Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menghadapi Guru Bermasalah: Solusi untuk Menciptakan Lingkungan Kerja/Belajar yang Sehat

1 November 2023   00:01 Diperbarui: 1 November 2023   00:05 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen iStock via Canva 

Begitu pula, hal ini juga memberikan kesempatan bagi guru untuk meningkatkan kesejahteraan emosional dan mental mereka, yang akan sangat mendukung dalam membentuk lingkungan belajar yang lebih baik. Dalam dunia pendidikan yang selalu berubah dan menantang, mengakui bahwa kita semua memerlukan bantuan kadang-kadang adalah langkah pertama menuju perubahan positif yang berkelanjutan.

3. Belajar untuk Mengendalikan Emosi

Guru perlu belajar untuk mengendalikan emosinya dengan lebih baik. Ini bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan usaha dan tekad yang kuat, guru dapat meraih kendali atas emosinya. Salah satu cara yang sangat efektif adalah melibatkan diri dalam latihan yang membantu mengelola stres dan emosi. Guru dapat mempraktikkan meditasi untuk menenangkan pikiran dan menjaga ketenangan dalam situasi-situasi sulit. Selain itu, yoga dapat membantu dalam meningkatkan kesadaran diri dan mengurangi reaksi emosional yang berlebihan. Latihan pernapasan yang teratur juga dapat membantu guru untuk meredakan emosi yang muncul secara tiba-tiba. Dengan berinvestasi dalam pengembangan diri ini, guru dapat menjadi teladan bagi siswa dalam menghadapi tantangan dan menjalani kehidupan dengan keseimbangan emosi yang lebih baik.

4. Mengubah Pola Pikir

Pada tahap awal, guru perlu berusaha keras untuk mengubah pola pikirnya agar lebih positif dan tidak egois. Ini adalah langkah kunci dalam menciptakan hubungan yang sehat antara guru dan siswa. Guru perlu menyadari bahwa siswa adalah manusia yang memiliki perasaan, kekhawatiran, dan harga diri yang perlu dihargai. Membangun empati dan pengertian terhadap siswa adalah fondasi penting dalam proses pendidikan. Selain itu, guru juga perlu menyadari bahwa dalam kehidupan ini, tidak semua orang harus setuju dengan pendapatnya. Pembelajaran melibatkan berbagai sudut pandang, dan menghormati perbedaan pendapat adalah hal yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan beragam.

Dengan mengadopsi pola pikir yang lebih positif dan memahami pentingnya empati serta penghargaan terhadap perbedaan, seorang guru dapat memainkan peran yang lebih baik dalam membimbing siswa menuju perkembangan pribadi dan intelektual yang lebih baik. Sikap guru yang terbuka terhadap sudut pandang yang beragam dan kebutuhan siswa akan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan pembelajaran yang positif.

Tips Menghadapi Guru yang Memiliki Sikap Kasar

1. Jangan Bereaksi Berlebihan

Ketika Anda dihadapi dengan situasi di mana guru bersikap kasar terhadap Anda, sangat penting untuk menjaga ketenangan dan tidak bereaksi berlebihan. Melampiaskan emosi Anda secara berlebihan dapat memperburuk keadaan dan mengganggu proses belajar Anda. Sebaliknya, cobalah untuk tetap tenang dan mengendalikan emosi Anda. Dengan menjaga ketenangan, Anda dapat menghadapi situasi tersebut dengan lebih bijak, dan ini juga memberi kesempatan bagi Anda untuk mencari solusi yang lebih baik. Ingatlah bahwa ketenangan adalah kunci untuk mengatasi konflik dan menjaga suasana belajar yang positif.

Selain itu, berbicaralah dengan guru secara baik-baik jika Anda merasa terganggu dengan sikapnya. Komunikasi yang terbuka dan sopan dapat membantu mengatasi perbedaan pendapat atau ketidaknyamanan yang mungkin timbul. Terkadang, melalui percakapan yang konstruktif, Anda dapat mencapai pemahaman bersama atau menemukan solusi untuk masalah yang Anda hadapi. Jadi, dalam situasi apapun, menjaga ketenangan dan berkomunikasi dengan baik adalah langkah penting untuk menghadapi guru yang memiliki sikap kasar.

2. Komunikasi dengan Baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun