Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Merawat Kemajemukan dengan Toleransi

31 Maret 2024   00:01 Diperbarui: 31 Maret 2024   03:38 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Human Initiative

Masing-masing suku memiliki adat istiadat dan budaya yang khas. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mempraktikkan sikap toleran dengan tidak memandang rendah atau mendiskriminasi orang lain hanya karena perbedaan suku, ras, atau golongan. 

Misalnya, kita memperlakukan tetangga yang berbeda suku dengan baik, tidak memandang sebelah mata, dan tetap menjalin silaturahmi yang akrab. 

Dalam lingkungan yang lebih kecil seperti lingkungan kerja atau sekolah, toleransi juga sangat diperlukan untuk menciptakan suasana kondusif dan produktif. Di lingkungan kerja, kita seringkali berinteraksi dengan rekan yang memiliki latar belakang budaya, cara berpikir, bahkan ideologi yang berbeda. 

Contohnya, ketika ada rekan kerja yang memiliki cara berpikir berbeda, kita harus menerima perbedaan tersebut dan tidak memaksakan kehendak kita. Dengan saling menghargai perbedaan pandangan, kita dapat bekerjasama dengan lebih baik, saling melengkapi kekurangan, dan memunculkan ide-ide baru yang lebih segar dan inovatif. 

Begitu pula di lingkungan sekolah, para siswa berasal dari latar belakang keluarga dan daerah yang berbeda-beda. Sikap toleran akan menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menghindari perpecahan antar siswa.  

Meskipun demikian, toleransi bukanlah sekedar membenarkan segala sesuatu dan kehilangan pendirian. Sampai batas-batas tertentu, kita tetap harus teguh pada prinsip dan tidak mentolerir hal-hal yang dapat merusak fabric kebangsaan kita. 

Contohnya, ketika ada pihak yang menyebarkan ujaran kebencian, hasutan kekerasan, atau menghina lambang negara, kita harus tegas menolak dan melaporkannya ke pihak berwenang. 

Sikap toleran bukan berarti membiarkan segala bentuk penyimpangan terjadi. Kita harus menjaga toleransi dalam batasan-batasan yang tidak melanggar hukum dan etika.

Selain itu, toleransi juga bukan berarti mengikuti atau menyetujui segala hal yang bertentangan dengan prinsip kita. Dalam bertolenrasi, kita menghargai perbedaan tapi tidak harus mengadopsinya bila bertentangan dengan keyakinan kita. 

Misalnya, menghormati hak setiap agama untuk merayakan hari besar keagamaan masing-masing namun kita tidak harus mengikuti perayaan tersebut. Yang terpenting adalah saling menghargai dalam perbedaan tanpa perlu memaksa kehendak masing-masing.

Pada akhirnya, hidup dalam keberagaman akan selalu menjadi dinamika tersendiri bagi bangsa Indonesia. Untuk itu, sudah semestinya kita terus mengasah kepekaan dalam menyikapi perbedaan, serta senantiasa menjunjung tinggi sikap toleran dengan kesadaran bahwa persatuan dan kesatuan adalah harga mati bangsa ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun