara bermukim bersama keluarganya berserta 500 orang pengikutnya.

Keberadaan pusat-pusat penyebaran agama Islam pada zaman kekuasaan VOC merupakan hal yang sangat tidak disukai oleh tentara VOC Belanda. Sehingga pada tahun 1652-1653 M, tentara VOC yang sudah merasakan adanya aktivitas penyebaran agama Islam di Lengkong Kyai, kemudian VOC mendirikan benteng tandingan di sebelah timur Sungai Cisadane yang terletak di seberang wilayah kekuasaan Aria Wangsakara. VOC Belanda juga melakukan provokasi dan meneror warga Lengkong Kyai dengan melakukan tembakan meriam yang diarahkan ke Wilayah Lengkong Kyai.

Sikap VOC tersebut menimbulkan konflik pertempuran antara VOC Belanda dengan rakyat Tangerang yang dipimpin Raden Aria Wangsakara. Peristiwa ini dapat dikatakan menjadi landasan timbulnya jiwa patriotik pada rakyat Tangerang di bawah kepemimpinan Raden Aria Wangsakara. Melalui semangat, kegigihan, dan jiwa kepahlawanan yang bersifat kolektif yang dimiliki Raden Aria Wangsakara, warga Lengkong akhirnya berhasil mempertahankan wilayahnya dari serangan VOC melalui pertempuran yang sangat bergejolak selama kurang lebih tujuh bulan berturut-turut.

Raden Aria Wangsakara merupakan ulama sekaligus memiliki peran yang aktif dalam melawan kekuasaan VOC Belanda, semangat yang dimiliki Aria Wangsakara, kemudian diteruskan secara turun temurun oleh warga Lengkong Kyai. Tentara VOC terus berambisi dalam menguasai wilayah Tangerang dengan melakukan penyerang secara terus menerus. 

Serangan VOC ini mendapat perlawanan sengit dari Aria Wangsakara dan kedua saudaranya. Hingga pada akhirnya Raden Aria Wangsakara gugur dalam pertempuran di daerah Ciledug pada tahun 1720 M, beliau dimakamkan di Lengkong Kyai. Makam Aria Wangsakara juga dikelilingi makam-makam para ulama dan kyai yang juga berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di wilayah Tangerang. Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang telah memutuskan untuk menjadikan komplek makam Aria Wangsakara sebagai cagar budaya di Kabupaten Tangerang.

Makam Raden Aria Wangsakara/dokpri
Makam Raden Aria Wangsakara/dokpri

Kemudian pada rangkaian peringatan Hari Pahlawan ke-76. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo diagendakan akan memberikan gelar pahlawan nasional untuk keempat tokoh bangsa, yang salah satunya ialah Raden Aria Wangsakara. Gelar pahlawan ini akan diberikan pada momentum peringatan Hari Pahlawan, pada tanggal 10 November 2021. Dengan diberikannya gelar pahlawan nasional terhadap 4 tokoh bangsa ini, diharapkan sejarah dari perjuangan keempat tokoh tersebut selalu menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun