Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mereguk Kesejukan Spiritual Selepas Sahur

13 Maret 2024   00:01 Diperbarui: 13 Maret 2024   00:04 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pagi yang diberkahi dengan amal ibadah akan melahirkan hari yang penuh keberkahan dan kebajikan."

Selepas menyantap hidangan sahur, disambut dengan kedipan fajar menyingsing, saat yang paling dinanti di penghujung malam. Inilah momen berkah yang semestinya dimanfaatkan sebaik-baiknya. Bukan saja untuk mengisi perut dengan asupan bergizi, tetapi juga menghiasi raga dengan amal ibadah yang akan menjadi bekal mengarungi hari.

Menggempur Kebodohan dengan Menuntut Ilmu

Memulai aktivitas dengan membaca Al-Quran, Kalam Allah yang menjadi pelita kehidupan, akan menjernihkan jiwa di pagi hari. Lantunan ayat-ayat suci mengalir bagaikan sungai yang membasuh kekeringan raga dari segala hiruk-pikuk duniawi. Membaca dengan khusyuk, memperlambat irama seolah meresapi setiap makna firman Ilahi yang terpatri. Suara yang menggema di relung kalbu, menggetarkan setiap jengkal raga untuk kembali tertuju kepada Sang Pencipta. Allah berfirman:

كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

"(Al-Quran) ini adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) dengan penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal mengingatnya." (QS Shad [38]: 29) 

Selepas itu, memperkaya khazanah keilmuan dengan membaca buku-buku keagamaan, menyegarkan pemahaman tentang akidah, ibadah dan akhlak mulia. Mengkaji karya-karya ulama terdahulu, yang mewariskan butir-butir hikmah bak mutiara yang menerangi kegelapan. Memetik ilmu dari peninggalan mereka, untuk dijadikan lentera dalam mengarungi samudra kehidupan yang tak pernah tenang ini. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

"Barangsiapa yang diinginkan kebaikan oleh Allah, maka dia akan ditunjuki dalam memahami agama." (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037)

Menaburkan Kekhusyukan dengan Dzikirullah

Setelah pengayaan ruhani dengan menuntut ilmu, menyemarakkan pagi ini dengan berdzikir kepada Allah, Yang Maha Agung. Untaian kalimat-kalimat pujian kepada-Nya seirama dengan detak jantung yang menggempur raga, untuk senantiasa mengingat kebesaran Sang Pencipta. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا ۙ وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang." (QS Al-Ahzab [33]: 41-42)

Bermunajat dengan penuh kekhusyukan, akan membentengi diri dari segala godaan duniawi yang menganga di hadapan. Ungkapan dzikir yang tak pernah berhenti dihunus, bak perisai yang melindungi dari segala macam keburukan dan kejahatan. Mengingat Allah di setiap hembus napas, sebagai upaya untuk senantiasa dekat dengan Dzat yang Maha Segala. Karena sejatinya, hanyalah dengan mengingat-Nya, hati menjadi tenteram dalam menghadapi segala rintangan kehidupan. Nabi bersabda:

أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ ؟ قَالُوا : بَلَى ، قَالَ : ذِكْرُ اللَّهِ تَعَالَى

"Maukah kalian aku tunjukkan amalan yang paling utama, paling suci di sisi Raja kalian, paling tinggi derajatnya, lebih baik bagi kalian daripada menafkahkan emas dan perak, dan lebih baik bagi kalian daripada kalian menjumpai musuh lalu kalian memenggal leher mereka, dan mereka memenggal leher kalian?" Para sahabat menjawab, "Tentu." Beliau bersabda, "Zikrullah (mengingat Allah)." (HR. Tirmidzi no. 3377 dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahiih Al-Jaami' no. 6471)

Puncak Ibadah dengan Menunaikan Shalat Subuh

Sebagai pemuncak dari serangkaian aktivitas keberkahan pagi hari, maka bergembiralah untuk menunaikan ibadah shalat, ibadah yang menjadi tiang penyangga agama. Shalat subuh, dengan membawa ruku dan sujud di hadapan Raja Semesta Alam, melengkapi kelengkapan amalan sebagai benteng raga dan harta di sepanjang mengarungi hari. Allah berfirman:

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا

"Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS An-Nisaa' [4]: 103)

Menghadirkan kekhusyukan dalam shalat, menegakkan syiar-syiar Islam yang mulia. Mendekatkan diri kepada Sang Khalik, mengadu segala kelemahan diri sebagai makhluk yang tak berdaya. Mengakui keagungan dan kebesaran Allah, dengan mempersembahkan doa-doa pilihan yang disusun dengan segala kerendahan hati. Sehingga setelah mereguk ketenangan dari sujud panjang, semoga kita dikaruniai kekuatan lahir batin untuk menapaki hari yang terbentang di depan mata. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

"Sedekat-dekat seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah berdoa." (HR. Muslim no. 482)  

Pada akhirnya, setelah menjalankan rutinitas sarat berkah ini, semoga jiwa dan raga menjadi semakin cerah. Menghadapi segala lika-liku kehidupan dengan penuh ketabahan dan rasa syukur. Melangkah pasti di atas kebenaran yang hakiki, karena telah dipenuhi dengan keteduhan dan kekhusyukan amal ibadah yang mengawali pagi bersama Sang Pemilik Kehidupan. Hidup menjadi semakin bermakna, karena telah dibaluri dengan keridhaan Ilahi, yang menjadi obor penerang menghadapi segala macam tantangan dan cobaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun