Suatu hari, ketika aku sedang menunggu pelanggan di kedai kopi, seorang pria tak kukenal datang. Penampilannya mencurigakan, dengan jaket tebal dan topi rendah. Ia mendekatiku, menyerahkan sebuah amplop cokelat tanpa berkata apa-apa. Â
Ketika kubuka amplop itu, aku tertegun. Di dalamnya ada setumpuk uang lima puluh ribuan, semuanya asli, dengan catatan kecil:Â Â
"Untuk membantu kedaimu, Sarpin. Dari teman lama yang tak sempurna."
Pria itu sudah pergi sebelum aku sempat bertanya. Aku berdiri di depan kedai, mencari sosoknya. Di kejauhan, aku melihat seseorang berdiri di sudut jalan, mengenakan topi lusuh dan kemeja pudar. Rustam. Ia hanya berdiri di sana, menatapku dari jauh. Â
Kali ini, senyumnya berbeda. Tak lagi seperti hujan deras yang datang tiba-tiba, tapi seperti gerimis lembut yang menyegarkan tanpa meninggalkan banjir.
Bio data penulis :
Guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan di SMK Negeri 1 Kelapa Kampit - Belitung Timur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H