Ekonomi wilayah adalah studi tentang pertumbuhan, perkembangan, dan distribusi ekonomi di suatu wilayah tertentu. Ini melibatkan analisis tentang bagaimana faktor-faktor seperti sumber daya alam, infrastruktur, tenaga kerja, dan kebijakan pemerintah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Ekonomi wilayah juga mempelajari interaksi antara wilayah-wilayah yang berbeda dan bagaimana pertumbuhan ekonomi di satu wilayah dapat mempengaruhi wilayah lainnya.
Suatu wilayah bisa mengalami kelambatan pertumbuhan ekonomi karena beberapa faktor, seperti ketidakseimbangan dalam distribusi sumber daya dan pertumbuhan ekonomi antar wilayah. Dalam analisis empiris yang dilakukan oleh Williamson, terlihat bahwa ketimpangan ini dapat berkurang seiring dengan pertumbuhan negara dan pematangan ekonomi.
Selain itu, kelambatan pertumbuhan ekonomi wilayah juga dapat disebabkan oleh underutilization, artinya pada situasi di mana sumber daya, seperti tenaga kerja, modal, atau infrastruktur, tidak sepenuhnya dimanfaatkan atau digunakan untuk potensi maksimum dalam ekonomi atau wilayah tertentu. Jika infrastruktur dan tenaga kerja relatif homogen di seluruh wilayah, maka underdevelopment yang berarti keadaan suatu wilayah atau negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi, sosial, dan teknologi yang lebih rendah dibandingkan dengan wilayah atau negara lainnya. Mungkin ini hanya merupakan kasus dari underutilization sementara sumber daya di wilayah tersebut.
Terdapat pula tujuan efisiensi tertentu yang dapat sejalan dengan tujuan keadilan. Misalnya, dengan memindahkan industri dari wilayah yang padat ke wilayah yang tertinggal, dapat mengurangi dampak negatif (externalities) dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.
Namun, terdapat juga kritik terhadap konsep konvergensi ekonomi regional. Beberapa kritik bersifat empiris, di mana terdapat ketimpangan ekonomi yang persisten antara negara maju dan negara berkembang, yang menunjukkan bahwa beberapa wilayah di dunia tidak mengikuti prediksi dari model pertumbuhan neoklasik.
Selain itu, terdapat juga teori strukturalis yang melihat pertumbuhan ekonomi wilayah sebagai proses penyesuaian struktural baik di dalam maupun di luar wilayah. Teori ini melihat pertumbuhan ekonomi sebagai evolusi yang tergantung pada jalur tertentu melalui berbagai tahap kematangan ekonomi.
Teori tahap/sector awal dalam tradisi strukturalis juga dapat digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi wilayah. Teori ini melihat perubahan ekonomi wilayah sebagai progres.
Asumsi-asumsi yang mungkin terjadi jika terjadi kelambatan pertumbuhan ekonomi wilayah antara lain:
1. Ketimpangan distribusi sumber daya
Jika terdapat ketimpangan dalam distribusi sumber daya antara wilayah yang berbeda, maka wilayah yang memiliki akses terbatas terhadap sumber daya tersebut mungkin mengalami kelambatan pertumbuhan ekonomi.
2. Kurangnya investasi dalam infrastruktur: Jika wilayah tidak menerima investasi yang cukup dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan fasilitas publik lainnya, maka hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut.
3. Kurangnya akses terhadap pendidikan dan kesehatan
 Jika penduduk di wilayah tersebut tidak memiliki akses yang memadai terhadap pendidikan berkualitas dan layanan kesehatan, maka hal ini dapat mempengaruhi kualitas penduduk dan produktivitas ekonomi wilayah.
4. Kurangnya kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah: Jika pemerintah tidak memberikan dukungan yang cukup dalam bentuk kebijakan yang mendorong investasi, pengembangan industri, dan pembangunan ekonomi wilayah, maka pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut dapat melambat.
Untuk mencegah terjadinya kelambatan pertumbuhan ekonomi wilayah, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
1. Meningkatkan investasi dalam infrastruktur
Pemerintah dapat meningkatkan investasi dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, bandara, dan fasilitas publik lainnya. Infrastruktur yang baik dapat meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas wilayah, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
2. Meningkatkan akses terhadap pendidikan dan kesehatan
Pemerintah dapat memperluas akses terhadap pendidikan berkualitas dan layanan kesehatan yang terjangkau. Pendidikan yang baik dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja dan inovasi, sementara layanan kesehatan yang memadai dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup penduduk.
3. Mendorong investasi dan pengembangan sektor ekonomiÂ
Pemerintah dapat mendorong investasi dan pengembangan sektor ekonomi yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi di wilayah tersebut. Ini dapat dilakukan melalui insentif fiskal, deregulasi, dan penyediaan fasilitas pendukung bagi sektor-sektor tersebut.
4. Meningkatkan akses ke pasar dan perdagangan
Pemerintah dapat memfasilitasi akses ke pasar domestik dan internasional bagi pelaku usaha di wilayah tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui pengurangan hambatan perdagangan, peningkatan konektivitas transportasi, dan pengembangan infrastruktur logistik.
5. Meningkatkan koordinasi antara sektor publik dan swasta
Pemerintah dapat meningkatkan koordinasi antara sektor publik dan swasta dalam merencanakan dan melaksanakan kebijakan pembangunan ekonomi wilayah. Kolaborasi yang baik dapat mempercepat implementasi proyek-proyek pembangunan dan memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H