Dalam kehidupan berumah tangga, terdapat sebuah konsep luhur yang berasal dari budaya Jawa, yaitu "sigaraning nyowo". Konsep ini mengandung makna mendalam tentang bagaimana seharusnya pasangan suami istri saling memahami dan menghargai satu sama lain. Berikut adalah uraian lebih lanjut mengenai konsep "sigaraning nyowo" dan bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan berumah tangga.
Makna "Sigaraning Nyawa"
Secara harfiah, "sigaraning nyawa" terdiri dari dua kata, yaitu "sigaran" yang berarti belahan dan "nyowo" yang berarti jiwa atau nyawa. Ketika kedua kata ini digabungkan, maka maknanya menjadi "belahan jiwa" atau "separuh nyawa". Dalam konteks kehidupan berumah tangga, konsep ini mengisyaratkan bahwa suami dan istri adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bagaikan dua belahan jiwa yang saling melengkapi.
Pemahaman yang salah sering kali muncul dalam memaknai peran seorang istri dalam rumah tangga. Banyak yang menganggap bahwa tugas istri hanyalah sebagai "pembantu" atau "pelayan" suami, yang bertugas menyiapkan makanan, membersihkan rumah, dan melayani suami. Padahal, konsep "sigaraning nyawa" justru menempatkan istri pada posisi yang mulia dan terhormat, sebagai mitra hidup yang setara dengan suami.
Dalam konsep ini, istri bukan hanya dianggap sebagai "konco wingking" atau teman di belakang layar, yang tugasnya hanya mengurusi dapur, kasur, dan sumur. Melainkan, istri adalah belahan jiwa sang suami, separuh nyawa yang ada di tubuh yang lain, namun dengan jiwa yang satu. Keduanya saling melengkapi, saling memahami, dan saling menghargai satu sama lain.
Implementasi dalam Kehidupan Berumah Tangga
Untuk mewujudkan konsep "sigaraning nyowo" dalam kehidupan berumah tangga, diperlukan sikap saling memahami dan menghargai antara suami dan istri. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan:
1. Komunikasi yang terbuka dan jujur. Suami dan istri harus saling terbuka dan jujur dalam mengungkapkan perasaan, keinginan, dan harapan masing-masing. Dengan komunikasi yang baik, mereka dapat saling memahami dan mendukung satu sama lain.
2. Saling menghargai dan menghormati. Suami dan istri harus saling menghargai dan menghormati satu sama lain, baik dalam hal pendapat, pekerjaan, maupun peran masing-masing dalam rumah tangga. Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah, keduanya adalah mitra yang setara.
3. Berbagi tanggungjawab. Dalam konsep "sigaraning nyowo", suami dan istri bukan hanya sekedar pasangan, melainkan juga mitra dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, mereka harus saling berbagi tanggungjawab dalam mengurus rumah tangga dan membesarkan anak-anak.
4. Saling mendukung dan memotivasi. Suami dan istri harus saling mendukung dan memotivasi satu sama lain dalam mengejar cita-cita dan mengembangkan potensi masing-masing. Dengan demikian, mereka dapat tumbuh dan berkembang bersama-sama.
5. Menjaga keseimbangan. Dalam menjalani kehidupan berumah tangga, suami dan istri harus menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan diri sendiri. Mereka harus saling memahami dan mendukung satu sama lain agar tidak ada yang merasa terbebani atau terabaikan.
Dengan menerapkan konsep "sigaraning nyowo" dalam kehidupan berumah tangga, suami dan istri dapat membangun hubungan yang harmonis, penuh cinta, dan saling menghargai. Mereka akan merasa lengkap dan utuh, bagaikan dua belahan jiwa yang saling melengkapi dan melindungi satu sama lain dalam mengarungi kehidupan berumah tangga yang penuh tantangan dan kebahagiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H