Di sisi lain, SMK yang memiliki hubungan yang baik dengan industri atau program kejuruan yang diakui secara luas dapat menarik minat siswa yang tertarik untuk langsung memasuki dunia kerja setelah lulus.
c. Ketersediaan Fasilitas
Fasilitas sekolah juga menjadi pertimbangan penting dalam memilih antara SMA dan SMK. SMA seringkali memiliki fasilitas yang lebih lengkap, seperti perpustakaan yang lebih besar, laboratorium ilmiah yang modern, dan lapangan olahraga yang luas.Â
Sementara itu, SMK biasanya dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung pengembangan keterampilan praktis, seperti bengkel, laboratorium komputer, atau studio seni. Ketersediaan fasilitas yang memadai dapat menarik minat siswa dalam memilih sekolah yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.
d. Peluang Karir dan Pasar Kerja
Salah satu pertimbangan utama dalam memilih antara SMA dan SMK adalah peluang karir dan prospek kerja setelah lulus. SMA memberikan landasan akademis yang lebih luas dan seringkali menjadi persyaratan untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi.Â
Di sisi lain, SMK menawarkan keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan di dunia kerja. Pilihan ini tergantung pada minat siswa dan keinginan mereka untuk segera memasuki dunia kerja atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Implikasi terhadap Guru PNS dan Kebutuhan Jam Mengajar Minimal
Ketika berbicara tentang persaingan antara SMA dan SMK dalam mendapatkan siswa baru, kaitannya dengan kebutuhan jam mengajar minimal bagi guru PNS akan berdampak sangat signifikan. Guru PNS di sekolah menengah, baik di SMA maupun SMK, diharuskan melaksanakan minimal 24 jam mengajar per minggu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Jika salah satu dari SMA atau SMK hanya mendapatkan sedikit siswa, artinya jumlah kelas yang diterima lebih sedikit dari jumlah kelas yang diluluskan, maka akan terjadi ketidakseimbangan antara jumlah guru yang tersedia dan kebutuhan jam mengajar.Â
Dalam situasi ini, terdapat dua permasalahan yang mungkin timbul. Pertama, guru PNS yang sudah menerima tunjangan profesi terkait jumlah jam mengajar minimal dapat mengalami kesulitan dalam mencapai target tersebut. Jika mereka tidak mencapai target, maka mereka akan kehilangan tunjangan profesinya.