Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar: Menghilangkan Belenggu-belenggu Pembelajaran

6 Juni 2023   00:01 Diperbarui: 6 Juni 2023   00:22 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru belajar dari narasumber. Sumber foto: dokumen pribadi 

"Kebebasan guru dalam merancang pembelajaran adalah kunci menuju inovasi dan inspirasi di ruang kelas."

Pendidikan merupakan fondasi yang penting bagi perkembangan suatu bangsa. Melalui pendidikan, generasi muda dipersiapkan untuk menghadapi tantangan masa depan dan menjadi anggota produktif dalam masyarakat. 

Namun, dalam realitasnya, proses pembelajaran di Indonesia masih menghadapi belenggu-belenggu yang membatasi potensi siswa dan guru. Konsep Merdeka Belajar hadir sebagai solusi untuk menghilangkan belenggu-belenggu tersebut dan memperkuat sistem pendidikan yang inklusif dan progresif.

Salah satu belenggu dalam Learning Cycle adalah aturan standar proses yang kaku, terlalu teknis, dan administratif. Sistem pendidikan seringkali mempersempit kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan metode pembelajaran yang menarik dan efektif. 

Guru dihadapkan pada tuntutan untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan secara ketat, mengorbankan kebebasan dalam mengajar dan membatasi interaksi personal dengan siswa. Hal ini mengakibatkan pembelajaran yang monoton dan kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam proses belajar.

Selanjutnya, malpraktek dalam Penelitian Tindakan Kelas  (PTK) juga menjadi salah satu belenggu pembelajaran. PTK seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, namun seringkali dianggap hanya sebagai syarat untuk mendapatkan angka kredit. 

Akibatnya, guru lebih fokus pada memenuhi persyaratan administratif daripada meningkatkan kualitas pembelajaran. Ini menghambat pengembangan kreativitas dan profesionalisme guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang inspiratif dan efektif.

Tidak hanya itu, malpraktek pembelajaran juga menjadi belenggu dalam Learning Cycle. Terlalu banyak aturan dan regulasi yang harus diikuti oleh guru seringkali membatasi kebebasan mereka dalam merancang pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa. 

Pembelajaran yang terlalu terfokus pada aturan administratif dapat menghambat perkembangan potensi siswa. Guru perlu memiliki kebebasan untuk menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa dan mendorong mereka untuk berpikir kritis dan kreatif.

Selanjutnya, pembelajaran sering kali dianggap sebagai proses penuntasan kurikulum daripada membangun keterampilan belajar siswa. Kurikulum yang terlalu padat dan terfokus pada materi membuat guru terpaksa untuk melupakan pentingnya mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan pemecahan masalah. 

Penting bagi sistem pendidikan untuk melihat pembelajaran sebagai proses membangun keterampilan siswa yang akan membantu mereka dalam menghadapi tantangan di dunia nyata.

Terakhir, asesmen seringkali hanya berfokus pada menguji pemahaman siswa (of learning), bukan sebagai alat untuk memperbaiki pembelajaran (for learning) dan menjadi bagian dari proses belajar (as learning). Asesmen yang hanya menekankan pada nilai dan peringkat akan mengarah pada pembelajaran yang sekadar menghafal tanpa pemahaman yang mendalam. 

Penting bagi sistem pendidikan untuk melihat asesmen sebagai bagian integral dari pembelajaran yang dapat memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa dan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Merdeka Belajar hadir sebagai paradigma baru yang berusaha mengatasi belenggu-belenggu pembelajaran yang ada. Konsep ini mendorong kebebasan dalam mengajar bagi guru, sehingga mereka dapat lebih kreatif dan inovatif dalam membangun suasana pembelajaran yang memerdekakan siswa. 

Guru harus diberikan kepercayaan dan keterlibatan yang lebih dalam merancang metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan mengembangkan keterampilan belajar yang relevan.

Selain itu, Merdeka Belajar juga mengedepankan asesmen yang holistik dan formatif. Asesmen harus digunakan sebagai alat untuk memperbaiki pembelajaran, memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa, dan melihat perkembangan mereka sebagai bagian dari proses belajar. 

Dengan pendekatan ini, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan mengembangkan potensi mereka secara optimal.

Dalam mengimplementasikan Merdeka Belajar, perlu dilakukan perubahan dalam kebijakan pendidikan dan peran pemerintah. Sistem pendidikan perlu memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif, dan mendukung mereka dengan pelatihan dan sumber daya yang memadai. 

Pemerintah juga harus mengubah pendekatan asesmen yang hanya mengukur hasil akhir menjadi asesmen yang lebih holistik dan berkelanjutan.

Dalam rangka menghilangkan belenggu-belenggu pembelajaran, Merdeka Belajar menjadi solusi yang menjanjikan. Dengan memberikan kebebasan dan kepercayaan kepada guru, serta mengubah pendekatan asesmen, sistem pendidikan dapat memperkuat kualitas pembelajaran dan mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi masa depan dengan lebih baik. 

Merdeka Belajar bukan hanya sekedar konsep, tetapi merupakan panggilan untuk memberikan kebebasan dan pembebasan bagi pendidikan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun