Keberhasilan Dr. Ervawi, S.Pd., M.Pd., M.M. dalam mempertahankan disertasinya di Universitas Negeri Yogyakarta membuka wawasan baru tentang upaya peningkatan mutu pendidikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sebagai Kepala Dinas Pendidikan provinsi tersebut, penelitian Dr. Ervawi memberikan gambaran komprehensif mengenai faktor-faktor kunci yang mempengaruhi kualitas pendidikan di tingkat SMA/SMK. Temuan ini menjadi landasan penting bagi pengambilan kebijakan pendidikan di masa mendatang.
Disertasi berjudul "Pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah, Komitmen Organisasi, Jejaring, Penggunaan IT, Tingkat Kepercayaan Terhadap Prestasi Kerja, dan Dampak Selanjutnya Terhadap Mutu Pendidikan SMA/SMK di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung" mengungkap beberapa variabel krusial yang perlu mendapat perhatian khusus. Kompetensi kepala sekolah, komitmen organisasi, dan penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran ternyata masih berada pada level yang membutuhkan peningkatan signifikan.
Temuan ini menegaskan bahwa untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai aspek. Tidak cukup hanya mengandalkan satu faktor, melainkan perlu ada sinergi antara kompetensi kepemimpinan, komitmen seluruh elemen pendidikan, serta pemanfaatan teknologi secara optimal.
Salah satu rekomendasi penting dari penelitian ini adalah perlunya kebijakan untuk meningkatkan kompetensi kepala SMA/SMK melalui asesmen kepemimpinan berkelanjutan. Ini menunjukkan bahwa kepemimpinan pendidikan bukan sesuatu yang statis, melainkan perlu terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan zaman. Kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidikan memiliki peran strategis dalam menentukan arah dan kualitas pendidikan di sekolahnya.
Selain itu, peningkatan mutu nilai pendidikan melalui standarisasi ujian sekolah, seperti yang telah diterapkan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, juga menjadi sorotan. Langkah ini dapat menjadi benchmark untuk mengukur dan meningkatkan kualitas pendidikan secara lebih terukur dan terstandar. Dengan adanya standar yang jelas, setiap sekolah memiliki acuan untuk terus meningkatkan kualitas pembelajarannya.
Namun, perlu diingat bahwa peningkatan kualitas pendidikan bukan hanya tentang standarisasi dan pengukuran. Ada lima variabel kunci yang diidentifikasi dalam penelitian Dr. Ervawi yang perlu ditingkatkan secara simultan: kompetensi, komitmen organisasi, jejaring, penggunaan IT, dan tingkat kepercayaan terhadap dunia pendidikan. Kelima aspek ini saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain dalam membentuk ekosistem pendidikan yang berkualitas.
Komitmen organisasi, misalnya, menjadi penting karena pendidikan adalah upaya kolektif. Tanpa komitmen yang kuat dari seluruh elemen, mulai dari kepala sekolah, guru, staf, hingga siswa dan orang tua, sulit untuk mencapai perubahan signifikan. Perlu ada rasa kepemilikan bersama terhadap visi peningkatan kualitas pendidikan.
Jejaring juga menjadi faktor yang tidak kalah penting. Di era globalisasi dan informasi ini, sekolah tidak bisa berdiri sendiri. Kolaborasi dan pertukaran pengetahuan antar institusi pendidikan, baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional, menjadi kunci untuk mempercepat peningkatan mutu. Melalui jejaring yang kuat, best practices dapat dibagikan dan diadaptasi sesuai konteks lokal.
Penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran menjadi semakin krusial, terutama setelah pandemi COVID-19 yang mengakselerasi adopsi pembelajaran jarak jauh. Namun, temuan bahwa penggunaan IT masih perlu ditingkatkan menunjukkan adanya kesenjangan digital yang harus segera diatasi. Ini bukan hanya soal penyediaan infrastruktur, tetapi juga peningkatan literasi digital para pendidik dan peserta didik.
Tingkat kepercayaan terhadap dunia pendidikan juga menjadi variabel yang menarik untuk dicermati. Kepercayaan ini tidak hanya dari internal sistem pendidikan, tetapi juga dari masyarakat luas. Semakin tinggi kepercayaan publik terhadap sistem pendidikan, semakin besar pula dukungan dan partisipasi yang bisa diharapkan dalam upaya peningkatan mutu.
Langkah-langkah strategis yang direkomendasikan oleh Dr. Ervawi memberikan peta jalan yang jelas bagi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Namun, implementasi rekomendasi ini tentu bukan tanpa tantangan. Diperlukan komitmen politik yang kuat, alokasi sumber daya yang tepat, serta kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkannya.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melalui Dinas Pendidikan, perlu mengambil peran proaktif dalam menerjemahkan temuan penelitian ini menjadi kebijakan dan program konkret. Ini bisa dimulai dengan pemetaan komprehensif terhadap kondisi aktual di lapangan, dilanjutkan dengan penyusunan roadmap peningkatan mutu pendidikan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Program peningkatan kompetensi kepala sekolah bisa dimulai dengan mengembangkan kurikulum kepemimpinan yang relevan dengan konteks lokal namun tetap berwawasan global. Kolaborasi dengan institusi pendidikan tinggi dan lembaga pengembangan profesional bisa menjadi langkah awal yang strategis.
Untuk meningkatkan komitmen organisasi, perlu ada upaya membangun budaya organisasi yang berorientasi pada kualitas dan inovasi. Ini bisa dilakukan melalui program-program pengembangan tim, penghargaan terhadap inovasi, serta penciptaan lingkungan kerja yang mendukung kreativitas dan kolaborasi.
Dalam hal jejaring, Dinas Pendidikan bisa memfasilitasi pembentukan forum-forum kolaborasi antar sekolah, baik dalam skala provinsi maupun nasional. Program pertukaran guru dan siswa, serta kemitraan dengan sekolah-sekolah unggulan di daerah lain bisa menjadi langkah konkret untuk memperluas wawasan dan berbagi praktik terbaik.
Peningkatan penggunaan IT dalam pembelajaran perlu didukung dengan infrastruktur yang memadai serta pelatihan berkelanjutan bagi para pendidik. Kemitraan dengan sektor swasta dalam penyediaan teknologi dan pelatihan bisa menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan anggaran pemerintah.
Membangun kepercayaan publik terhadap dunia pendidikan membutuhkan transparansi dan akuntabilitas yang tinggi. Publikasi capaian pendidikan secara reguler, pelibatan masyarakat dalam pengambilan kebijakan pendidikan, serta responsivitas terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat menjadi kunci untuk meningkatkan kepercayaan ini.
Mewujudkan pendidikan berkualitas di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bukanlah tugas yang mudah, namun dengan adanya peta jalan yang jelas dari hasil penelitian Dr. Ervawi, langkah-langkah strategis dapat diambil dengan lebih terarah. Diperlukan komitmen, konsistensi, dan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat untuk mewujudkan visi pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing.
Keberhasilan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Bangka Belitung bukan hanya akan berdampak pada peningkatan sumber daya manusia di provinsi tersebut, tetapi juga bisa menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam upaya pemerataan kualitas pendidikan nasional. Dengan demikian, langkah maju Bangka Belitung dalam dunia pendidikan bisa menjadi kontribusi nyata bagi kemajuan pendidikan Indonesia secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H