Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Melepas Belenggu Dendam dengan Kalimat Maaf

27 Maret 2024   05:33 Diperbarui: 27 Maret 2024   05:39 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Memaafkan adalah kunci pembuka surga yang lapang, menuntun kita menuju kedamaian sejati."

Dalam kehidupan yang penuh dinamika ini, tak jarang kita dihadapkan pada situasi yang menyakitkan hati akibat perlakuan orang lain. Baik disengaja maupun tidak, luka batin itu bisa membuat kita terjebak dalam lingkaran kebencian dan dendam yang tak berkesudahan. Namun, Al-Quran memberikan solusi mulia yang dapat membebaskan kita dari jeratan negatif tersebut, yaitu memaafkan.

Dalam firman-Nya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Al-Imran: 133-134)

Dari ayat ini, kita dapat memetik beberapa pelajaran berharga tentang mengapa memaafkan adalah kunci menuju surga yang lapang. Pertama, memaafkan merupakan salah satu sifat orang-orang yang bertakwa. Mereka yang mampu mengendalikan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain adalah sosok yang disukai Allah. Dengan memaafkan, hati kita akan disinari cahaya ketakwaan yang akan mengantarkan kita menuju surga-Nya yang luas sebagaimana disebutkan dalam ayat tersebut. Inilah janji Allah yang pasti akan terwujud bagi mereka yang senantiasa memaafkan.

Kedua, memaafkan adalah bukti keluhuran budi dan kemuliaan akhlak. Ketika seseorang mampu memaafkan, ia telah menunjukkan kemampuannya dalam mengendalikan hawa nafsu dan mengedepankan akal sehatnya. Hal ini merupakan pertanda kematangan spiritual yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang dekat dengan Allah. Dengan memaafkan, kita akan terhindar dari sikap sombong, dendam, dan kebencian yang dapat merusak hubungan kita dengan sesama manusia. Sebaliknya, hati kita akan dipenuhi dengan sifat-sifat mulia seperti rendah hati, pemaaf, dan kasih sayang.

Ketiga, memaafkan adalah jalan menuju kebahagiaan yang hakiki. Ketika kita memaafkan, hati kita akan diliputi ketenangan dan kedamaian. Segala beban dan kegelisahan yang selama ini membelenggu jiwa kita akan lenyap, digantikan dengan kelapangan dada dan kebahagiaan yang sejati. Inilah surga dunia yang kita rasakan sebelum menikmati surga akhirat yang lebih besar lagi. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "Barangsiapa yang mempunyai sifat pemaaf, Allah akan menambahkan kemuliaan baginya."

Selain itu, memaafkan juga memberikan banyak manfaat positif bagi kehidupan kita. Dengan memaafkan, kita akan lebih mudah menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang lain. Kita juga akan terhindar dari stres dan tekanan batin yang dapat memicu berbagai penyakit fisik maupun mental. Lebih jauh lagi, memaafkan dapat mendatangkan keberkahan dan kebaikan yang tidak terduga dalam hidup kita. Sebagaimana sabda Nabi, "Tidaklah seorang hamba menahan amarahnya, melainkan Allah akan menahan kemurkaan-Nya kepadanya pada hari kiamat kelak."

Namun, memaafkan bukanlah hal yang mudah dilakukan. Terkadang kita merasa sulit untuk memaafkan ketika luka yang kita terima begitu dalam dan menyakitkan. Akan tetapi, ingatlah bahwa Allah tidak akan membebani kita di luar kemampuan kita. Selama kita terus berusaha dan berdoa, Allah pasti akan membukakan pintu hati kita untuk memaafkan. Dalam prosesnya, kita bisa memulai dengan memaafkan diri sendiri terlebih dahulu atas segala kekurangan dan kesalahan yang pernah kita lakukan. Setelah itu, kita akan lebih mudah untuk memaafkan orang lain.

Dalam prosesnya, kita perlu memahami bahwa memaafkan bukan berarti melupakan atau membenarkan kesalahan orang lain. Memaafkan adalah pilihan bijak untuk melepaskan diri dari belenggu kebencian dan dendam yang dapat membekukan hati kita. Dengan memaafkan, kita justru menunjukkan kekuatan dan kemuliaan diri kita di hadapan Allah dan sesama manusia. Tidak ada yang lebih mulia daripada memaafkan, karena dengan memaafkan, kita telah mencontoh sifat mulia Sang Pencipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun