Di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, pendidikan karakter menjadi semakin krusial bagi generasi muda Indonesia. Salah satu wadah pembentukan karakter yang telah teruji waktu adalah Gerakan Pramuka. Baru-baru ini, Gudep 141 - 142 Pangkalan SMK Negeri 1 Kelapa Kampit melaksanakan upacara pelantikan tamu ke calon penegak dalam kegiatan perkemahan Jumat Sabtu. Momen ini menjadi refleksi penting tentang relevansi dan urgensi Pramuka di era digital.
Pelantikan yang dihadiri oleh ketua dan pengurus Kwartir Ranting Kelapa Kampit ini dikhususkan untuk siswa baru kelas 10 SMK Negeri 1 Kelapa Kampit. Kegiatan ini tidak lepas dari peran penting para pelatih Pramuka, Kak Anjas dan Kak Ratu, yang telah membimbing para calon penegak dengan penuh dedikasi. Kehadiran Kak Sarman, selaku Ketua Kwartir Ranting (Kwaran) Kelapa Kampit, semakin menegaskan pentingnya acara ini dalam hierarki kepramukaan di daerah tersebut.
Sebagaimana kita ketahui, ekstrakurikuler Pramuka adalah kegiatan wajib bagi siswa kelas 10. Kebijakan ini bukan tanpa alasan. Di balik seragam cokelat dan berbagai atribut yang melekat, tersimpan filosofi mendalam tentang pembentukan karakter dan kecakapan hidup yang esensial bagi remaja di ambang kedewasaan.
Pramuka, singkatan dari Praja Muda Karana, memiliki arti "Rakyat Muda yang Suka Berkarya". Filosofi ini menekankan pentingnya produktivitas dan kreativitas di kalangan generasi muda. Dalam konteks SMK Negeri 1 Kelapa Kampit, pelantikan calon penegak ini menjadi momen penting dalam membentuk fondasi karakter siswa yang baru memasuki jenjang pendidikan menengah kejuruan.
Kegiatan Pramuka sering kali dipandang sebelah mata di era digital. Banyak yang menganggapnya kuno atau tidak relevan dengan tuntutan zaman. Namun, justru di sinilah letak kebijaksanaan dari para pendidik dan pemangku kebijakan, termasuk Kak Anjas dan Kak Ratu sebagai pelatih Pramuka. Mereka melihat Pramuka bukan sebagai antitesis modernitas, melainkan sebagai penyeimbang yang diperlukan di tengah gempuran teknologi dan informasi.
Dalam Pramuka, siswa belajar tentang kedisiplinan, kerja sama, kepemimpinan, dan kecintaan pada alam serta tanah air. Nilai-nilai ini mungkin terdengar klasik, tetapi justru semakin relevan di era di mana interaksi sosial semakin tereduksi oleh gawai dan media sosial. Kegiatan seperti perkemahan Jumat Sabtu yang dilaksanakan oleh Gudep 141 - 142 memberikan pengalaman langsung yang tidak bisa digantikan oleh simulasi digital atau realitas virtual.
Pelantikan calon penegak bukan sekadar seremonial. Ini adalah momen inisiasi di mana para siswa mulai diperkenalkan dengan tanggung jawab yang lebih besar. Sebagai penegak, mereka diharapkan tidak hanya menjadi pengikut, tetapi juga pemimpin yang mampu memberikan contoh dan inspirasi bagi adik-adik kelasnya kelak. Proses ini penting dalam membentuk rasa percaya diri dan kesadaran akan peran mereka dalam masyarakat.
Kehadiran Kak Sarman sebagai Ketua Kwaran dan pengurus lainnya dalam acara pelantikan ini memiliki makna mendalam. Ini menunjukkan bahwa Pramuka bukan hanya urusan sekolah, tetapi juga melibatkan komunitas yang lebih luas. Dukungan dari tokoh-tokoh Pramuka di tingkat ranting ini memberikan legitimasi dan motivasi tambahan bagi para calon penegak yang baru dilantik.
Yang lebih penting lagi, setelah pelantikan, ada sesi pembinaan langsung dari Kak Sarman dan pengurus Kwaran. Ini adalah kesempatan emas bagi para calon penegak untuk mendapatkan wawasan dan inspirasi langsung dari para senior mereka di dunia kepramukaan. Pembinaan semacam ini tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga menanamkan semangat dan nilai-nilai Pramuka yang lebih dalam.
Namun, di balik momen yang membanggakan ini, kita juga perlu introspeksi. Apakah kegiatan Pramuka di sekolah-sekolah kita sudah benar-benar membentuk karakter seperti yang diharapkan? Atau jangan-jangan hanya menjadi rutinitas tanpa makna? Ini adalah tantangan bagi para pembina Pramuka, termasuk Kak Anjas dan Kak Ratu, untuk terus berinovasi dan menjadikan kegiatan Pramuka relevan dengan kebutuhan zaman.
Di era di mana informasi begitu mudah diakses, Pramuka harus mampu menjadi wadah yang mengajarkan siswa untuk memilah informasi, berpikir kritis, dan bertindak bijaksana. Kegiatan seperti morse dan semaphore mungkin terdengar usang, tetapi prinsip di baliknya tentang komunikasi efektif tetap relevan. Tantangannya adalah bagaimana mengemas kegiatan-kegiatan ini agar tetap menarik bagi generasi Z dan Alpha.
SMK Negeri 1 Kelapa Kampit, sebagai sekolah kejuruan, memiliki tanggung jawab ganda. Selain mempersiapkan siswa dengan keterampilan teknis untuk dunia kerja, sekolah ini juga harus memastikan bahwa lulusannya memiliki karakter yang kuat. Pramuka, dalam hal ini, menjadi jembatan ideal antara kecakapan teknis dan kecakapan hidup. Kegiatan seperti pioneering, misalnya, tidak hanya mengajarkan tentang tali-temali, tetapi juga tentang perencanaan, kerja sama tim, dan pemecahan masalah -- keterampilan yang sangat dibutuhkan di dunia kerja modern.
Pelantikan calon penegak juga menjadi momen refleksi tentang kesetaraan gender dalam Pramuka. Kehadiran Kak Ratu sebagai salah satu pelatih Pramuka menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam Pramuka terbuka bagi semua gender. Ini menjadi contoh nyata bagi para calon penegak bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan memimpin.
Tantangan lain yang dihadapi Pramuka di era digital adalah bagaimana memanfaatkan teknologi tanpa kehilangan esensi kegiatannya. Misalnya, penggunaan aplikasi untuk navigasi tidak harus menggantikan kemampuan membaca peta dan kompas secara tradisional. Sebaliknya, kedua keterampilan ini bisa saling melengkapi. Pramuka modern harus mampu mengajarkan siswa untuk memanfaatkan teknologi secara bijak sambil tetap mempertahankan keterampilan dasar yang penting.
Kegiatan perkemahan Jumat Sabtu yang menjadi wadah pelantikan ini juga perlu diapresiasi. Di tengah jadwal akademik yang padat, sekolah masih memberikan ruang untuk kegiatan di alam terbuka. Ini penting tidak hanya untuk pembentukan karakter, tetapi juga untuk kesehatan mental siswa. Interaksi dengan alam dan sesama tanpa gangguan gawai bisa menjadi penyeimbang yang baik dari rutinitas sekolah yang sering kali intens dan menekan.
Namun, perlu diingat bahwa Pramuka bukan hanya tentang kegiatan di luar ruangan. Nilai-nilai Pramuka seperti gotong royong, peduli lingkungan, dan cinta tanah air harus bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tantangan bagi Kak Anjas, Kak Ratu, dan para pembina lainnya adalah bagaimana memastikan bahwa semangat Pramuka tidak hanya hidup saat kegiatan berlangsung, tetapi juga terbawa dalam perilaku siswa sehari-hari.
Ke depan, Gudep 141 - 142 Pangkalan SMK Negeri 1 Kelapa Kampit dan Pramuka secara umum harus terus berinovasi. Mungkin sudah waktunya untuk mengintegrasikan lebih banyak elemen teknologi dan kewirausahaan dalam kegiatan Pramuka, tanpa kehilangan nilai-nilai intinya. Bagaimana jika kegiatan fundraising Pramuka tidak hanya menjual kue atau mencuci mobil, tetapi juga melibatkan pembuatan konten digital atau pengembangan aplikasi sederhana?
Pada akhirnya, pelantikan calon penegak di SMK Negeri 1 Kelapa Kampit ini adalah mikrokosmos dari tantangan dan peluang yang dihadapi Pramuka di seluruh Indonesia. Ini adalah momen untuk merayakan tradisi, sekaligus memikirkan kembali relevansi dan arah Pramuka di masa depan. Dengan pendekatan yang tepat dari para pemimpin seperti Kak Sarman, Kak Anjas, dan Kak Ratu, Pramuka bisa tetap menjadi salah satu pilar penting dalam pembentukan karakter generasi muda Indonesia, bahkan di era digital sekalipun.
Semoga para calon penegak yang baru dilantik ini tidak hanya mengenakan seragam Pramuka dengan bangga, tetapi juga menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pramuka dalam kehidupan mereka. Karena pada akhirnya, esensi Pramuka bukan pada atribut yang dikenakan, melainkan pada karakter yang terbentuk dan aksi nyata yang dilakukan untuk masyarakat, bangsa, dan negara. Dengan bimbingan dari para pelatih yang berdedikasi dan dukungan dari Kwartir Ranting, para penegak baru ini diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang positif di lingkungan mereka masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H