Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Menyerah: Kekuatan Transformatif Ketekunan dalam Pendidikan

30 September 2024   13:08 Diperbarui: 30 September 2024   13:14 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam mengarungi lanskap pendidikan yang kompleks, banyak rintangan yang tak terelakkan bagi para guru. Di antara semua itu, mungkin yang paling menantang adalah menghadapi siswa-siswa yang sulit—mereka yang tidak terkendali, tidak patuh, dan menolak bimbingan. Sangat mudah untuk merasa frustrasi, ingin menyerah, dan menganggap siswa-siswa tersebut sebagai "kasus yang tak tertolong". 

Namun, justru pada saat itulah kita harus menggali lebih dalam dan mengingatkan diri kita akan panggilan sejati kita. Peran kita bukan sekadar mentransfer pengetahuan, tetapi membentuk karakter, menumbuhkan potensi, dan membimbing pikiran muda menuju versi terbaik dari diri mereka. Artikel ini mengeksplorasi mengapa kita tidak boleh menyerah pada siswa kita, tidak peduli seberapa menantang mereka.

Memahami Hakikat Pembelajaran

Pertama-tama, kita harus menyadari bahwa siswa kita memang adalah siswa—mereka adalah pembelajar, bukan produk jadi. Esensi menjadi siswa menyiratkan keadaan yang belum lengkap, sebuah perjalanan menuju pertumbuhan dan perkembangan. Ketika kita menghadapi siswa yang berperilaku buruk atau kesulitan dengan disiplin, kita tidak menyaksikan kegagalan; kita sedang mengamati bagian penting dari proses pembelajaran.

Renungkan sejenak hakikat pembelajaran itu sendiri. Ini bukan jalan lurus dari ketidaktahuan menuju pengetahuan, dari perilaku buruk menuju perilaku sempurna. Sebaliknya, ini adalah jalan berliku yang penuh dengan uji coba dan kesalahan, kemunduran dan terobosan. Setiap "kesalahan" yang dibuat siswa adalah kesempatan untuk berkembang, kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri. Dengan mengubah perspektif kita seperti ini, kita dapat menyikapi perilaku menantang bukan sebagai masalah yang harus dihilangkan, tetapi sebagai momen pengajaran yang harus diterima.

Pencarian Identitas dan Nilai-nilai

Masa remaja dan dewasa muda adalah periode penemuan diri yang intens. Siswa kita berada di tengah-tengah perjalanan yang kompleks dan sering membingungkan untuk menemukan tempat mereka di dunia. Mereka bereksperimen dengan identitas yang berbeda, menguji batas-batas, dan berusaha memahami nilai-nilai yang akan membimbing mereka melalui kehidupan. Proses ini jarang berjalan mulus atau lugas.

Ketika seorang siswa bertindak berlebihan atau memberontak terhadap otoritas, itu sering kali merupakan manifestasi dari pergulatan internal ini. Mereka tidak hanya melanggar aturan demi melanggar; mereka berusaha menegaskan individualitas mereka, untuk mengetahui siapa mereka dan apa yang mereka perjuangkan. Sebagai pendidik, kita memiliki kesempatan unik untuk membimbing mereka melalui proses ini. Dengan merespons dengan kesabaran dan pengertian daripada frustrasi dan hukuman, kita dapat membantu mereka menavigasi fase perkembangan yang sangat penting ini.

Kekuatan Ketekunan

Godaan untuk menyerah pada siswa yang sulit dapat dimengerti. Sangat menguras emosi untuk mencurahkan energi Anda pada seseorang yang tampaknya menolak perubahan. Namun, ketekunan dalam situasi seperti ini dapat menghasilkan hasil yang luar biasa. Banyak kisah sukses terbesar dalam sejarah berasal dari individu yang pernah dianggap sebagai "siswa bermasalah".

Ingatlah Albert Einstein, yang dianggap "lambat" dan "secara akademis tidak normal" oleh guru-guru awalnya. Atau Thomas Edison, yang diberitahu bahwa dia "terlalu bodoh untuk belajar apa pun". Contoh-contoh ini mengingatkan kita bahwa potensi sering kali terpendam, menunggu mentor atau momen yang tepat untuk berkembang. Dengan menyerah pada seorang siswa, kita berisiko memadamkan percikan api yang suatu hari nanti bisa menerangi dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun