Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bisnis Hitam di Ruang Kelas: Merusak Integritas Pendidikan

18 Desember 2023   00:01 Diperbarui: 18 Desember 2023   00:32 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Seperti embun yang meresap ke dalam tanah, kejujuran dan integritas adalah elemen yang memberi kehidupan pada pendidikan."

Masih terus terjadi fenomena yang menyedihkan di dunia pendidikan, ada oknum guru terlibat dalam praktek jual beli nilai. Baik secara langsung dengan menawarkan nilai yang tinggi jika siswa membayar sejumlah tertentu, maupun tidak langsung seperti menawarkan les atau bimbingan belajar berbayar yang jika diikuti akan mendapatkan nilai tinggi.

Tindakan ini tidak hanya mengecewakan, tetapi juga merusak integritas pendidikan. Ketika pendidikan seharusnya menjadi landasan yang kokoh bagi masa depan, praktek yang tidak etis seperti ini menggerogoti kepercayaan siswa, orang tua, dan lembaga pendidikan. 

Dalam merangkai masa depan generasi muda, integritas dan kejujuran adalah fondasi yang tak tergantikan, dan tindakan semacam ini harus ditolak secara tegas demi memastikan keadilan dan kejujuran dalam proses pendidikan.

Ketika seharusnya ruang kelas menjadi tempat pembelajaran yang adil dan setara bagi semua siswa, praktek jual beli nilai oleh oknum guru menjadi pengkhianatan terhadap tujuan sejati pendidikan. Implikasinya tak hanya terbatas pada penerimaan hasil belajar semata, melainkan juga melanggar hak siswa untuk mendapatkan pembelajaran yang layak dan kompetisi yang sehat. 

Merugikan siswa dalam hal ini bukan hanya soal nilai, melainkan juga mengajarkan mereka pesan yang salah tentang pentingnya etika, kejujuran, dan tanggung jawab. Pendidikan yang berkualitas tak hanya menghasilkan kecerdasan intelektual, tetapi juga membentuk karakter dan moralitas yang kokoh untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat.

# Kerugian bagi siswa

Siswa yang terlibat jual beli nilai dengan oknum guru tersebut akan mendapatkan nilai tinggi tanpa belajar dengan giat. Hal ini dapat menyebabkan siswa menjadi malas belajar dan tidak memiliki kemampuan yang sebenarnya. Selain itu, siswa juga akan merasa tidak puas karena nilai yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan hasil kerja keras mereka.

# Kerugian bagi orang tua

Orang tua yang membayar jual beli nilai kepada oknum guru tersebut akan merasa dirugikan karena uang yang mereka keluarkan tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan. Selain itu, orang tua juga akan merasa khawatir karena anak mereka tidak belajar dengan giat dan hanya mengandalkan nilai yang diberikan oleh oknum guru tersebut.

# Kerugian bagi lembaga pendidikan

Lembaga pendidikan akan menjadi korban dari praktik jual beli nilai ini karena reputasinya akan tercoreng. Selain itu, lembaga pendidikan juga akan sulit untuk meningkatkan kualitas pendidikannya karena siswa yang mendapatkan nilai tinggi tidak memiliki kemampuan yang sebenarnya.

Cara mengatasi praktik jual beli nilai

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi praktik jual beli nilai, yaitu:

# Meningkatkan pengawasan terhadap guru.

Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu meningkatkan pengawasan terhadap guru untuk mencegah terjadinya praktik jual beli nilai. Pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melakukan inspeksi mendadak (sidak), melakukan monitoring terhadap kinerja guru, dan memberikan sanksi tegas kepada guru yang terbukti melakukan pelanggaran.

# Meningkatkan kesadaran masyarakat

Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan yang berkualitas. Masyarakat perlu memahami bahwa nilai yang didapatkan oleh siswa harus sesuai dengan kemampuan yang sebenarnya. Masyarakat juga perlu berani melaporkan praktik jual beli nilai kepada pihak yang berwenang.

# Meningkatkan kualitas pendidikan

Lembaga pendidikan perlu meningkatkan kualitas pendidikannya agar siswa dapat memperoleh nilai yang sesuai dengan kemampuan mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti meningkatkan kualitas guru, menyediakan fasilitas yang memadai, dan memberikan materi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Berikut adalah beberapa tips bagi orang tua untuk mencegah anaknya menjadi korban praktik jual beli nilai:

# Berbicaralah dengan anak tentang pentingnya belajar

Orang tua perlu menjelaskan kepada anak bahwa belajar adalah hal yang penting untuk meraih cita-cita. Orang tua juga perlu mendorong anak untuk belajar dengan giat dan tidak mengandalkan nilai yang diberikan oleh oknum guru.

# Periksa nilai anak secara berkala

Orang tua perlu memeriksa nilai anak secara berkala untuk mengetahui perkembangan belajar anak. Jika nilai anak tiba-tiba meningkat secara drastis, orang tua perlu curiga dan menanyakan hal tersebut kepada anak.

# Laporkan kepada pihak yang berwenang jika ada dugaan praktik jual beli nilai.

Jika orang tua mengetahui adanya praktik jual beli nilai, orang tua perlu melaporkan hal tersebut kepada pihak yang berwenang, seperti kepala sekolah, dinas pendidikan, atau kepolisian.

Peristiwa jual beli nilai oleh oknum guru ini tidak hanya mencoreng kepercayaan yang seharusnya kita miliki pada pendidikan sebagai tonggak kemajuan, tetapi juga merusak fondasi moralitas dan keadilan dalam proses pembelajaran. Penting untuk kita semua bersatu dalam menegakkan integritas pendidikan, memberikan contoh yang kuat bagi generasi mendatang, dan memastikan bahwa ruang kelas bukanlah panggung untuk praktek-praktek yang merugikan, melainkan tempat di mana setiap individu memiliki kesempatan adil untuk tumbuh dan berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun