Kelima, operasi pasar juga perlu dibarengi kebijakan lain yang mendukung stabilisasi harga beras. Misalnya dengan impor beras untuk menambah pasokan ketika harga mulai meningkat. Atau kebijakan moneter untuk menjaga inflasi agar daya beli masyarakat tidak melemah.
Keenam, keterbatasan utama operasi pasar adalah membutuhkan anggaran besar untuk subsidi sementara efek penurunan harganya hanya bersifat sementara. Begitu operasi pasar berakhir, harga kembali normal. Operasi pasar pun perlu diulang beberapa kali dalam setahun.
Ketujuh, oleh sebab itu operasi pasar tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu-satunya kebijakan pengendalian harga beras. Diperlukan kebijakan jangka panjang yang mendukung swasembada beras nasional.Â
Kebijakan jangka panjang ini antara lain percepatan infrastruktur irigasi pertanian, pengembangan teknologi dan inovasi pertanian, perbaikan sistem distribusi dan logistik beras hingga ke pelosok nusantara, serta efisiensi rantai pasok beras secara keseluruhan.
Dengan demikian, operasi pasar beras oleh pemerintah hanya efektif dalam mengendalikan harga beras dalam jangka pendek. Efektivitasnya pun terbatas oleh ketersediaan CBP. Agar berkelanjutan, operasi pasar perlu didukung oleh berbagai kebijakan makroekonomi dan kebijakan sektor pertanian yang saling melengkapi. Operasi pasar tidak dapat menjadi satu-satunya andalan kebijakan pemerintah dalam mengendalikan harga beras. Diperlukan dukungan kebijakan jangka panjang dan terpadu di sektor hulu dan hilir agar swasembada beras tetap terjaga dengan harga yang terjangkau masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H