"Cahaya tulisan dapat memecahkan kegelapan ketidakpahaman, mari bangkitkan literasi dalam politik."
Indonesia tengah menghadapi tantangan signifikan terkait literasi. Menurut penelitian terkini, skor literasi di Indonesia cenderung rendah, dan hal ini dapat memiliki dampak yang mendalam, terutama dalam konteks pemilihan legislatif. Salah satu fenomena menarik yang muncul adalah dominasi strategi 'perang poster' dibandingkan dengan 'perang tulisan' oleh calon legislatif.Â
Artikel ini akan menjelaskan korelasi antara rendahnya skor literasi di Indonesia dengan sulitnya mencari calon legislatif yang memilih media tulisan untuk menarik perhatian pemilihnya.
Literasi di Indonesia: Tantangan dan Dampak
Indonesia telah menghadapi tantangan berkelanjutan terkait literasi sepanjang sejarahnya. Upaya pemerintah dan organisasi non-pemerintah untuk meningkatkan tingkat literasi telah berjalan, namun masih banyak daerah di Indonesia yang berjuang mengakses pendidikan berkualitas.Â
Rendahnya akses terhadap pendidikan berkualitas di berbagai wilayah menciptakan ketimpangan dalam kemampuan membaca dan menulis, mengakibatkan dampak yang meresap ke dalam aspek kehidupan masyarakat secara menyeluruh, termasuk dalam ranah politik.
Kurangnya akses terhadap pendidikan berkualitas tidak hanya mempengaruhi kapasitas individu untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan politik, tetapi juga menciptakan kesenjangan informasional di antara masyarakat.Â
Hal ini menjadi tantangan besar dalam upaya menciptakan pemahaman yang merata mengenai isu-isu politik dan keterlibatan yang lebih aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam proses demokratisasi.
Media Tulisan vs. Perang Poster
Pemilihan legislatif bukan sekadar acara demokrasi, tetapi panggung pertarungan di mana calon legislatif berlomba-lomba untuk mencuri perhatian pemilih.Â