"Menikah bukan lomba kecepatan, tapi perjalanan kematangan. Beri dirimu waktu untuk tumbuh, belajar, dan bermimpi sebelum memutuskan untuk berbagi hidup."
Pada hari Rabu, 24 Juli 2024, sebuah kegiatan penting telah berlangsung di SMK Negeri 1 Kelapa Kampit. Mahasiswa KKN dari IAIN SAS Babel mengadakan sosialisasi pencegahan pernikahan dini yang ditujukan khusus untuk siswa kelas 12. Acara yang berlangsung di gedung pertemuan sekolah ini merupakan langkah konkret dalam upaya memberdayakan generasi muda dan membangun kesadaran akan pentingnya menunda pernikahan hingga usia yang matang.
Pernikahan dini masih menjadi isu yang cukup serius di Indonesia, termasuk di Bangka Belitung. Berbagai faktor seperti tradisi, tekanan ekonomi, dan kurangnya pemahaman tentang dampak negatif pernikahan dini masih menjadi penyebab utama tingginya angka pernikahan di bawah umur. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKN IAIN SAS Babel ini patut diapresiasi sebagai upaya preventif untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Pemilihan siswa kelas 12 sebagai target sosialisasi sangatlah tepat. Di usia ini, para remaja sedang berada di ambang kedewasaan dan mulai memikirkan masa depan mereka. Memberikan pemahaman yang komprehensif tentang risiko pernikahan dini dapat membantu mereka membuat keputusan yang lebih bijak terkait masa depan mereka.
Salah satu aspek penting yang perlu ditekankan dalam sosialisasi ini adalah dampak negatif pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi. Remaja putri yang menikah terlalu dini memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan. Selain itu, pernikahan dini juga dapat menghambat pertumbuhan fisik dan mental remaja yang masih dalam tahap perkembangan.
Dari segi pendidikan, pernikahan dini seringkali menjadi penghalang bagi remaja untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini tentu berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan. Dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan, diharapkan para siswa dapat lebih termotivasi untuk mengejar cita-cita mereka sebelum memutuskan untuk menikah.
Aspek ekonomi juga perlu menjadi sorotan dalam sosialisasi ini. Pasangan muda yang menikah dini seringkali belum memiliki kesiapan finansial yang cukup. Akibatnya, mereka rentan terhadap masalah ekonomi yang dapat memicu konflik dalam rumah tangga. Menjelaskan pentingnya kematangan ekonomi sebelum menikah dapat membantu para siswa memahami tanggung jawab besar yang harus mereka pikul jika memutuskan untuk berkeluarga.
Selain itu, sosialisasi ini juga dapat menjadi wadah untuk membahas isu-isu terkait seperti kesetaraan gender dan hak-hak anak. Pernikahan dini seringkali terjadi karena adanya ketimpangan gender di masyarakat. Memberikan pemahaman tentang kesetaraan dan pentingnya menghargai hak-hak perempuan dapat membantu menciptakan generasi yang lebih sadar gender di masa depan.
Metode penyampaian materi dalam sosialisasi ini juga perlu diperhatikan. Mengingat target audience-nya adalah remaja, pendekatan yang interaktif dan menarik sangat diperlukan. Penggunaan media audio-visual, diskusi kelompok, atau bahkan role-playing dapat menjadi alternatif untuk membuat materi lebih mudah dipahami dan diingat oleh para siswa.