"Setitik kebijaksanaan kimia hijau membentuk samudra keberlanjutan."
Dalam dunia yang terus berkembang, ada satu konsep revolusioner yang mengubah cara kita memandang kimia. Kimia hijau bukan sekadar istilah, tetapi sebuah pandangan yang mempertimbangkan lebih dari sekadar reaksi kimia.Â
Ini adalah pandangan yang menilai dampaknya terhadap lingkungan tempat kita hidup dan kesehatan kita sebagai manusia. Inilah saatnya kita memandang kimia dari perspektif baru, yang bukan hanya tentang reaksi di laboratorium, tetapi tentang cinta dan tanggung jawab kita terhadap bumi ini.Â
Dalam menjalankan prinsip-prinsipnya, ada 12 asas utama yang menjadi landasan bagi praktik kimia yang lebih berkelanjutan.
Prinsip pertama dalam kimia hijau adalah pencegahan. Pendekatan preventif dalam kimia hijau tidak hanya merupakan sebuah strategi, tetapi juga sebuah filsafat hidup.Â
Mencegah terbentuknya bahan buangan beracun bukan hanya mengurangi pekerjaan membersihkan limbah, tetapi juga mencegah timbulnya risiko serius bagi ekosistem dan kesehatan manusia.Â
Ini membutuhkan pemikiran proaktif dalam merancang setiap langkah proses kimia, dengan mempertimbangkan dampaknya sejak tahap perencanaan hingga implementasi.Â
Dalam pandangan ini, keberlanjutan bukan sekadar tujuan, tetapi fondasi dari setiap langkah aksi. Menyadari bahwa upaya pencegahan tidak hanya mengurangi risiko saat ini, tetapi juga melindungi generasi mendatang, merupakan kekuatan yang mendorong perubahan paradigma dalam bidang kimia.
Prinsip kedua dalam konsep kimia hijau menggarisbawahi esensi dari penggunaan atom secara ekonomis dalam proses sintesis. Dengan memaksimalkan efisiensi penggunaan atom, bukan hanya limbah yang dapat diminimalkan, tetapi keseluruhan proses kimia pun menjadi lebih efisien.Â
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya