Selain itu, jika berhasil, pengakuan UNESCO akan membawa tanggung jawab besar. Indonesia harus siap untuk mengelola situs-situs warisan dunia sesuai dengan standar internasional, yang mungkin memerlukan investasi signifikan dalam infrastruktur dan sumber daya manusia. Namun, jika dikelola dengan baik, investasi ini dapat memberikan manfaat jangka panjang yang jauh melebihi biayanya.
Dalam konteks yang lebih luas, pengajuan Jalur Rempah ke UNESCO juga dapat dilihat sebagai bagian dari upaya global untuk melestarikan dan menghargai warisan budaya dunia. Di era di mana banyak warisan budaya terancam oleh konflik, perubahan iklim, dan pembangunan yang tidak terkendali, setiap upaya untuk melindungi dan melestarikan warisan ini harus didukung dan diapresiasi.
Kesimpulannya, pengajuan Jalur Rempah sebagai warisan budaya dunia UNESCO bukan hanya tentang mendapatkan sebuah gelar prestisius. Ini adalah langkah strategis yang memiliki potensi untuk memberikan manfaat luas bagi Indonesia dan dunia. Dari pelestarian warisan budaya dan pengembangan ekonomi hingga diplomasi budaya dan edukasi global, dampak potensialnya sangat signifikan.
Sebagai bangsa, kita harus mendukung upaya ini sepenuhnya. Namun, dukungan ini harus disertai dengan komitmen untuk mengelola warisan ini secara bertanggung jawab dan berkelanjutan. Jalur Rempah bukan hanya warisan masa lalu; ia adalah jembatan yang menghubungkan kita dengan sejarah kita dan berpotensi menjadi katalis untuk masa depan yang lebih baik. Mari kita pastikan bahwa warisan berharga ini mendapatkan pengakuan dan perlindungan yang layak, tidak hanya untuk Indonesia, tetapi untuk seluruh umat manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H