4. Kompleksitas isu lingkungan: Masalah lingkungan seringkali rumit dan multidimensi, yang bisa membuat siswa merasa kewalahan. Pendekatan bertahap dan kontekstualisasi isu global ke dalam konteks lokal dapat membantu siswa memahami masalah dengan lebih baik.
5. Ketidakselarasan antara pembelajaran dan praktik: Terkadang ada kesenjangan antara apa yang diajarkan di kelas dengan praktik sehari-hari di sekolah atau masyarakat. Penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang konsisten dengan nilai-nilai lingkungan yang diajarkan.
Peran Berbagai Pihak dalam Mendukung Pendidikan Lingkungan
Pendidikan lingkungan bukan hanya tanggung jawab sekolah semata. Diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung:
1. Pemerintah: Menyusun kebijakan dan kurikulum yang mendukung integrasi pendidikan lingkungan, serta menyediakan sumber daya dan pelatihan bagi guru.
2. Sekolah: Mengimplementasikan program pendidikan lingkungan yang holistik dan melibatkan seluruh komunitas sekolah dalam praktik-praktik ramah lingkungan.
3. Orang tua: Mendukung dan memperkuat nilai-nilai lingkungan yang diajarkan di sekolah melalui praktik-praktik ramah lingkungan di rumah.
4. Komunitas lokal: Menyediakan ruang dan kesempatan bagi siswa untuk terlibat dalam proyek-proyek lingkungan di tingkat komunitas.
5. Sektor swasta: Mendukung inisiatif pendidikan lingkungan melalui pendanaan, keahlian, atau program magang yang relevan.
6. Media: Menyebarluaskan informasi dan kisah sukses tentang pendidikan lingkungan untuk meningkatkan kesadaran publik.
Kesimpulan: Investasi untuk Masa Depan