Pada hari Jumat, 26 April 2024, SMK Negeri 1 Kelapa Kampit menjadi tuan rumah sebuah acara penting yang menyoroti isu-isu krusial dalam masyarakat kita saat ini. Dengan kunjungan sosialisasi tentang intoleransi, radikalisme, dan terorisme yang diselenggarakan oleh Kesbangpol Provinsi Bangka Belitung dengan narasumber Ibu Ade Irma Setia Ningsih dan didampingi oleh Kasi SMK Cabdin Pendidikan Wilayah 5 Provinsi Bangka Belitung, Ibu Marwiyah, sekolah ini telah mengambil langkah penting dalam menanamkan nilai-nilai toleransi dan menangkal ancaman radikalisme di kalangan generasi muda.
Dalam dunia yang semakin terhubung dan beragam, sangat penting bagi kita untuk memupuk rasa saling pengertian dan menghargai perbedaan. Intoleransi dan radikalisme merupakan ancaman nyata yang dapat merusak kohesi sosial dan mengikis fondasi dasar dari masyarakat yang beradab. Oleh karena itu, upaya seperti yang dilakukan oleh SMK Negeri 1 Kelapa Kampit ini layak untuk diapresiasi dan didukung sepenuhnya.
Melalui sesi sosialisasi ini, para siswa diajak untuk memperluas wawasan mereka tentang bahaya intoleransi dan radikalisme. Mereka dipaparkan dengan contoh-contoh nyata bagaimana sikap intoleran dan radikal dapat memicu konflik, perpecahan, dan kekerasan dalam masyarakat. Dengan memahami dampak buruk dari sikap tersebut, diharapkan para siswa akan menjadi lebih peka dan menghindari perilaku yang dapat memicu perpecahan dan kebencian.
Salah satu aspek penting yang dibahas dalam acara ini adalah 4 pilar, yang merupakan fondasi penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan damai. Keempat pilar ini mencakup aspek-aspek seperti kebangsaan, kebhinekaan, keadilan sosial, dan demokrasi. Dengan menanamkan pemahaman yang mendalam tentang pilar-pilar ini, para siswa akan memiliki landasan yang kuat untuk menghargai perbedaan, menjunjung tinggi keadilan, dan berpartisipasi dalam proses demokrasi yang sehat.
Namun, upaya membangun generasi muda yang toleran dan anti-radikalisme bukan hanya tanggung jawab sekolah semata. Ini merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk orang tua, pemuka agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah. Kita harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan pemuda yang sehat secara mental dan emosional.
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai toleransi kepada anak-anak mereka sejak dini. Dengan mengajarkan penghargaan terhadap perbedaan dan menunjukkan teladan yang baik dalam berperilaku, orang tua dapat membentuk pondasi yang kuat bagi anak-anak mereka untuk tumbuh menjadi individu yang terbuka dan menghargai keberagaman.
Pemuka agama juga memiliki tanggung jawab besar dalam menyebarkan pesan perdamaian dan toleransi. Dengan menafsirkan ajaran agama secara bijak dan menekankan nilai-nilai universal seperti cinta kasih, keadilan, dan perdamaian, mereka dapat menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat.