"Literasi keuangan yang rendah adalah jendela bagi penipuan investasi."
Pemberitaan kasus penipuan milyaran rupiah yang dilakukan dua wanita kembar Rihana dan Rihani telah menyita perhatian publik.Â
Mengutip Kompas 05/07/2023, Rihana dan Rihani menjerat korbannya untuk menjadi reseller produk iPhone sejak 2021. Mereka menarik para korban dengan menjanjikan harga barang murah dengan keuntungan yang menggiurkan bagi reseller.Â
Bisnis kotor ini mereka lakukan dengan membayarkan keuntungan kepada satu korban dari uang yang dibayarkan oleh korban lain, modus ini seperti skema Ponzi.
Skema Ponzi, yang seringkali diadopsi oleh penipu dengan kedok investasi, telah menyebabkan banyak korban yang merugi. Fenomena yang mengherankan adalah keefektifan skema ini dalam memperdaya para korban.Â
Apakah para korban tidak pernah mendapatkan informasi tentang kasus penipuan investasi yang sudah merugikan banyak orang? Masalah utamanya tampaknya terletak pada rendahnya tingkat literasi, terutama literasi keuangan.
Literasi keuangan yang rendah merupakan salah satu masalah serius yang secara luas mempengaruhi individu di berbagai belahan dunia.Â
Dampak dari rendahnya literasi keuangan ini dapat dilihat dari banyaknya orang yang terjebak dalam skema Ponzi, yang merupakan salah satu bentuk penipuan investasi yang sangat merugikan.Â
Keadaan ini menggambarkan bagaimana ketidaktahuan tentang konsep keuangan mendasar dapat membuat orang lebih rentan terhadap janji-janji keuntungan besar dalam waktu singkat, tanpa mempertimbangkan risiko yang sebenarnya terkait dengan skema semacam itu.