Pantai Sengaran yang termasuk ke dalam wilayah kecamatan Kelapa Kampit telah lama menjadi saksi bisu kekayaan alam yang belum sepenuhnya tergali.Â
Namun, berkat upaya pengabdian masyarakat yang dilakukan baru-baru ini, potensi tersembunyi pantai ini mulai terungkap dan memberikan harapan baru bagi pengembangan geowisata yang berkelanjutan.
Studi lapangan yang dilakukan oleh anggota GPG (Generasi Peduli Geopark) bersama tokoh masyarakat setempat, Pak Yansir, telah menghasilkan temuan-temuan yang mengejutkan dan menjanjikan.Â
Temuan ini tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang nilai ekologis dan geologis kawasan tersebut, tetapi juga membuka peluang baru bagi pengembangan ekonomi lokal.
Salah satu temuan yang paling menarik adalah keberadaan tumbuhan tuyuk, tanaman lokal yang mirip dengan porang. Tumbuhan ini memiliki potensi ekonomi yang signifikan karena dapat diolah menjadi tepung.Â
Di tengah tren global yang mengarah pada diversifikasi sumber pangan dan pengembangan bahan pangan alternatif, tuyuk dapat menjadi komoditas unggulan yang khas dari Pantai Sengaran. Pengembangan produk olahan tuyuk tidak hanya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat tetapi juga memperkuat ketahanan pangan lokal.
Transformasi fungsi hutan bakau di kawasan ini juga patut mendapat perhatian khusus. Apa yang semula hanya dipandang sebagai pelindung pantai dari abrasi, kini telah berkembang menjadi ekosistem yang kaya dan kompleks.Â
Hutan bakau ini telah menjadi rumah bagi berbagai spesies burung, lebah madu, dan beragam fauna lainnya. Kehadiran lebah madu di kawasan ini membuka peluang untuk pengembangan produk madu hutan yang bernilai tinggi, sementara keberagaman burung dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengamat burung dan peneliti.
Penemuan fosil karang kolosen yang diperkirakan berusia sekitar 10.000 tahun memberikan dimensi baru pada nilai ilmiah kawasan ini. Temuan ini tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang sejarah geologi pantai Sengaran, tetapi juga dapat menjadi objek penelitian yang menarik bagi para ilmuwan dan menjadi daya tarik edukasi bagi pengunjung. Keberadaan fosil ini menjadikan Pantai Sengaran sebagai laboratorium alam yang dapat memberikan pembelajaran tentang perubahan iklim dan evolusi ekosistem pesisir.
Dengan potensi yang sedemikian besar, sudah saatnya Pantai Sengaran mendapat perhatian lebih dari berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kawasan ini sebagai destinasi geowisata harus dilakukan dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain:
Pertama, diperlukan perencanaan tata ruang yang matang untuk memastikan keseimbangan antara zona konservasi dan zona wisata. Kedua, pemberdayaan masyarakat lokal harus menjadi prioritas utama, termasuk pelatihan dalam pengolahan tuyuk, pengelolaan hasil hutan bakau, dan pemandu wisata. Ketiga, pengembangan infrastruktur pendukung wisata yang ramah lingkungan perlu dirancang dengan cermat untuk meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem.
Keberhasilan pengembangan Pantai Sengaran sebagai destinasi geowisata tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan pengembangan ilmu pengetahuan.Â
Model pengembangan yang tepat dapat menjadikan Pantai Sengaran sebagai contoh sukses pengelolaan kawasan pesisir yang mengintegrasikan kepentingan ekonomi, ekologi, dan edukasi.
Dengan dukungan dari berbagai pihak dan pengelolaan yang tepat, Pantai Sengaran berpotensi menjadi destinasi geowisata unggulan yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga pengalaman edukatif dan nilai konservasi yang tinggi.Â
Peningkatan status Pantai Sengaran dari sekadar kawasan pesisir menjadi destinasi geowisata dapat menjadi model pengembangan wisata berkelanjutan yang patut dicontoh oleh daerah lain di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H