Meski berlatar desa dan kehidupan sederhana, novel Sang Pemimpi tetap enak dibaca karena gaya bahasa Andrea Hirata yang indah. Ia banyak menggunakan idiom, perumpamaan, metafora yang membuat cerita lebih hidup dan mudah dicerna pembaca. Misalnya ungkapan "gulai kepala ikan kakap seperti dunia akherat, enak tapi menakutkan" atau "kata-katanya seperti kereta api, berdegup kencang dan menimbulkan gema yang panjang". Gaya bahasanya sederhana tapi puitis dan membius.
Cerita yang Menghibur dengan Humor Khas Anak Muda
Faktor selanjutnya adalah cara Andrea Hirata bercerita yang ringan dan menghibur. Di tengah kisah yang cukup melankolis, selalu ada humor segar khas anak SMU yang muncul lewat obrolan dan tingkah laku tokoh-tokoh. Interaksi Ikal-Arai-Jimbron-Mahar yang lucu dan kocak membuat novel ini tidak terlalu berat untuk dibaca. Pembaca bisa terhibur sekaligus menyadari pesan moralnya.Â
Perspektif Anak Muda yang Membumi
Kisah diceritakan dari sudut pandang anak SMP yang membuatnya lebih membumi dan mudah diterima pembaca, terutama kalangan anak muda. Pembaca seolah diajak masuk ke dunia anak sekolahan dan bisa berkaca lewat kisah yang diangkat. Perjuangan, persahabatan, cinta, cita-cita dan dinamika batin tokoh remaja sangat natural dan dekat dengan keseharian pembaca.
Pesan Positif yang Disampaikan Secara HalusÂ
Novel ini menyampaikan pesan positif tentang pentingnya pendidikan, kegigihan dan kerja keras untuk meraih mimpi. Nilai-nilai itu disampaikan Andrea Hirata dengan halus lewat kisah dan dialognya tanpa menggurui. Pembaca bisa menangkap hikmahnya tanpa merasa digurui. Pesannya mengena karena perspektif anak muda yang digunakan.
Itulah proses kreatif di balik novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yang membuatnya layak jadi salah satu novel Indonesia terlaris sepanjang masa. Lewat kisah kehidupannya di Pulau Belitong, Andrea Hirata berhasil menghadirkan mahakarya yang inspiratif dan layak baca berulang kali. Ia sangat piawai menciptakan kisah sederhana namun mampu menghibur dan memberi banyak pelajaran berharga untuk pembaca. Tak heran novel dan karya-karyanya yang lain seperti Laskar Pelangi dan Edensor juga menuai sukses di pasaran. Sang Pemimpi tetap menjadi yang paling fenomenal karena faktor-faktor kreatif di balik penulisannya yang brilian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H