Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Strategi Jitu Komeng Raih Suara Tinggi Lewat Pemasaran Politik ala Influencer

17 Februari 2024   09:00 Diperbarui: 17 Februari 2024   09:02 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemenangan Komeng menunjukkan bahwa humor ternyata bisa menjadi modal politik yang ampuh. Dengan citra humorisnya, Komeng mampu tampil beda dan menarik perhatian dibanding kandidat lain yang terkesan kaku dan formalistis. Ini membuktikan humor tak selalu dianggap sebelah mata dalam pemasaran politik jika digunakan dengan cara yang tepat.

Unpredictability

Unpredictability atau ketidakterdugaan juga dimanfaatkan Komeng. Ia berkampanye dengan gaya khas komedian, mulai dari foto dan tagline "nyeleneh" di surat suara, hingga video kampanye yang spontan dan humoris. Gaya tak terduga ini menarik perhatian publik dan media sosial karena terlihat berbeda dari kandidat lain.

Ketidakterdugaan membuat kampanye Komeng terlihat segar dan autentik, tidak klise seperti politikus pada umumnya. Ini meningkatkan ketertarikan publik, terutama anak muda yang bosan dengan cara kampanye konvensional. Komeng berhasil mengemas dirinya sebagai sosok politikus "diluar kebiasaan" yang unik dan menghibur.

Selain itu, unpredictability juga terlihat dari visi dan misi kampanye Komeng yang tidak biasa, misalnya janji memberikan subsidi kuota internet dan wifi gratis di tempat umum jika terpilih. Janji tersebut sangat relevan dengan kebutuhan anak muda zaman now. Ini membuat Komeng terlihat seperti politikus milenial yang memahami aspirasi generasi muda.

Kesimpulannya, ketiga unsur behavioral marketing di atas berperan vital dalam membawa Komeng meraih suara tinggi di pilkada. Exposure effect meningkatkan kenal dan kesukaan publik lewat popularitasnya di TV. Halo effect menciptakan citra positif sebagai sosok ramah dan dekat rakyat. Unpredictability juga menarik perhatian karena gaya kampanye tak terduga yang berbeda dari kandidat biasa.

Kemenangan gemilang Komeng membuktikan bahwa behavioral marketing efektif diterapkan dalam pemasaran politik. Politikus yang ingin sukses sebaiknya mempertimbangkan aspek psikologis perilaku pemilih, bukan hanya mengandalkan citra dan janji kampanye belaka. 

Pemahaman mendalam terhadap behavioral marketing diperlukan untuk merancang strategi pencitraan dan kampanye yang mampu menyentuh psikologis pemilih secara efektif. Aspek-aspek seperti exposure effect, halo effect dan unpredictability perlu diperhitungkan secara matang dalam perencanaan strategi.

Dengan memanfaatkan behavioral marketing, seorang politikus bisa membangun citra positif dan menarik perhatian publik, meskipun latar belakangnya bukan dari kalangan politisi profesional. Seperti yang ditunjukkan Komeng, daya tarik personal dan kreativitas kampanye yang menyentuh psikologis sangat penting untuk meraih dukungan pemilih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun