Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyikapi Fenomena Siswa SMP yang Belum Bisa Membaca, Sebuah Refleksi Multidimensi

10 Agustus 2024   07:15 Diperbarui: 10 Agustus 2024   07:27 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini, muncul keprihatinan yang cukup mengejutkan di dunia pendidikan Indonesia. Banyak siswa lulusan Sekolah Dasar (SD) yang memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP) ternyata belum lancar membaca. Tentu saja, hal ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat, dengan sebagian besar menuding guru SD sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas kondisi ini. Namun, apakah pantas kita meletakkan beban tanggung jawab sepenuhnya di pundak para guru SD? Mari kita telaah permasalahan ini secara lebih mendalam dan komprehensif.

Pertama-tama, kita perlu mengakui bahwa kemampuan membaca adalah fondasi penting dalam pendidikan. Tanpa kemampuan ini, siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran-pelajaran lainnya. Oleh karena itu, wajar jika masyarakat memiliki ekspektasi tinggi terhadap lulusan SD untuk sudah lancar membaca saat memasuki jenjang SMP. Namun, menyalahkan guru SD secara sepihak tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kemampuan belajar siswa adalah tindakan yang kurang bijaksana dan tidak adil.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan belajar siswa, khususnya dalam hal membaca. Beberapa di antaranya adalah:

1. Lingkungan keluarga: Peran orang tua dalam mendukung proses belajar anak sangatlah penting. Keluarga yang memberikan perhatian dan dukungan terhadap pendidikan anak cenderung menghasilkan anak-anak dengan kemampuan belajar yang lebih baik.

2. Kondisi sosial ekonomi: Kemiskinan dan keterbatasan akses terhadap sumber daya pendidikan dapat menghambat perkembangan kemampuan membaca anak.

3. Kesehatan dan gizi: Anak-anak yang kekurangan gizi atau memiliki masalah kesehatan mungkin mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi dan belajar secara efektif.

4. Fasilitas sekolah: Ketersediaan buku-buku bacaan dan fasilitas pendukung lainnya di sekolah dapat mempengaruhi minat dan kemampuan membaca siswa.

5. Kurikulum dan metode pengajaran: Pendekatan yang digunakan dalam mengajarkan membaca juga berperan penting dalam keberhasilan siswa.

6. Motivasi dan minat baca siswa: Faktor internal dari siswa sendiri, seperti motivasi dan ketertarikan terhadap membaca, juga mempengaruhi perkembangan kemampuan mereka.

7. Teknologi dan gaya hidup modern: Penggunaan gadget yang berlebihan dan kurangnya budaya membaca di masyarakat modern juga dapat berdampak negatif terhadap kemampuan membaca anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun