Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kekuatan Film dalam Menyentuh Jiwa Manusia

1 April 2024   16:30 Diperbarui: 1 April 2024   16:33 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Harian Disway

Film adalah media seni yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menyentuh hati dan mengubah cara pandang penontonnya. Dalam dunia yang semakin terdistraksi dan terpecah belah ini, sebuah film yang mampu membuat seseorang 'bertobat' atau mengintrospeksi diri layak diapresiasi. Berikut adalah opini saya tentang bagaimana sebuah film dapat mencapai dampak sebesar itu.

Inti dari sebuah film yang menyentuh hati adalah cerita dan pesannya. Cerita yang kuat, realistis, namun di saat bersamaan memiliki nilai-nilai universal dapat memikat penonton ke dalam dunianya. Kisah perjuangan, pengorbanan, atau transformasi karakter yang disampaikan dengan meyakinkan akan meninggalkan kesan mendalam. Sebagai contoh, film "Ayat-Ayat Cinta" dan "Assalamualaikum Beijing" mampu menyampaikan pesan tentang keteguhan iman, toleransi, dan perjuangan menemukan jati diri melalui kisah-kisah yang mengharukan namun penuh makna. 

"Ayat-Ayat Cinta" bercerita tentang perjuangan mahasiswa Indonesia bernama Fahri dalam menempuh pendidikan di Kairo sembari menghadapi berbagai ujian iman dan cinta. Film ini secara apik mengangkat nilai-nilai keislaman seperti ketaatan pada orang tua, keikhlasan dalam mencari ilmu, dan toleransi antar umat beragama. Penonton diajak untuk merenungkan bagaimana Fahri tetap teguh pada prinsipnya di tengah godaan duniawi.

Sementara "Assalamualaikum Beijing" mengisahkan perjalanan spiritual Lin Xiao Hong, gadis Tionghoa yang tertarik pada Islam setelah berinteraksi dengan masyarakat muslim di Beijing. Penonton dibawa untuk menyaksikan perjuangan Lin menghadapi tantangan keluarga dan masyarakat demi memeluk keyakinan barunya. Kisah inspiratif ini mengingatkan kita akan kuatnya panggilan hati nurani saat bertemu kebenaran.

Selain cerita, akting adalah salah satu elemen terpenting. Akting yang memukau mampu mentransfer emosi karakter ke penonton secara efektif. Ketika kita menyaksikan perjuangan, keputusasaan, atau kegembiraan yang digambarkan aktor secara natural dan realistis, kita seolah merasakan itu sendiri. Hasil akhirnya, kita menjadi lebih terhubung dengan karakter dan lebih terbuka dengan pesan di balik kisah mereka. Akting memukau seperti yang ditampilkan Fedi Nuril dan Laudya Cynthia Bella dalam "Assalamualaikum Calon Imam" adalah contoh sempurna bagaimana talenta akting dapat membawa cerita menjadi hidup dan menyentuh jiwa penonton.

Dalam film tersebut, Fedi Nuril berhasil mengekspresikan perjuangan batinnya sebagai seorang pemuda desa yang ingin menjadi seorang imam dengan sangat meyakinkan. Setiap gestur tubuh, ekspresi wajah, dan intonasi suaranya membuat penonton merasakan pergulatan jiwanya dalam mengejar cita-cita mulia tersebut. Dipadu dengan akting alami Laudya sebagai pendamping hidupnya, mereka berhasil menyampaikan pesan tentang keikhlasan dan kesabaran dalam menggapai impian.

Namun akting saja tidak cukup. Seorang sutradara yang terampil merupakan kunci untuk mengemas cerita menjadi karya visual yang powerful. Melalui trik sinematografi, penggunaan simbol, sudut pengambilan gambar, dan nilai estetika, sutradara dapat mengangkat makna tersembunyi dari sebuah adegan. Sebagai contoh, dalam film "99 Cahaya di Langit Eropa", sutradara Guntur Soeharjanto dikenal menggunakan simbol-simbol perjuangan spiritual untuk menyampaikan pesan tentang mencari hakikat keimanan di tengah tantangan kehidupan modern.

Salah satu adegan yang paling menyentuh adalah saat Arini Jasmine, pemeran utama, berdiri di atas tebing sambil merentangkan tangannya, memandang lurus ke arah ribuan cahaya lampu kota di kejauhan. Simbol gestur dan sudut kameranya yang luas membangkitkan perasaan bahwa dirinya begitu kecil menghadapi dunia yang begitu besar dan gemerlap. Namun di saat bersamaan, terselip harapan dan determinasi dalam sorot matanya untuk menemukan cahaya Ilahi di balik kemegahan semu itu.

Selain tiga elemen utama di atas, latar belakang budaya dan keyakinan memainkan peran penting dalam memperkuat dampak sebuah film. Sebuah film dengan nilai-nilai yang selaras dengan kepercayaan atau budaya penonton akan lebih mudah dicerna dan diresapi. Misalnya, film "Ayat-Ayat Cinta 2" yang berlatar kehidupan masyarakat muslim Turki mungkin akan lebih menyentuh bagi penonton muslim Indonesia yang memiliki kedekatan budaya. Meskipun berbeda negara, namun nilai-nilai seperti kekeluargaan, penghormatan pada yang lebih tua, serta spiritualitas yang disampaikan dalam film itu dekat dengan nilai-nilai masyarakat Indonesia.

Terakhir, momen dalam hidup seseorang juga turut menentukan seberapa besar sebuah film dapat berdampak. Ketika seseorang sedang mengalami fase pencarian makna hidup, menghadapi ujian berat, atau sedang rentan secara emosional, mereka cenderung lebih terbuka untuk menerima pesan film yang sejalan dengan kondisi jiwanya saat itu. Film "Munafik" dan "Munafik 2" yang mengeksplorasi tema makhluk ghaib berdasarkan kepercayaan masyarakat Melayu bisa menjadi pencerahan bagi mereka yang sedang mengalami guncangan spiritual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun