Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata: 7 Faktor yang Membuatnya Tak Pernah Lepas Dari Tangan Pembaca

6 Januari 2024   12:28 Diperbarui: 6 Januari 2024   12:41 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hidup terlalu singkat untuk dilalui tanpa tujuan. Temukan passion dan kejarlah mimpimu."

Novel biografi berjudul "Sang Pemimpi" karya Andrea Hirata yang terbit pertama kali pada 2006 silam hingga kini masih menjadi salah satu novel Indonesia paling laris dan populer. Kisah hidup Andrea Hirata semasa SMP di Pulau Belitong ini mampu menyihir banyak pembaca dan difilmkan karena proses kreatif penulisannya yang apik. Ada apa saja di balik sukses novel Sang Pemimpi ini? 

Karakter Tokoh Utama yang Kuat dan Memorable

Tokoh utama dalam novel Sang Pemimpi ini adalah Ikal, anak nelayan miskin yang memiliki cita-cita jadi penulis novel terkenal. Sosok Ikal digambarkan sangat detail dan memorable. Pembaca seolah bisa berteman dan mengenal dekat sosok Ikal. Karakternya yang cerdas, ambisius, pekerja keras, setia kawan, humoris, sekaligus melankolis membuatnya tampak hidup di mata pembaca. Tak hanya Ikal, tokoh utama lain seperti Arai, Jimbron, dan Mahar juga memiliki karakter unik dan kuat. Kita jadi cepat akrab dengan mereka. 

Alur yang Menarik dengan Banyak Twist 

Selain tokoh-tokoh yang kuat, kunci sukses novel Sang Pemimpi juga terletak pada plot atau alur cerita yang dibangun dengan apik oleh Andrea Hirata. Alur diceritakan secara kronologis mulai masa kecil Ikal hingga remaja. Ada banyak twist dan turning point yang membuat pembaca penasaran. Misalnya saat Ikal harus berhenti sekolah karena ayahnya bangkrut atau bagaimana perjuangan Ikal mengejar beasiswa ke Perancis. Semua diceritakan secara apa adanya namun tetap logis dan masuk akal. Tidak ada cerita yang terlalu dibuat-buat sehingga mudah diterima pembaca.   

Latar dan Deskripsi Detail nan Hidup

Faktor penting lainnya adalah kemampuan Andrea Hirata menciptakan latar dan suasana yang sangat hidup di novel ini. Deskripsi detail tentang kehidupan di Desa Gantong, SD Muhammadiyah, pantai, laut dan aktivitas nelayan, rumah dan kehidupan tokoh-tokoh membuat pembaca seolah ikut berada di Pulau Belitong dan mengalami sendiri kisah yang diceritakan. Andrea Hirata sangat piawai membangun imaji pembaca lewat pendeskripsian detailnya. 

Gaya Bahasa Sederhana Namun Puitis

Meski berlatar desa dan kehidupan sederhana, novel Sang Pemimpi tetap enak dibaca karena gaya bahasa Andrea Hirata yang indah. Ia banyak menggunakan idiom, perumpamaan, metafora yang membuat cerita lebih hidup dan mudah dicerna pembaca. Misalnya ungkapan "gulai kepala ikan kakap seperti dunia akherat, enak tapi menakutkan" atau "kata-katanya seperti kereta api, berdegup kencang dan menimbulkan gema yang panjang". Gaya bahasanya sederhana tapi puitis dan membius.

Cerita yang Menghibur dengan Humor Khas Anak Muda

Faktor selanjutnya adalah cara Andrea Hirata bercerita yang ringan dan menghibur. Di tengah kisah yang cukup melankolis, selalu ada humor segar khas anak SMU yang muncul lewat obrolan dan tingkah laku tokoh-tokoh. Interaksi Ikal-Arai-Jimbron-Mahar yang lucu dan kocak membuat novel ini tidak terlalu berat untuk dibaca. Pembaca bisa terhibur sekaligus menyadari pesan moralnya. 

Perspektif Anak Muda yang Membumi

Kisah diceritakan dari sudut pandang anak SMP yang membuatnya lebih membumi dan mudah diterima pembaca, terutama kalangan anak muda. Pembaca seolah diajak masuk ke dunia anak sekolahan dan bisa berkaca lewat kisah yang diangkat. Perjuangan, persahabatan, cinta, cita-cita dan dinamika batin tokoh remaja sangat natural dan dekat dengan keseharian pembaca.

Pesan Positif yang Disampaikan Secara Halus 

Novel ini menyampaikan pesan positif tentang pentingnya pendidikan, kegigihan dan kerja keras untuk meraih mimpi. Nilai-nilai itu disampaikan Andrea Hirata dengan halus lewat kisah dan dialognya tanpa menggurui. Pembaca bisa menangkap hikmahnya tanpa merasa digurui. Pesannya mengena karena perspektif anak muda yang digunakan.

Itulah proses kreatif di balik novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yang membuatnya layak jadi salah satu novel Indonesia terlaris sepanjang masa. Lewat kisah kehidupannya di Pulau Belitong, Andrea Hirata berhasil menghadirkan mahakarya yang inspiratif dan layak baca berulang kali. Ia sangat piawai menciptakan kisah sederhana namun mampu menghibur dan memberi banyak pelajaran berharga untuk pembaca. Tak heran novel dan karya-karyanya yang lain seperti Laskar Pelangi dan Edensor juga menuai sukses di pasaran. Sang Pemimpi tetap menjadi yang paling fenomenal karena faktor-faktor kreatif di balik penulisannya yang brilian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun