Mohon tunggu...
Syahril Haruddin
Syahril Haruddin Mohon Tunggu... -

Ikhlas adalah jiwa sejatinya setiap Insan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semaraknya Pesta Adat Lapandewa Rongi

8 Maret 2015   10:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:59 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Pesona Desa Rongi Buton Selatan Sulawesi Tenggara)

Musim hujan tak hanya mendaangkan basah, namun juga memberi kabar bagi masyarakat adat Rongi untuk segera menyambut pesta kampung (Matogalampa) yang telah di nanti-nantikan. Diwaktu ini masyarakat akan segera bercocok tanam, dan biasanya jagung menjadi tanaman pilihannya. Berawal dari sinilah proses pesta adat ini akan segera dilaksanakan, karena setelah itu perangkat adat/sara juga aka melakukan rapat-rapat pertemuan setiap minggunya (Batanda) untuk memperhitungkan hari baik menurut bulan. Pertemuan itu dilaksanakan selama empat kali, dan pesta kampung akan di putuskan pada pertemuan yang terkahir.

Rongi merupakan bagian dari salah satu rumpun asli Lapandewa sama seperti tiga desa lainnya yaitu Sempa-Sempa, Kaindea, dan Kaongke-ongkea. Dahulunya desa-desa ini berada pada satu markas besar/kampung yang disebut dengan Lapandewa yang bertugas sebagai sala satu pasukan pertahanan Kesultanan Buton dimasa silam (Matana Sorumba). Secara geografis desa ini berada di ketinggian dan di sekelilingnya terdapat bukit mungil yang indah, dan tentunya dapat memanjakan siapa pun yang menginjakan kakinya di desa ini. Meskipun Bentengnya agak sedikit rapuh namun masih terlihat megah melindungi perkampungan disekitarnya. Ada banyak kisah dan peninggalan sejarah yang terisisa didesa kecil ini, diantaranya seperti meriam naga Lapandewa Rongi, yang kembarannya dimiliki oleh Kesultanan Buton.



14257857281864473386
14257857281864473386
(Meriam Naga Lapandewa Rongi)

Secara administratif, Rongi tercatat dengan sebutan Desa Sandang Pangan yang berada di wilayah Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Untuk yang pertama kalinya, perayaan pesta kampung ini dilaksanakan di daerah otonom baru yang belum lama telah dimekarkan dari Kabupaten Buton sebagai wilayah induknya. Dapat dibilang, perayaaan pesta kampung menjadi perayaan yang terbesar di desa ini jika dibandingkan dengan perayaan hari raya lainnya. Pesta adat ini disambut meriah oleh seluruh masyarakat Rongi, termasuk mereka yang berada didaerah perantauan untuk datang kembali merajut tali persaudaraan yang penuh dengan nuansa kekeluargaan dan norma-norma adat dan istiadat.

Prosesi perayaan pesta adat di buka dengan memotong kambing sebagai kurban atas rasa syukur terhadap rezky yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Berbagai ritual dilakukan selama kurang lebih empat hari lamanya. Puncak dari perayaan ini di kenal dengan sebutan sampua galampa yaitu ditandai dengan makan bersama oleh seluruh perangkat adat di balai pertemuan (Baruga). Setelah itu seseorang yang telah di tugaskan (Pande Batata) memanjatkan do’a kepada yang mahakuasa untuk mendoakan para leluhur yang telah mendahului mereka. Selesai do’a dipanjatkan, gendang dibunyikan dengan nada yang membangkitkan jiwa mengiringi para perangkat adat untuk turun dari tempat pertemuan tersebut. Masyarakatkan pun akan dihibur oleh tarian adat dengan menggunakan pisau oleh para orang tua kampung yang megenakan jubah lengkap sebagai sala satu dari pakaian adat Buton. Badan mereka yang sudah keriput seolah kencang kembali ketika mereka tampil  penuh semangat memainkan pisaunya. di laksanakan setelah selesai sholat Ashar hingga menjelang azan magrib berkumandang.

14257858701466723551
14257858701466723551
(Sampua Galampa: Puncak Pesta Adat Rongi)

Setelah sholat Isya dikerjakan, acara kembali dilanjutkan dengan tarian melayu atau masyarakat setempat menamakannya dengan badenda yang akan di iringi oleh alat tradisional sederhana. Gerak badan mereka yang gemulai dan hentakan kaki yang lembut memancarkan wajah kegembiraan atas berkah yang selama ini di dapatkan. Tidak sedikit diantara wajah tua mereka, terlihat termenung sambil mengenang masa mudanya dahulu. Tidah hanya dikalangan tua, generasi muda juga di wajibkan untuk mengikuti acara ini sebagai bentuk menjaga kelestarian budaya. Antusias dari kalangan muda mudi pun terlihat dengan busana yang diwajibkan yakni mengenakan sarung dan selendang bagi perempuan dan peci untuk kaum adam. Acara ini biasa juga dijadikan sebagai ajang pencarian jodoh oleh kaum muda. Kita pun yang menyaksikan  terasa seolah berada di masa-masa lampau ketika budaya masih sangat di junjung tinggi.

Di hari berikutnya saat sore hari menjelang, iringan gendang di bunyikan oleh generasi mudah dengan mengelilingi kampung sebagai nada paggilan untuk masyarakat bahwa acara akan segera dilanjutkan. Proses ini disebut dengan Liliya, yang juga tidak berbeda dengan acara sebelumnya yakni tarian dengan menggunakan pisau. Bedanya pada kali ini para orang tua tidak lagi menggunakan jubah sebagai sala satu pakean adat Buton. Selain itu jika sebelumnya tarian ini hanya diperuntukan bagi orang tua kampung saja, kali ini dapat di ikuti oleh para pemudah. Siapapun dia yang terlihat oleh pandangan, laki-laki itu nampak gagah terlihat dengan pakaian rapi lengkap menggunakan peci dikepala serta terselip sebuah pisau di samping pinggangnya. Barang siapa yang ikut mangaru ini (tarian pisau) tidak menggunakan peci dan masuk lebih dari satu pasangan maka akan di kenakan denda yang diharuskan membayar sebungkus rokok kepada perangkat adat/sara. Sayangnya, saya menjadi salah satu diantaranya yang terkena denda tersebut karena telah melanggar aturan main yang sudah di putuskan. Sorak dan teriakan para penonton yang menyaksikan menambah semaraknya pesta adat ini.



1425785950398365061
1425785950398365061
(Aksi Pemuda Rongi Menarikan pisau)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun