Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Mau Maju Kalau Gurunya Curang

24 Juni 2023   10:11 Diperbarui: 24 Juni 2023   10:16 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ketika guru mengutamakan integritas dan peningkatan kualitas, pendidikan akan menjadi cahaya yang membimbing generasi masa depan."

Pendidikan memiliki peran krusial dalam membangun masyarakat yang berkualitas dan berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu terus mengembangkan diri melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan. 

Namun, dalam beberapa kasus, terjadi penyalahgunaan sistem di mana lembaga independen di bidang pendidikan non kementerian pendidikan menyelenggarakan Diklat berbayar bagi guru dengan praktik yang meragukan. 

Dalam hal ini, diketahui bahwa lembaga tersebut memberikan sertifikat atau piagam dengan jumlah jam yang tidak sesuai dengan pelaksanaan Diklat yang sebenarnya. Hal ini menunjukkan adanya kecurangan yang merugikan integritas pendidikan dan memprihatinkan.

Penjelasan Masalah

Praktik yang dilakukan oleh lembaga pendidikan ini tidak dapat dibiarkan. Pertama, mereka menyelenggarakan Diklat secara online dan berbayar bagi guru, memberikan kesan bahwa mereka adalah lembaga yang dapat diandalkan dan menawarkan pengembangan profesional. 

Masalah muncul ketika diketahui bahwa durasi Diklat yang seharusnya berlangsung selama 4 hari, hanya dilakukan setengah hari saja. Lalu, dalam sertifikat atau piagam yang mereka keluarkan, tertera jumlah jam Diklat tidak kurang dari 30 jam. Ini merupakan manipulasi data yang jelas-jelas bertentangan dengan integritas dan transparansi dalam pendidikan.

Dalam upaya membenarkan tindakan mereka, lembaga tersebut menggunakan dalih adanya tugas mandiri yang porsinya sebenarnya tidak begitu lama. Alasan ini tidak dapat diterima karena tidak sesuai dengan praktik yang benar dan mengabaikan prinsip-prinsip etika dalam pendidikan. 

Guru yang terlibat dalam kegiatan ini juga memiliki peran yang signifikan dalam kecurangan ini. Mereka sadar bahwa mereka terlibat dalam praktik yang tidak jujur, hanya demi mendapatkan angka kredit pada bagian pengembangan diri mereka.

Dampak dan Implikasi

Praktik kecurangan dalam sistem Diklat ini berdampak luas pada dunia pendidikan. Pertama-tama, hal ini menggerus integritas dan kepercayaan publik terhadap sistem pendidikan. Pendidikan haruslah menjadi ruang yang aman dan terpercaya, di mana guru dapat mengembangkan diri dengan cara yang jujur dan bermanfaat. Praktik seperti ini menghancurkan fondasi kepercayaan tersebut dan menimbulkan keraguan terhadap kualitas pendidikan yang diberikan.

Selanjutnya, praktik ini juga merugikan guru-guru yang benar-benar ingin mengembangkan diri secara profesional. Mereka menginvestasikan waktu dan sumber daya mereka dalam partisipasi Diklat dengan harapan memperoleh ilmu dan keterampilan baru yang dapat mereka terapkan dalam lingkungan kelas. 

Namun, dengan adanya kecurangan ini, upaya dan dedikasi mereka tidak dihargai, dan prioritas diubah menjadi memenuhi angka kredit semata untuk kepentingan pribadi.

Efek jangka panjang dari praktik semacam ini adalah menurunkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Guru yang mendapatkan angka kredit dengan cara yang tidak jujur mungkin tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memberikan pembelajaran yang efektif kepada siswa. Akibatnya, siswa menerima pendidikan yang kurang memadai dan potensi mereka untuk berkembang terhambat.

Untuk mengatasi masalah ini, tindakan segera harus diambil. Pertama-tama, pihak berwenang harus melakukan investigasi menyeluruh terhadap lembaga pendidikan yang terlibat dalam praktik kecurangan ini. Jika terbukti bersalah, langkah hukum harus diambil untuk menghentikan operasi mereka dan mencegah mereka melanjutkan praktik yang merugikan dunia pendidikan.

Selanjutnya, diperlukan peningkatan pengawasan dan regulasi terhadap lembaga-lembaga pendidikan independen. Mekanisme evaluasi yang ketat harus diterapkan untuk memastikan bahwa lembaga-lembaga tersebut mematuhi etika dan integritas pendidikan. Sertifikasi dan akreditasi yang valid harus menjadi syarat mutlak bagi lembaga-lembaga pendidikan untuk dapat beroperasi dan menyelenggarakan Diklat bagi para guru.

Perlu adanya pendekatan yang holistik dalam pengembangan profesional guru. Guru harus diberikan akses kepada program Diklat yang berkualitas, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Lebih penting lagi, penghargaan dalam bentuk angka kredit harus didasarkan pada evaluasi kualitas dan dampak nyata dari Diklat yang diikuti oleh guru, bukan sekadar pemenuhan target jam pelatihan.

Tidak kalah pentingnya adalah mengedepankan etika dan nilai-nilai integritas dalam pendidikan. Guru harus didorong untuk mengutamakan proses pembelajaran yang bermakna dan pembangunan kualitas pribadi. Fokus pada angka kredit semata tidak akan memberikan manfaat jangka panjang jika itu didapatkan melalui kecurangan.

Praktik kecurangan dalam sistem Diklat untuk guru adalah suatu masalah serius yang harus segera diatasi. Integritas pendidikan harus dipulihkan melalui tindakan tegas dan penerapan regulasi yang ketat terhadap lembaga-lembaga pendidikan independen. Guru juga perlu disadarkan akan pentingnya mengedepankan etika dan integritas dalam pengembangan diri mereka. 

Hanya dengan langkah-langkah ini, kita dapat mengembalikan kepercayaan dan kualitas dalam pendidikan, serta memastikan bahwa guru memiliki kualifikasi dan keterampilan yang diperlukan untuk membimbing siswa menuju masa depan yang sukses.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun