Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Renungan Khutbah Jum'at: Penyesalan yang Menghampiri Setelah Kematian

3 Mei 2024   21:06 Diperbarui: 3 Mei 2024   21:15 1736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Allah kepada setiap makhluk-Nya. Namun, tidak semua makhluk dapat memanfaatkan anugerah tersebut dengan sebaik-baiknya. Dalam khutbah Jumat yang disampaikan di masjid BKPSDMD Provinsi Bangka Belitung, kami diingatkan tentang penyesalan yang akan menghampiri setiap jiwa ketika menghadapi detik-detik terakhir kehidupan di dunia.

Sebagaimana difirmankan dalam surah Al-Mu'minun ayat 99-100, "Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, "Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal saleh terhadap yang telah aku tinggalkan." Sekali-kali tidak dapat (mengerjakan yang diperintahkan kepadanya). Itulah kata-kata yang diucapkannya. Dan di hadapan mereka ada barzakh (alam yang membatasi) hingga hari dibangkitkan."

Ayat tersebut dengan jelas menggambarkan penyesalan yang dialami oleh seseorang ketika nyawanya sudah berada di ambang akhir kehidupan. Ia tiba-tiba tersadar bahwa selama ini hidupnya hanya diisi dengan kesia-siaan tanpa ada amal saleh yang menjadi bekal menuju akhirat. Namun, penyesalan tersebut hanyalah sia-sia belaka karena waktu untuk berbuat kebaikan sudah tidak ada lagi.

Sungguh, ini adalah peringatan yang sangat berharga bagi kita semua. Betapa banyak dari kita yang lalai dalam menjalani kehidupan ini, seolah-olah kita akan hidup selamanya di dunia. Kita terlena dengan kesenangan-kesenangan duniawi yang sifatnya sementara, tanpa memikirkan bekal apa yang akan kita bawa di akhirat kelak.

Padahal, hidup di dunia hanyalah sekadar persinggahan sementara sebelum kita melanjutkan perjalanan menuju kehidupan yang kekal di akhirat. Jika kita tidak mempersiapkan bekal yang cukup, maka kita akan merasakan penyesalan yang sangat besar ketika saatnya tiba.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita menyadari bahwa hidup ini bukan hanya tentang mengejar kepuasan duniawi semata. Ada tujuan yang lebih mulia dan abadi yang harus kita kejar, yaitu kebahagiaan di akhirat dengan meraih ridha dari Allah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, kita harus senantiasa berbuat kebaikan dan mengisi hidup kita dengan amal saleh. Bukan hanya ibadah-ibadah ritual seperti shalat, puasa, dan membaca Al-Quran, tetapi juga dengan berbuat baik kepada sesama manusia dan makhluk lainnya.

Kita harus membantu mereka yang membutuhkan pertolongan, menjaga lingkungan sekitar, dan senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dengan demikian, kita tidak akan merasakan penyesalan ketika menghadapi detik-detik terakhir kehidupan di dunia.

Namun, jika kita terus-menerus lalai dan hanya mengejar kepuasan duniawi semata, maka penyesalan akan menghampiri kita di akhir kehidupan. Saat itu, kita akan memohon kepada Allah untuk dikembalikan ke dunia agar dapat berbuat kebaikan yang telah kita tinggalkan. Sayangnya, permohonan tersebut tidak akan pernah terkabul karena waktu untuk beramal sudah berakhir.

Oleh karena itu, marilah kita semua menyadari betapa berharganya kehidupan yang kita miliki saat ini. Jangan sampai kita menyia-nyiakan setiap detik yang berlalu dengan hanya mengejar kesenangan duniawi yang sifatnya sementara. Ingatlah bahwa kita diciptakan di dunia ini memiliki tujuan yang lebih mulia, yaitu beribadah kepada Allah dan mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan kekal di akhirat nanti.

Sudah seharusnya kita mengisi kehidupan kita dengan amal-amal saleh yang dapat menjadi bekal berharga menuju akhirat. Mulailah dari hal-hal kecil seperti berbuat baik kepada sesama, menolong orang yang membutuhkan, dan menjaga kelestarian alam. Jangan lalai dalam menunaikan kewajiban kita sebagai hamba Allah dengan menjalankan ibadah-ibadah wajib seperti shalat, puasa, dan membaca Al-Quran.

Ingatlah bahwa setiap perbuatan baik yang kita lakukan, sekecil apapun, akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah. Sebaliknya, setiap keburukan dan kemaksiatan yang kita lakukan akan mendatangkan dosa yang harus kita pertanggungjawabkan di akhirat nanti.

Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan sebaik-baiknya anugerah kehidupan yang kita miliki saat ini. Jangan sampai kita merasakan penyesalan yang sama seperti yang digambarkan dalam surah Al-Mu'minun ayat 99-100 tadi. Lakukanlah amal-amal saleh sebanyak mungkin selagi kita masih diberi kesempatan di dunia.

Dengan demikian, kelak ketika nyawa kita sudah berada di ambang akhir kehidupan, kita tidak akan merasa menyesal dan memohon untuk dikembalikan ke dunia. Sebaliknya, kita akan merasa tenang dan bahagia karena telah mempersiapkan bekal yang cukup untuk menghadapi kehidupan kekal di akhirat. Wallahu a'lam bishawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun