Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kapal Menuju Troya: Renungan Pasca-Pemilu

17 Februari 2024   00:01 Diperbarui: 17 Februari 2024   00:01 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Kompas 

Mandiri Demi Kemaslahatan Bersama

Kebimbangan dalam menentukan pilihan politik adalah hal yang wajar. Faktor-faktor seperti keluarga, lingkungan, dan afiliasi politik dapat memengaruhi preferensi individu. Tekanan-tekanan ini seringkali datang dari pihak yang ingin mengerahkan suara demi kepentingan sempit.

Namun, sejarah bangsa memanggil kita untuk bertindak mandiri demi kemaslahatan bersama. Kita perlu melampaui pengaruh-pengaruh tersebut dan menggunakan hak pilih secara bijak untuk menentukan masa depan bangsa. Jangan sampai hak suci ini disalahgunakan demi keuntungan jangka pendek.

Menatap Masa Depan dengan Optimisme

Pemilu 2024 telah mengantarkan kita pada babak baru dalam sejarah bangsa. Kapal demokrasi Indonesia telah berlayar, membawa harapan dan kecemasan di lautan penuh rintangan. Gelombang tantangan baik dari dalam maupun luar negeri akan terus menghantam.

Namun, dengan perahu yang kokoh dan awak kapal yang tangguh, Indonesia pasti mampu mengarungi badai dan mencapai pelabuhan sejahtera. Kita tak perlu pesimistis, sebab bangsa ini telah teruji dalam berbagai krisis sepanjang sejarahnya. 

Optimisme dan kepercayaan pada diri sendiri adalah kunci untuk terus melangkah maju. Mari kita jadikan renungan ini sebagai kompas moral untuk menapaki jalan menuju masa depan. Ambisi yang bertanggung jawab, pilihan yang bijak, dan tindakan mandiri adalah kunci untuk mengantarkan bangsa ini menuju kejayaan.

Sumber foto: Kompas 
Sumber foto: Kompas 

Bersatu Membangun Bangsa

Pemilu telah usai, saatnya kita bersatu kembali membangun bangsa ini. Meski berbeda pilihan politik, kita tetap satu bangsa, satu tanah air, satu bahasa, dan satu tujuan. Perbedaan adalah rahmat untuk saling melengkapi dan mengoreksi di jalan menuju Indonesia yang lebih baik.

Marilah kita tutup lembaran hitam kontestasi pemilu yang penuh kepalsuan berita dan ujaran kebencian. Kini saatnya membuka lembaran baru persatuan dan gotong royong demi kejayaan bangsa yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun