Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PPK Narasumber P5 Suara Demokrasi di SMK Negeri 1 Kelapa Kampit

12 September 2024   00:01 Diperbarui: 12 September 2024   00:12 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari Rabu, 11 September 2024, sebuah kegiatan penting berlangsung di ruang pertemuan SMK Negeri 1 Kelapa Kampit. Tiga orang pengurus Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kelapa Kampit hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema "Suara Demokrasi". Mereka adalah Sara, S.Sos dari Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM, Ronaldy Alfiki, ST dari Divisi Hukum dan Pengawasan, serta Iswandi, S.AP selaku Sekretaris PPK. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen lembaga penyelenggara pemilu dalam mendukung pendidikan demokrasi di tingkat sekolah.

Kegiatan P5 yang dimotori oleh wakil kepala urusan kurikulum Budiman Firdaus, S.Pd dan koordinator P5 Neti Handayani, S.Sos ini merupakan langkah positif dalam memperkenalkan dan memperkuat pemahaman siswa tentang demokrasi. Acara ini tidak hanya memberikan wawasan teoretis, tetapi juga mengaitkannya dengan praktik nyata dalam konteks sekolah, khususnya melalui pemilihan ketua OSIS yang akan dilaksanakan.

Pemahaman tentang demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang memberikan hak sama kepada rakyat dalam berpendapat, berkumpul, dan memberikan suara adalah fondasi penting bagi generasi muda. Definisi klasik Abraham Lincoln tentang demokrasi sebagai "pemerintahan rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat" menekankan pentingnya partisipasi aktif warga negara dalam proses demokrasi. Dalam konteks sekolah, pemilihan ketua OSIS menjadi arena pembelajaran yang ideal untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi ini.

SARA, S.Sos, dengan keahliannya di bidang sosialisasi dan pendidikan pemilih, menekankan pentingnya partisipasi aktif siswa dalam proses demokrasi. Sementara itu, RONALDY ALFIKI, ST, dengan latar belakang hukum dan pengawasan, memberikan wawasan tentang aspek legal dan etika dalam proses demokrasi. ISWANDI, S.AP, sebagai Sekretaris PPK, berbagi pengalaman praktis tentang penyelenggaraan pemilihan yang adil dan transparan.

Proses pemilihan ketua OSIS yang mirip dengan pemilihan umum nasional memberikan siswa pengalaman berharga. Mulai dari pembentukan panitia, penyusunan aturan, hingga tahapan pemilihan yang meliputi penentuan calon, kampanye, pemungutan suara, dan penghitungan hasil, semuanya merupakan miniatur dari proses demokrasi yang lebih besar. Ini adalah kesempatan emas bagi siswa untuk belajar tentang tanggung jawab sebagai pemilih, pentingnya partisipasi aktif, dan dampak dari keputusan kolektif.

Dokumen Bu Neti Handayani 
Dokumen Bu Neti Handayani 

Namun, penting untuk dicatat bahwa pembelajaran demokrasi di sekolah bukan hanya tentang prosedur pemilihan. Ini juga tentang menanamkan nilai-nilai demokrasi seperti toleransi, menghargai perbedaan pendapat, dan kemampuan untuk berkompromi. Siswa perlu memahami bahwa demokrasi bukan hanya tentang menang atau kalah dalam pemilihan, tetapi juga tentang bagaimana kita hidup bersama dalam keberagaman.

Aspek penting lainnya adalah pemahaman tentang etika dalam demokrasi. Pengenalan sanksi untuk pelanggaran dalam pemilihan, termasuk larangan money politics, adalah pelajaran berharga. Ini mengajarkan siswa tentang integritas dalam proses demokrasi dan konsekuensi dari tindakan yang tidak etis. Pemahaman ini sangat penting untuk membentuk warga negara yang bertanggung jawab di masa depan.

Peran pengurus PPK Kelapa Kampit sebagai narasumber dalam kegiatan ini patut diapresiasi. Kehadiran SARA, RONALDY ALFIKI, dan ISWANDI menunjukkan kolaborasi positif antara lembaga pendidikan dan lembaga penyelenggara pemilu, yang penting untuk membangun pemahaman komprehensif tentang demokrasi. Keterlibatan praktisi pemilu dalam pendidikan demokrasi di sekolah dapat memberikan wawasan praktis yang berharga bagi siswa.

Namun, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran demokrasi di sekolah:

1. Inklusivitas: Penting untuk memastikan bahwa semua siswa, termasuk mereka dengan kebutuhan khusus, dapat berpartisipasi penuh dalam proses demokrasi di sekolah.

2. Literasi Media: Dalam era digital, pemahaman tentang peran media dalam demokrasi sangat penting.

3. Resolusi Konflik: Pembelajaran tentang cara mengelola perbedaan pendapat dan menyelesaikan konflik secara damai adalah komponen penting dari pendidikan demokrasi.

4. Partisipasi Berkelanjutan: Penting untuk menekankan bahwa partisipasi dalam demokrasi tidak berhenti pada hari pemilihan.

5. Etika dan Integritas: Penekanan pada pentingnya kejujuran dan integritas dalam proses demokrasi harus menjadi fokus utama.

Dokumen Bu Neti Handayani 
Dokumen Bu Neti Handayani 

Pembelajaran demokrasi di sekolah juga harus mencakup diskusi tentang tantangan dan keterbatasan demokrasi. Siswa perlu memahami bahwa demokrasi bukanlah sistem yang sempurna, tetapi merupakan proses yang terus berkembang dan membutuhkan partisipasi aktif warga negara untuk perbaikan berkelanjutan.

Dalam konteks Indonesia, pemahaman tentang Pancasila sebagai dasar negara dan bagaimana ia berhubungan dengan prinsip-prinsip demokrasi juga penting untuk diintegrasikan dalam pembelajaran. Ini akan membantu siswa memahami keunikan demokrasi Indonesia dalam konteks global.

Kesimpulannya, kegiatan P5 di SMK Negeri 1 Kelapa Kampit, dengan kontribusi berharga dari anggota PPK SARA, RONALDY ALFIKI, dan ISWANDI, serta pemilihan ketua OSIS yang akan datang merupakan langkah positif dalam pendidikan demokrasi. Ini bukan hanya tentang memilih pemimpin sekolah, tetapi juga tentang membangun fondasi untuk partisipasi demokratis yang lebih luas di masa depan. Dengan pendekatan yang komprehensif dan inklusif, pembelajaran demokrasi di sekolah dapat menjadi katalis untuk membentuk generasi yang tidak hanya memahami prinsip-prinsip demokrasi, tetapi juga berkomitmen untuk menjaganya dan mengembangkannya.

Tantangan bagi pendidik, pemangku kepentingan, dan lembaga seperti PPK adalah untuk terus mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif dan relevan, yang dapat menghubungkan teori demokrasi dengan realitas kehidupan siswa. Dengan demikian, sekolah tidak hanya menjadi tempat untuk belajar tentang demokrasi, tetapi juga menjadi laboratorium hidup di mana nilai-nilai demokrasi dipraktikkan dan diinternalisasi.

Akhirnya, penting untuk diingat bahwa pendidikan demokrasi adalah proses jangka panjang. Kegiatan seperti yang dilakukan di SMK Negeri 1 Kelapa Kampit, dengan dukungan dari PPK Kelapa Kampit, adalah langkah penting, tetapi harus diikuti dengan upaya berkelanjutan untuk memastikan bahwa pemahaman dan praktik demokrasi menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari siswa. Dengan pendekatan yang holistik dan konsisten, kita dapat berharap untuk membentuk generasi masa depan yang tidak hanya memahami nilai-nilai demokrasi, tetapi juga siap untuk menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung jawab dalam masyarakat demokratis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun