Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa Merusak dan Membakar Fasilitas Sekolah, Tanggung Jawab Siapa?

31 Oktober 2023   00:01 Diperbarui: 31 Oktober 2023   00:04 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kecerdasan sejati bukan hanya dalam buku, tapi juga dalam hati yang baik."

Dilansir detikSumbagsel, telah terjadi pengrusakan dan pembakaran ruang kelas MTs Negeri Manggar di Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung (Babel). Pelakunya ternyata siswa aktif di sekolah tersebut. Pembakaran itu terjadi, Minggu (29/10/2023) kemarin. Ada satu ruang kelas yang dibakar pelaku.

Insiden menciptakan berbagai pertanyaan dan keprihatinan mendalam di kalangan masyarakat. Apa yang mendorong seorang siswa aktif di sekolah tersebut untuk melakukan tindakan yang merusak properti sekolah? Apalagi, tindakan ini terjadi di tengah upaya pemerintah dalam menggalakkan projek profil pelajar Pancasila. Dalam tulisan ini, kita akan membahas dampak dari insiden ini dan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah siswa melakukan pengrusakan fasilitas pendidikan.

Peristiwa pengrusakan dan pembakaran ruang kelas di MTs Negeri Manggar adalah berita yang sangat menyedihkan. Menyusul kejadian tersebut, kita perlu merenung dan mencari solusi agar insiden semacam ini tidak terulang. Pertanyaan pertama yang muncul adalah apa yang mendorong seorang siswa yang seharusnya berada di lingkungan pendidikan untuk melakukan tindakan destruktif seperti ini?

Salah satu langkah yang dapat diambil untuk mencegah peristiwa serupa adalah dengan membangun komunikasi yang baik antara guru, siswa, dan orang tua. Komunikasi yang baik adalah kunci untuk memahami kondisi dan permasalahan yang dihadapi siswa. Guru dan orang tua perlu menjadi sumber dukungan yang kuat bagi siswa, sehingga mereka merasa nyaman berbicara tentang masalah yang mereka hadapi. Ketika ada indikasi perubahan perilaku atau masalah yang muncul, intervensi dapat dilakukan lebih cepat.

Pendidikan karakter juga memainkan peran penting dalam mencegah perilaku merusak. Melalui pendidikan karakter, siswa dapat diajari nilai-nilai positif seperti tanggung jawab, sopan santun, dan empati. Nilai-nilai ini membantu siswa untuk lebih sadar terhadap konsekuensi tindakan mereka dan dampaknya pada orang lain. Siswa yang memiliki pendidikan karakter yang kuat cenderung lebih bertanggung jawab dan peduli terhadap fasilitas sekolah mereka.

Selain itu, menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman adalah langkah yang penting dalam mencegah pengrusakan fasilitas pendidikan. Siswa yang merasa aman dan nyaman di sekolah cenderung lebih fokus pada pembelajaran dan lebih sedikit terlibat dalam tindakan merusak. Upaya perbaikan lingkungan sekolah, termasuk keamanan fisik dan sosial, harus ditingkatkan.

Pengawasan terhadap siswa juga merupakan faktor penting dalam mencegah perilaku destruktif. Guru, staf sekolah, dan orang tua perlu bekerja sama dalam memantau siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengenali perubahan perilaku yang mencurigakan dan meresponnya dengan cepat. Selain itu, pembentukan komite sekolah yang melibatkan orang tua juga dapat membantu dalam meningkatkan pengawasan terhadap siswa.

Selain langkah-langkah konkret yang telah disebutkan di atas, penting untuk mengedukasi siswa tentang pentingnya merawat fasilitas sekolah. Siswa perlu memahami bahwa fasilitas tersebut adalah milik bersama dan harus dijaga dengan baik. Edukasi seperti ini dapat membantu membangun rasa memiliki terhadap sekolah dan fasilitasnya.

Perlu juga adanya kerjasama antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan sekolah. Dengan melibatkan semua pihak, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman untuk siswa.

Selain itu, penting untuk mengevaluasi program pendidikan yang ada dan melihat apakah ada kekurangan dalam pendekatan yang telah diambil dalam mengajarkan nilai-nilai sosial dan moral kepada siswa. Peningkatan program pendidikan karakter dapat menjadi solusi jangka panjang dalam mencegah insiden serupa.

Selanjutnya, penting untuk memberikan sanksi yang tegas bagi siswa yang terlibat dalam pengrusakan fasilitas sekolah. Ini bertujuan untuk memberikan pesan bahwa tindakan merusak tidak akan ditoleransi dan akan berdampak pada masa depan mereka.

Dalam upaya mencegah insiden serupa, kita juga perlu mengingatkan siswa tentang konsekuensi hukum dari tindakan kriminal seperti pembakaran. Ini dapat menjadi pengingat yang kuat bagi siswa bahwa tindakan mereka bisa berakibat pada hukuman serius.

Terakhir, perlu ada pemantauan yang ketat terhadap kelompok siswa yang mungkin memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan destruktif. Ini bisa mencakup pemantauan sosial, psikologis, dan pendekatan yang bersifat preventif untuk mengatasi masalah sebelum menjadi lebih serius.

Kesimpulannya, insiden pengrusakan dan pembakaran ruang kelas MTs Negeri Manggar di Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung, adalah peristiwa yang sangat memprihatinkan. Untuk mencegah insiden serupa di masa depan, perlu ada upaya kolaboratif dari semua pihak, termasuk sekolah, guru, orang tua, dan pemerintah. Membangun komunikasi yang baik, meningkatkan pendidikan karakter siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang aman, meningkatkan pengawasan, dan memberikan edukasi yang tepat kepada siswa adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah siswa melakukan pengrusakan fasilitas pendidikan. Semua tindakan ini harus diambil bersama-sama demi menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik dan aman untuk semua siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun