1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan dengan sembilan responden, terdiri dari empat pengguna kereta cepat Whoosh dan empat pengguna kereta konvensional Argo Parahyangan, serta Kepala Humas Daerah Operasional 1 Jakarta. Penelitian ini disusun dengan fokus pada beberapa poin utama, yaitu efektivitas kinerja, tarif, dan pengalaman para pengguna.
a. Efektivitas Kinerja Kereta Cepat Whoosh dan Kereta Konvensional Argo Parahyangan
Efektivitas kinerja menjadi salah satu aspek penting bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan mobilitas tinggi antara kota-kota besar, seperti Jakarta dan Bandung. Berdasarkan narasumber I, yaitu Bayu Dwi Aprianto sebagai pengguna kereta cepat Whoosh menyatakan bahwa lokasi stasiun Halim Perdanakusuma sangat strategis berada di pusat kota dan fasilitas yang diberikan pun modern dibandingkan stasiun kereta konvensional. Hal terpenting adalah jadwal keberangkatan dan jadwal tiba di stasiun tujuan tepat waktu.
Pendapat serupa juga dipaparkan oleh narasumber II, yaitu Muhammad Raisya sebagai pengguna kereta cepat Whoosh menyatakan bahwa saat mendapatkan kelas jam 9 pagi di ITB Jatinangor dan jam 6 pagi ia masih berada di Depok. Untuk menghindari keterlambatan kelas, Ia memilih untuk menggunakan kereta cepat Whoosh. Efisiensi waktu kereta cepat Whoosh sangat membantu karena kereta konvensional biasa menghabiskan waktu antara 2-3 jam, tetapi dengan kereta cepat Whoosh hanya sekitar 45 menit. Kereta cepat Whoosh sangat tepat waktu, jika pada jadwal kereta berangkat pukul 08.45 WIB maka tepat di jam tersebut kereta akan berangkat.
Narasumber III yaitu Diva juga memiliki pendapat yang sama. Ia menuturkan "Walaupun rata-rata stasiun KCIC letaknya jauh dari pusat kota, tetapi waktu tempuh keretanya sendiri lebih cepat dibanding dengan kereta konvensional."
Narasumber IV, bernama Ana menambahkan perspektifnya, "Bandung kalau ditempuh jalur darat biasanya 2 jam sedangkan kalau dari halim (Whoosh) itu hanya 30 menitan, itu sangat meringkas waktu. Itu adalah salah satu solusi bagi orang yang butuh cepat, setelah yg saya lihat dari sosmed, whoosh ini sangat nyaman tidak seperti kereta pada umumnya."
Narasumber kami yang ke V, Bapak Anggoro menyatakan bahwa stasiun Halim Perdanakusuma lebih dekat dengan rumahnya. Jadi ketika ada pekerjaan di pagi hari, Ia bisa mengejar waktu menggunakan kereta cepat Whoosh dan sore hari Ia bisa pulang kembali ke Bogor. Jika menggunakan kereta konvensional, waktu untuk sampai ke Bandung tentunya lebih lama dan pekerjaannya sudah pasti tertinggal.Â
Narasumber VI, yaitu Jali yang berasal dari Cibinong. Ia menyatakan bahwa stasiun Halim Perdanakusuma lebih dekat dari rumahnya dibandingkan stasiun Gambir. Ketika ada pekerjaan di Bandung, tentu saja kereta cepat Whoosh sangat membantunya.
Narasumber VII, yaitu ibu Mona, Pendapatnya sedikit berbeda dengan beberapa narasumber sebelumnya, Ia berkata bahwa perjalanan menuju stasiun Gambir lebih mudah menurutnya. dan dari aksesibilitas kereta pendapat dia sama seperti beberapa pendapat dari narasumber sebelumnya, yaitu perjalanannya yang cepat bahkan Ia berkata "Ibarat makan satu bungkus Kuaci, Kuaci saya belum habis tapi sudah sampai tujuan".
Berdasarkan wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa kereta cepat Whoosh memiliki keunggulan signifikan dari segi waktu tempuh dan ketepatan jadwal yang membuatnya menjadi pilihan ideal bagi mereka yang membutuhkan kecepatan dalam mobilitas, terutama untuk jadwal pekerjaan atau kuliah yang ketat. Meskipun beberapa narasumber merasa akses menuju stasiun kereta cepat tidak selalu strategis, namun manfaat dari efisiensi waktu tetap dirasakan sangat membantu, bahkan dinilai lebih nyaman dibandingkan dengan kereta konvensional.
b. Perbedaan Tarif Kereta Cepat Whoosh dan Kereta Konvensional Argo Parahyangan
Tarif menjadi salah satu faktor penentu utama bagi masyarakat dalam memilih moda transportasi yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Perbedaan tarif menjadi salah satu acuan bagi para pengguna untuk memilih kereta cepat Whoosh atau kereta konvensional Argo Parahyangan. Berdasarkan narasumber I, yaitu Bayu Dwi Aprianto sebagai pengguna kereta cepat Whoosh menyatakan bahwa ia memilih kereta cepat Whoosh dibandingkan dengan kereta konvensional walaupun tarif yang ditawarkan lebih mahal karena keunggulan dari kereta cepat itu mempunyai waktu tempuh yang lebih cepat dibandingkan dengan kereta konvensional. Menurutnya, para mahasiswa dan pebisnis yang ada di Jakarta akan lebih memilih kereta cepat Whoosh jika mereka mengutamakan waktu. Efisiensi waktu sangatlah penting baginya karena banyak sekali pekerja di Jakarta yang memiliki bisnis di Bandung.