Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Sst... Jangan Tanya, Rahasia Capresku!

7 Februari 2024   00:01 Diperbarui: 7 Februari 2024   00:14 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tunjukkan profesionalismemu, bukan fanatisme butamu."

Pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 sudah di depan mata. Tinggal seminggu lagi sampai hari pemungutan suara. Pembicaraan mengenai calon presiden (capres) yang akan dipilih semakin ramai diperbincangkan.

Sebagai abdi negara, Aparatur Sipil Negara (ASN) idealnya bersikap netral dan tidak terlibat dalam pembicaraan mengenai capres. ASN sejatinya tidak perlu membicarakan siapa pilihannya dalam Pilpres nanti. ASN juga tidak perlu menanyakan siapa pilihan ASN lainnya.

Hal ini karena pembicaraan semacam itu berpotensi menimbulkan perpecahan di internal ASN, jika ternyata pilihan mereka berbeda satu sama lain. Apalagi jika ada yang terlampau fanatik kepada capres tertentu, tentu akan menimbulkan ketegangan dengan rekan ASN lain yang memiliki preferensi berbeda. 

Selain itu, belum tentu capres yang didukung itu benar-benar memperhatikan para pendukungnya apabila terpilih nanti. Jadi tidak ada gunanya ASN saling berebut mendukung capres tertentu. Apalagi sampai bertengkar karena beda pilihan.

Faktanya, antar capres mungkin tidak ada masalah apapun secara pribadi. Justru para pendukung merekalah yang saling berselisih dan berdebat kusir. Ini sungguh tidak perlu terjadi, apalagi di lingkup ASN yang idealnya bersikap profesional dan netral.

Oleh karena itu, ASN sebaiknya tidak perlu terlalu berlebihan dalam menentukan dukungan kepada capres tertentu. Cukup pilih sesuai hati nurani saat hari pemilihan tiba, tanpa perlu mengumbar atau memprovokasi ASN lain.

Fokus utama ASN seharusnya menjalankan tugas pelayanan publik dengan sebaik-baiknya, bukan malah sibuk berdebat capres. Apalagi sampai menjatuhkan ASN lain gara-gara beda pilihan politik.

Di sisi lain, pemerintah dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga perlu mengingatkan ASN untuk tetap bersikap profesional dan netral dalam menyikapi Pilpres 2024 nanti. Jangan sampai keberpihakan ASN ke capres tertentu mengganggu kinerja dan melunturkan citra ASN sebagai pelayan masyarakat.

Singkatnya, ASN tidak perlu sibuk-sibuk membahas dan memberitahu pihak lain soal preferensi capresnya. Cukup pilih dengan bijak sesuai hati nurani saat hari pemungutan suara. Yang terpenting, ASN harus tetap fokus memberikan layanan maksimal kepada masyarakat, apapun hasil Pilpres 2024 nanti.

Itulah mengapa ASN sejatinya tidak perlu membicarakan pilihan capresnya. Jangan sampai keberpihakan politik merusak citra dan kinerja ASN sebagai pelayan publik yang profesional dan netral.  

Namun, bukan berarti ASN sama sekali tidak boleh menyuarakan aspirasi dan preferensi politiknya. ASN tetap warga negara yang memiliki hak pilih dalam Pilpres. Hanya saja, penyampaian aspirasi tersebut harus pada tempatnya, yaitu di bilik suara saat hari pemungutan suara tiba.

ASN juga tetap bebas memilih capres mana pun sesuai hati nurani. Tapi sekali lagi, pilihan itu cukup disimpan sendiri, tanpa perlu mengumbar atau memaksakan ke orang lain. Apalagi sampai menganggu kinerja karena terlalu mengumbar fanatisme pada capres tertentu.

Sebagai pelayan publik, ASN dituntut professional dan mampu memisahkan antara preferensi pribadi dengan tugas dan kewajibannya. Meski punya calon favorit dalam Pilpres, ASN tetap wajib memberikan layanan prima kepada masyarakat tanpa membedakan latar belakang.

Kepada pimpinan instansi pemerintahan juga diimbau untuk mengingatkan bawahannya yang berstatus ASN agar tetap bersikap profesional dalam menyikapi Pilpres 2024 nanti. Jangan sampai kinerja pelayanan publik terganggu karena euforia Pilpres. 

Sebaliknya, tegaskan agar ASN fokus menjalankan tugasnya melayani masyarakat dengan baik. Pilihan politik cukup disimpan sebagai urusan pribadi masing-masing. Jangan dibawa hingga mengganggu hubungan dan kinerja di instansi.

Dari sisi KPU sebagai penyelenggara juga perlu mengingatkan seluruh ASN di Indonesia agar menjaga sikap netralitas dan profesionalisme. Jangan sampai keberpihakan ke capres tertentu justru merusak citra ASN di mata masyarakat.

KPU dapat menggencarkan imbauan dan himbauan tersebut melalui berbagai saluran, baik media sosial, spanduk, maupun surat edaran resmi ke instansi pemerintah. Tujuannya agar Pilpres 2024 nanti betul-betul berjalan damai, adil dan sesuai aturan main.

Apabila semua pihak bisa menjaga sikap sesuai fungsi dan perannya masing-masing, maka Pilpres 2024 dapat berlangsung sukses. ASN fokus menjalankan tugas pelayanan publik, sementara warga negara bebas memilih capres sesuai hati nurani di bilik suara. 

Pada akhirnya, yang terpilih nanti semoga bisa menjadi presiden yang adil dan berpihak kepada seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya berpihak kepada kelompok atau individu tertentu.

Demikianlah mengapa ASN sejatinya tidak perlu sibuk membahas dukungan ke capres tertentu. Cukup tunjukkan profesionalisme dalam menjalankan tugas pelayanan publik apapun hasil Pilpres nanti. Dengan begitu, maka citra ASN sebagai pelayan masyarakat yang netral dan profesional akan semakin terjaga.

"Hati yang tenang lebih berharga daripada mulut yang banyak bicara."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun