Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tantangan Terbesar Guru: Menumbuhkan Kecintaan Belajar Seumur Hidup

27 Juni 2024   00:01 Diperbarui: 27 Juni 2024   00:11 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan lain yang dihadapi guru dalam membentuk pembelajar sepanjang hayat adalah melawan arus budaya instan yang mendominasi masyarakat modern. Di tengah gempuran informasi dan hiburan yang mudah diakses, banyak anak kehilangan kesabaran dan ketekunan yang diperlukan dalam proses belajar yang mendalam. Guru harus kreatif dalam menunjukkan bahwa proses penemuan dan pemahaman yang gradual justru bisa menjadi sumber kepuasan tersendiri.

Lebih jauh lagi, guru perlu membantu siswa mengembangkan keterampilan metakognitif - kemampuan untuk memahami dan mengelola proses belajar mereka sendiri. Ini mencakup keterampilan seperti perencanaan, pemantauan kemajuan, evaluasi diri, dan penyesuaian strategi belajar. Dengan keterampilan ini, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan belajar di luar lingkungan sekolah formal.

Menjadi pelajar sepanjang hayat bukan hanya tentang akumulasi pengetahuan, tetapi juga tentang pengembangan karakter. Nilai-nilai seperti ketekunan, kerendahan hati untuk terus belajar, dan keberanian menghadapi ketidakpastian perlu ditanamkan sejak dini. Guru memiliki peran krusial dalam membentuk mindset growth yang memungkinkan siswa melihat tantangan sebagai kesempatan untuk berkembang.

Tentu saja, upaya menumbuhkan kecintaan belajar dan membentuk pembelajar sepanjang hayat tidak bisa menjadi tanggung jawab guru semata. Diperlukan kolaborasi erat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung. Orang tua perlu dilibatkan aktif dalam proses pembelajaran anak, sementara masyarakat luas harus menghargai dan mendukung budaya belajar seumur hidup.

Peran guru dalam era digital juga perlu didefinisikan ulang. Guru bukan lagi satu-satunya sumber informasi, melainkan fasilitator dan pemandu yang membantu siswa menyaring, menganalisis, dan mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan. Kemampuan guru untuk mengajarkan literasi digital dan keterampilan abad 21 menjadi semakin crucial.

Menghadapi kompleksitas tugas ini, penting bagi sistem pendidikan untuk memberikan dukungan yang memadai bagi para guru. Ini mencakup pelatihan berkelanjutan, waktu yang cukup untuk persiapan dan refleksi, serta pengakuan dan penghargaan atas inovasi dalam pengajaran. Guru juga perlu diberi otonomi yang lebih besar dalam merancang kurikulum dan metode pembelajaran yang sesuai dengan konteks lokal mereka.

Pada akhirnya, menumbuhkan kecintaan belajar dan membentuk pembelajar sepanjang hayat adalah investasi jangka panjang dalam sumber daya manusia suatu bangsa. Di tengah perubahan teknologi yang semakin cepat dan tantangan global yang semakin kompleks, kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi menjadi kunci keberhasilan individu maupun masyarakat.

Tugas membuat anak "kasmaran belajar" memang jauh lebih sulit dibandingkan sekadar menyampaikan materi pelajaran. Namun, inilah esensi sejati dari profesi guru - membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kecintaan abadi terhadap pengetahuan dan pengembangan diri. Ketika seorang guru berhasil menyalakan api kecintaan belajar dalam diri seorang anak, efeknya akan bertahan jauh melampaui masa sekolah dan berpotensi mengubah tidak hanya kehidupan anak tersebut, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.

Dalam mengemban tugas mulia ini, para guru perlu terus mengevaluasi dan memperbarui pendekatan mereka, berkolaborasi dengan sesama pendidik, dan yang terpenting, mempertahankan semangat dan optimisme mereka sendiri. Karena pada akhirnya, guru yang paling efektif dalam menumbuhkan kecintaan belajar adalah mereka yang masih memiliki kekaguman anak-anak terhadap keajaiban pengetahuan dan kehidupan itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun