Mohon tunggu...
Syahrima
Syahrima Mohon Tunggu... -

https://syyahrima.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Seribu Burung Kertas

31 Juli 2015   17:12 Diperbarui: 12 Agustus 2015   05:16 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tak terasa genap sudah seribu kertas warna-warni yang telah ku bentuk menjadi seribu burung yang kelak akan mengepakan sayapnya dan berterbangan membawa berjuta mimpi dalam angan. Aku cukup terkesan dengan mereka yang tak pernah lelah mendampingi ku ketika jemari ini melekuk-lekukan kertas warna-warni itu, terutama kamu. 

Dengan sabar ku lekuk satu per satu kertas persegi itu, dengan sangat lembut ku jadikan secarik kertas itu menjadi seekor burung pelangi, bahkan jemari ini tak kuasa berhenti untuk sekedar beristirahat dalam lelahnya. Sayang, seribu burung kertas ini ku persembahkan untukmu. 

Malam makin larut saat mata ku semakin tersudut dalam lamun panjang bersama beberapa burung yang telah ku selesaikan, ku panjatkan doa sejenak di satu persatu burung yang ku simpan di sebuah kotak abu, bukan doa untukmu,maaf. Namun doa untuk kita. 

Denting gerimis mulai menemani malam ku, secangkir susu coklat pun menjadi saksi, kali ini bukan secangkir kopi yang biasa kau cicipi, maaf. Aku tak menyukai kopi seperti mu, aku juga bukan penikmat ampas kopi yang kau seruput diakhir kenikmatan sebuah kopi sepertimu. 

Seribu burung kertas ini kian lama kian bertambah, ku hitung satu per satu burung kertas yang ada di dalam kotak yang ku simpan rapi di lemari hijau ku. Oh sayang, ketahuilah didalam lekukan burung kertas ini tersimpan banyak doa kecil yang ku goreskan melalui tinta biru ku. 

Semoga seribu burung kertas ini mampu mewakili berbagai doa dan harapan yang ku gantungkan tinggi diangkasa untuk ayah dan ibu ku, untuk keluarga ku, untuk sahabatku, untuk hidupku, dan untuk hidupmu, juga hidup kita. 

Salam seribu angan, 

Aku yang mengagumi mu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun