Namun, pendidikan seharusnya lebih dari sekadar menanamkan informasi kepada siswa. Proses pembelajaran yang efektif harus mendorong keterlibatan aktif siswa, melatih keterampilan berpikir kritis, dan mengembangkan potensi mereka secara menyeluruh.
Selanjutnya, dalam usaha untuk memenuhi standar yang ditetapkan, terkadang terjadi praktik pencitraan semu dengan membentuk rombongan belajar (rombel) yang kecil. Meskipun rombel kecil sejatinya memiliki manfaat, namun jika tidak diimbangi dengan pendekatan pedagogi yang efektif untuk kelas kecil, manfaat tersebut menjadi terbatas.Â
Penting bagi sekolah untuk tidak hanya memfokuskan pada penampilan angka atau rasio siswa-guru yang sesuai dengan standar, tetapi juga memastikan bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakan secara efektif memenuhi kebutuhan setiap siswa.
Selanjutnya, implementasi Kurikulum Merdeka juga dapat menjadi contoh "isomorphic mimicry" dalam pendidikan. Penggantian dokumen kurikulum saja tidak cukup untuk mencapai transformasi yang diharapkan dalam pembelajaran.Â
Kurikulum Merdeka seharusnya didukung oleh perubahan yang signifikan dalam metode pengajaran, pendekatan evaluasi yang berpusat pada pembelajaran siswa, dan memberikan kebebasan kepada guru dan siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Hanya dengan langkah-langkah nyata inilah Kurikulum Merdeka dapat menjadi alat yang efektif dalam memberikan pendidikan yang memerdekakan.
Jadi, penting bagi kita semua untuk menyadari fenomena "isomorphic mimicry" dalam dunia pendidikan. Keberhasilan pendidikan sejati bukanlah semata-mata tentang pencitraan kesuksesan, melainkan upaya nyata dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.Â
Diperlukan tindakan konkret dari semua pihak terkait, termasuk pemerintah, sekolah, guru, dan masyarakat secara keseluruhan, untuk mengubah paradigma pendidikan menjadi lebih efektif dan berkualitas. Hanya dengan demikian, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan zaman dan mampu melahirkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H