Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inspirasi di Balik Keakraban Halal Bihalal

27 April 2024   17:07 Diperbarui: 27 April 2024   17:08 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam semarak perayaan Idul Fitri yang baru lalu, tak hanya senda gurau dan saling bermaaf-maafan yang menghiasi momen halal bihalal. Bagi para pelaku pendidikan, khususnya kalangan kepala sekolah dan kepala cabang dinas pendidikan, acara ini juga bisa menjadi ajang bertukar pikiran yang berharga. Di balik keramaian dan keakraban yang terjalin, berbagai diskusi dan perbincangan seputar dunia pendidikan kerap terjadi secara alamiah.

Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern saat ini, momen informal seperti halal bihalal seringkali luput dari perhatian sebagai wadah untuk membahas isu-isu penting. Namun, justru di sinilah letak nilai tambahnya. Jauh dari formalitas rapat dinas yang kaku, obrolan santai di sela-sela acara lebaran ini membuka peluang bagi para pemimpin pendidikan untuk berbagi pandangan, mengupas masalah, dan menemukan solusi secara lebih terbuka dan rileks.

Berkumpulnya para kepala sekolah, mantan kepala sekolah, dan kepala cabang dinas dalam satu ruang membuka cakrawala baru. Dengan latar belakang dan pengalaman yang beragam, setiap individu membawa sudut pandang yang khas dalam menghadapi tantangan pendidikan. 

Di sisi lain, kepala cabang dinas yang menavigasi implementasi kebijakan baru terkait penerimaan siswa baru bisa memaparkan tantangan dan solusi yang diupayakan. Dengan berbagi perspektif seperti ini, diskusi yang mendalam dan saling memperkaya bisa tercipta, mencari jalan terbaik untuk mengatasi kendala-kendala di lapangan.

Dalam suasana santai ini, hierarki dan batasan struktural seakan lenyap. Setiap peserta bisa berbicara dengan lebih leluasa, tanpa rasa tertekan atau khawatir akan konsekuensi. Gagasan-gagasan segar bisa mengalir dengan lebih bebas, menciptakan ruang yang subur untuk kreativitas dan inovasi. Bukan hal yang mengherankan jika dari perbincangan ringan tersebut, solusi brilian terhadap masalah pendidikan yang pelik bisa muncul.  

Selain berbagi pengetahuan dan pengalaman, pertemuan informal ini juga membuka peluang untuk membangun jaringan dan kolaborasi yang lebih erat. Kepala sekolah dari berbagai wilayah bisa saling bertukar informasi tentang praktik terbaik dan inisiatif yang berhasil diterapkan di sekolah masing-masing. 

Dokumen Pak Mardiansyah 
Dokumen Pak Mardiansyah 

Tidak hanya itu, kepala cabang dinas pendidikan juga bisa mengambil keuntungan dari momen ini. Mereka bisa mendengarkan langsung keluhan, aspirasi, dan masukan dari para kepala sekolah yang berada di garis terdepan pelaksanaan kebijakan pendidikan. Informasi berharga ini bisa menjadi masukan penting dalam merumuskan kebijakan dan program yang lebih sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Tentu saja, keberhasilan dari perbincangan informal ini sangat bergantung pada sikap terbuka dan kemauan untuk saling mendengarkan dari semua pihak yang terlibat. Jika setiap orang hadir dengan ego dan keinginan untuk mendominasi pembicaraan, maka peluang untuk belajar dan berkembang akan sia-sia. Namun, jika semuanya bersedia untuk mengesampingkan hierarki dan status sosial, serta bersedia untuk mendengarkan dengan sungguh-sungguh, maka pintu menuju pemahaman yang lebih mendalam akan terbuka lebar.

Diperlukan sikap rendah hati untuk mengakui keterbatasan diri, dan kemauan untuk terus belajar dari orang lain. Seorang kepala sekolah berprestasi jangan merasa sudah paling hebat, tapi tetap harus bersedia mendengar masukan dari rekan-rekannya. Begitu pula kepala cabang dinas harus membuka telinga pada suara dari bawah, bukan hanya mengandalkan persepsi dari atas. Dengan saling menghargai dan bersikap inklusif dalam perbincangan, setiap individu bisa berkembang dan mencapai potensi terbaiknya untuk memajukan pendidikan.

Pada akhirnya, momen halal bihalal ini bukanlah sekadar ritual tahunan yang hampa makna. Justru, di balik kemeriahan dan keakraban yang terjalin, terselip peluang emas untuk memajukan dunia pendidikan. Dengan membuka diri terhadap perbedaan pandangan dan bersedia untuk saling belajar, kita bisa menemukan solusi-solusi kreatif yang selama ini luput dari perhatian. Kemajuan pendidikan tidak selalu harus dimulai dari rapat formal yang kaku, tetapi bisa berawal dari obrolan ringan yang penuh makna di sela-sela momen halal bihalal. Inilah salah satu kekuatan unik dari pertemuan informal yang kerap kali diabaikan. Sudah saatnya kita memanfaatkannya secara maksimal untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun