Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mahasiswa KKN Menyuarakan 'Tidak' pada Pernikahan Dini

25 Juli 2024   00:01 Diperbarui: 25 Juli 2024   00:10 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pak Rachmat Fuadi 

"Menikah bukan lomba kecepatan, tapi perjalanan kematangan. Beri dirimu waktu untuk tumbuh, belajar, dan bermimpi sebelum memutuskan untuk berbagi hidup."

Pada hari Rabu, 24 Juli 2024, sebuah kegiatan penting telah berlangsung di SMK Negeri 1 Kelapa Kampit. Mahasiswa KKN dari IAIN SAS Babel mengadakan sosialisasi pencegahan pernikahan dini yang ditujukan khusus untuk siswa kelas 12. Acara yang berlangsung di gedung pertemuan sekolah ini merupakan langkah konkret dalam upaya memberdayakan generasi muda dan membangun kesadaran akan pentingnya menunda pernikahan hingga usia yang matang.

Pernikahan dini masih menjadi isu yang cukup serius di Indonesia, termasuk di Bangka Belitung. Berbagai faktor seperti tradisi, tekanan ekonomi, dan kurangnya pemahaman tentang dampak negatif pernikahan dini masih menjadi penyebab utama tingginya angka pernikahan di bawah umur. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKN IAIN SAS Babel ini patut diapresiasi sebagai upaya preventif untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Pemilihan siswa kelas 12 sebagai target sosialisasi sangatlah tepat. Di usia ini, para remaja sedang berada di ambang kedewasaan dan mulai memikirkan masa depan mereka. Memberikan pemahaman yang komprehensif tentang risiko pernikahan dini dapat membantu mereka membuat keputusan yang lebih bijak terkait masa depan mereka.

Salah satu aspek penting yang perlu ditekankan dalam sosialisasi ini adalah dampak negatif pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi. Remaja putri yang menikah terlalu dini memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan. Selain itu, pernikahan dini juga dapat menghambat pertumbuhan fisik dan mental remaja yang masih dalam tahap perkembangan.

Dokumen pak Rachmat Fuadi 
Dokumen pak Rachmat Fuadi 

Dari segi pendidikan, pernikahan dini seringkali menjadi penghalang bagi remaja untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini tentu berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan. Dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan, diharapkan para siswa dapat lebih termotivasi untuk mengejar cita-cita mereka sebelum memutuskan untuk menikah.

Aspek ekonomi juga perlu menjadi sorotan dalam sosialisasi ini. Pasangan muda yang menikah dini seringkali belum memiliki kesiapan finansial yang cukup. Akibatnya, mereka rentan terhadap masalah ekonomi yang dapat memicu konflik dalam rumah tangga. Menjelaskan pentingnya kematangan ekonomi sebelum menikah dapat membantu para siswa memahami tanggung jawab besar yang harus mereka pikul jika memutuskan untuk berkeluarga.

Selain itu, sosialisasi ini juga dapat menjadi wadah untuk membahas isu-isu terkait seperti kesetaraan gender dan hak-hak anak. Pernikahan dini seringkali terjadi karena adanya ketimpangan gender di masyarakat. Memberikan pemahaman tentang kesetaraan dan pentingnya menghargai hak-hak perempuan dapat membantu menciptakan generasi yang lebih sadar gender di masa depan.

Metode penyampaian materi dalam sosialisasi ini juga perlu diperhatikan. Mengingat target audience-nya adalah remaja, pendekatan yang interaktif dan menarik sangat diperlukan. Penggunaan media audio-visual, diskusi kelompok, atau bahkan role-playing dapat menjadi alternatif untuk membuat materi lebih mudah dipahami dan diingat oleh para siswa.

Dokumen pak Rachmat Fuadi
Dokumen pak Rachmat Fuadi

Peran aktif para siswa dalam kegiatan ini juga perlu didorong. Memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya, berdiskusi, dan berbagi pengalaman dapat membuat sosialisasi lebih efektif. Dengan demikian, pemahaman yang diperoleh tidak hanya bersifat teoretis, tetapi juga relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari.

Namun, perlu disadari bahwa sosialisasi semacam ini bukanlah solusi instan untuk menghentikan praktik pernikahan dini. Diperlukan upaya berkelanjutan dan keterlibatan berbagai pihak untuk mencapai hasil yang optimal. Peran orang tua, tokoh masyarakat, dan pemerintah juga sangat penting dalam mendukung upaya pencegahan pernikahan dini.

Sekolah, sebagai institusi pendidikan, juga memiliki tanggung jawab untuk terus mengedukasi siswanya tentang isu ini. Mengintegrasikan materi tentang kesehatan reproduksi dan perencanaan masa depan ke dalam kurikulum dapat menjadi langkah strategis untuk membangun kesadaran sejak dini.

Pemerintah daerah Bangka Belitung juga perlu memberikan dukungan penuh terhadap upaya-upaya semacam ini. Melalui kebijakan yang pro-remaja dan program-program pemberdayaan pemuda, pemerintah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung terwujudnya generasi muda yang berkualitas.

Dokumen Pak Rachmat Fuadi 
Dokumen Pak Rachmat Fuadi 

Kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKN IAIN SAS Babel ini merupakan contoh nyata bagaimana peran aktif mahasiswa dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Melalui program KKN, mahasiswa tidak hanya belajar untuk mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh di bangku kuliah, tetapi juga berkontribusi langsung dalam mengatasi permasalahan sosial di masyarakat.

Ke depannya, diharapkan kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan dan diperluas jangkauannya. Tidak hanya terbatas pada siswa SMK, tetapi juga menjangkau remaja di luar sekolah yang mungkin lebih rentan terhadap praktik pernikahan dini. Kolaborasi antara perguruan tinggi, sekolah, dan lembaga masyarakat dapat menjadi kunci untuk menciptakan gerakan yang lebih masif dalam mencegah pernikahan dini.

Sebagai penutup, sosialisasi pencegahan pernikahan dini yang dilakukan oleh mahasiswa KKN IAIN SAS Babel di SMK Negeri 1 Kelapa Kampit merupakan langkah penting dalam membangun kesadaran generasi muda. Melalui pemahaman yang komprehensif tentang dampak negatif pernikahan dini dan pentingnya perencanaan masa depan, diharapkan para siswa dapat membuat keputusan yang lebih bijak terkait masa depan mereka. 

Upaya ini sejalan dengan cita-cita untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas, berdaya saing, dan mampu berkontribusi positif bagi pembangunan bangsa. Dengan terus mendorong dan mendukung inisiatif semacam ini, kita bersama-sama dapat membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda Indonesia, khususnya di Bangka Belitung.

Dokumen pak Rachmat Fuadi
Dokumen pak Rachmat Fuadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun