Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merenungkan Kembali Makna Kemerdekaan di HUT ke-79 RI

17 Agustus 2024   13:47 Diperbarui: 17 Agustus 2024   13:47 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 17 Agustus 2024 menandai peringatan 79 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Hampir delapan dekade telah berlalu sejak Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan oleh Soekarno dan Hatta pada tahun 1945. Momen bersejarah ini selalu menjadi waktu yang tepat bagi seluruh rakyat Indonesia untuk merenungkan kembali makna kemerdekaan dan relevansinya di era modern.

Kemerdekaan Indonesia bukanlah sesuatu yang datang dengan mudah. Diperlukan perjuangan panjang dan pengorbanan besar dari para pahlawan untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari cengkeraman kolonialisme. Darah, keringat, dan air mata telah ditumpahkan demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus memiliki tanggung jawab besar untuk memaknai dan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun.

Namun, di tengah hiruk pikuk perayaan kemerdekaan dengan berbagai upacara dan lomba, seringkali kita lupa untuk merenungkan lebih dalam apa sesungguhnya makna kemerdekaan itu sendiri. Apakah kemerdekaan hanya berarti bebas dari penjajahan asing? Atau ada makna yang lebih luas yang perlu kita pahami dan implementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?

Jika kita melihat kembali Pembukaan UUD 1945, tujuan kemerdekaan Indonesia adalah untuk "melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial." Ini menunjukkan bahwa kemerdekaan bukan hanya tentang kebebasan dari penjajahan, tetapi juga tentang membangun bangsa yang sejahtera, cerdas, dan berperan aktif dalam perdamaian dunia.

Dokumen Pak Erwe 
Dokumen Pak Erwe 
Di usia ke-79 ini, sudah sepatutnya kita melakukan refleksi mendalam. Sejauh mana cita-cita kemerdekaan tersebut telah terwujud? Apakah kita sudah benar-benar merdeka dalam arti yang sesungguhnya?

Dalam aspek ekonomi, Indonesia memang telah mengalami kemajuan signifikan. Pertumbuhan ekonomi yang stabil, penurunan angka kemiskinan, dan peningkatan infrastruktur adalah beberapa indikator positif. Namun, kesenjangan ekonomi masih menjadi tantangan besar. Disparitas antara kota dan desa, Jawa dan luar Jawa, serta kelompok kaya dan miskin masih terasa. Kemerdekaan ekonomi sejati hanya akan tercapai jika seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati hasil pembangunan secara adil dan merata.

Di bidang pendidikan, akses terhadap pendidikan dasar memang sudah meningkat pesat. Namun, kualitas pendidikan masih menjadi pekerjaan rumah yang besar. Rendahnya prestasi siswa Indonesia dalam tes internasional seperti PISA menunjukkan bahwa masih banyak yang harus dibenahi dalam sistem pendidikan kita. Kemerdekaan dalam konteks ini berarti membebaskan generasi muda dari belenggu kebodohan dan ketidakmampuan bersaing di kancah global.

Sementara itu, di ranah politik dan pemerintahan, Indonesia telah berhasil membangun sistem demokrasi yang cukup mapan. Pemilu yang relatif jujur dan adil serta kebebasan pers adalah pencapaian yang patut dibanggakan. Namun, praktik korupsi yang masih marak, politisasi identitas, dan polarisasi masyarakat menjadi ancaman serius bagi keutuhan bangsa. Kemerdekaan politik sejati hanya akan terwujud jika kita mampu membangun budaya politik yang berintegritas dan berorientasi pada kepentingan rakyat.

Di era digital dan globalisasi ini, makna kemerdekaan juga perlu diperluas. Kemerdekaan di dunia maya menjadi isu penting. Kebebasan berekspresi di media sosial harus diimbangi dengan literasi digital dan etika bermedia. Kemampuan untuk memfilter informasi dan tidak mudah terprovokasi oleh hoaks adalah bentuk kemerdekaan baru yang perlu kita perjuangkan.

Dokumen Bu Nur 
Dokumen Bu Nur 

Selain itu, dalam konteks global, kemerdekaan juga berarti kemampuan bangsa untuk berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Diplomasi yang cerdas, inovasi teknologi, dan daya saing ekonomi adalah kunci agar Indonesia tidak menjadi objek neo-kolonialisme dalam bentuk baru. Kita harus mampu menentukan arah pembangunan sendiri tanpa disetir oleh kepentingan asing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun