Sholat Jumat merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki yang memenuhi syarat. Ibadah ini memiliki keistimewaan tersendiri sebagai sarana menguatkan tali persaudaraan dan memupuk rasa kebersamaan di antara kaum muslimin. Masjid, sebagai tempat pelaksanaan Sholat Jumat, seharusnya menjadi rumah ketakwaan yang menjunjung tinggi adab dan tatakrama.
Salah satu adab mulia yang sepatutnya dijaga dalam Sholat Jumat adalah menghormati khutbah yang disampaikan. Khutbah merupakan nasihat dan petunjuk yang disampaikan oleh khatib dengan tujuan membangkitkan semangat spiritual, memperkuat keimanan, dan mengingatkan jamaah akan kewajiban-kewajiban kepada Allah dan sesama manusia.
Sayangnya, masih sering terdengar suara gaduh saat khutbah sedang berlangsung. Hal ini tak jarang disebabkan oleh anak-anak kecil yang berbicara, tertawa, bahkan menangis keras sehingga mengusik kekhusyukan jamaah lain. Tentu saja perilaku seperti ini tidak dibenarkan dalam Islam. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a:
"Jika engkau berkata pada temanmu pada hari Jumat, 'diamlah!' sewaktu imam berkhutbah, berarti kamu telah berbuat sia-sia." (Muttafaq 'Alaih, lafadz milik Al-Bukhari dalam Shahihnya no. 859)
Hadits ini menegaskan bahwa mengganggu kekhidmatan khutbah dengan berbicara, baik dengan sengaja maupun tidak, merupakan perbuatan sia-sia yang tidak mendatangkan pahala. Imam Al-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa larangan tersebut berlaku bagi semua orang, baik yang mendengarkan khutbah maupun tidak.
Sebagai orang tua, sudah sepatutnya kita menyadari tanggung jawab untuk mendidik anak-anak kita agar memiliki adab yang baik di masjid, khususnya saat berlangsung khutbah Jumat. Mengajak anak-anak ke masjid memang penting untuk membiasakan mereka beribadah dan merasakan suasana religius. Namun, hal itu harus dibarengi dengan pemahaman dan pengajaran yang benar tentang tata krama di masjid.
Mendidik anak-anak untuk diam saat khutbah berlangsung bukan hanya menjaga kekhusyukan jamaah lain, tetapi juga mengajarkan mereka untuk menghormati nasihat dan petunjuk agama. Jika dibiasakan sejak dini, insya Allah mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang santun, menghargai orang lain, dan mencintai ilmu serta nasihat kebaikan.
Tentu saja, mendidik anak bukanlah perkara mudah. Diperlukan kesabaran, ketekunan, dan kreativitas untuk menanamkan nilai-nilai positif dalam diri mereka. Misalnya, kita bisa mengajak anak-anak duduk di barisan terdepan agar lebih fokus mendengarkan khutbah. Atau, kita bisa mempersiapkan buku-buku islami bergambar yang menarik untuk mereka lihat saat khutbah berlangsung tanpa mengganggu jamaah lain.
Selain itu, penting bagi kita sebagai orang tua untuk memberikan teladan yang baik. Jika kita sendiri tidak khusyuk saat khutbah dan malah sibuk mengobrol atau bermain ponsel, tentu saja anak-anak akan mencontoh perilaku kita tersebut. Hendaknya kita juga menanamkan kecintaan kepada masjid sejak dini dengan senantiasa menjaga kesucian dan kekhusyukannya.
Masjid adalah rumah Allah di muka bumi. Sepatutnyalah kita menjaganya agar tetap menjadi tempat yang menyejukkan hati dan membangkitkan ketakwaan. Dengan mendidik anak-anak kita untuk menjaga adab di masjid, khususnya saat khutbah Jumat, kita turut berkontribusi dalam mewujudkan masjid sebagai rumah ketakwaan yang sebenarnya.
Semoga dengan upaya kita mendidik generasi muda sejak dini, kelak akan terlahir pribadi-pribadi Muslim yang taat, santun, dan mencintai ilmu serta nasihat kebaikan. Wallahu a'lam bishawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H