Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Penting Orang Tua dalam Kurikulum Merdeka

30 Mei 2023   00:01 Diperbarui: 30 Mei 2023   00:00 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Setiap peserta didik adalah bintang yang bersinar dengan keunikan, dan orang tua adalah langit yang membantu mereka bersinar" - Semarak Merdeka Belajar

Dalam pendidikan, sering kali terjadi perbedaan pilihan antara orang tua dan peserta didik. Terutama ketika datang ke eksplorasi minat, bakat, dan kemampuan, pandangan yang berbeda bisa muncul. Namun, penting bagi orang tua untuk memainkan peran yang memperhatikan dan menghormati preferensi individu anak-anak mereka. 

Dalam Kurikulum Merdeka yang memberikan kebebasan kepada peserta didik, orang tua perlu mengakui pentingnya mendukung pilihan yang berbeda dengan mengambil langkah-langkah tertentu.

Salah satu langkah pertama yang perlu diambil adalah komunikasi terbuka antara orang tua dan anak-anak. Komunikasi yang jujur dan terbuka memungkinkan kedua belah pihak untuk memahami satu sama lain. 

Orang tua harus mendengarkan dengan seksama ketika anak-anak menyampaikan minat, bakat, dan kemampuan yang berbeda dengan harapan yang mungkin mereka miliki. Hal ini penting agar anak-anak merasa didengar dan dihargai dalam proses eksplorasi mereka.

Selanjutnya, orang tua perlu menjaga keseimbangan antara aspirasi dan preferensi mereka dengan menghormati pilihan anak-anak. Membahas pro dan kontra dari setiap pilihan dapat membantu kedua belah pihak memahami dampaknya secara lebih baik. 

Orang tua harus bersedia membuka diri untuk mencari pemahaman yang lebih dalam tentang minat dan bakat yang dimiliki anak-anak mereka. Mengenali keunikan dan potensi anak-anak adalah bagian penting dari peran orang tua dalam memberikan dukungan yang positif dan membangun rasa percaya diri.

Dalam situasi ketika pilihan orang tua dan peserta didik bertentangan, langkah selanjutnya adalah mencari kompromi. Kompromi memungkinkan kedua belah pihak untuk merasa dihargai dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan. 

Orang tua dapat mencoba menggabungkan minat anak-anak dalam kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan di luar sekolah. Dengan begitu, anak-anak dapat mengeksplorasi minat mereka sambil tetap memperhatikan keinginan dan aspirasi orang tua. 

Contohnya, jika seorang anak memiliki minat dalam seni tetapi orang tua lebih mendukung pendidikan STEM, mereka dapat mencari kesempatan untuk menggabungkan kedua bidang tersebut, seperti mempelajari desain grafis atau ilustrasi ilmiah.

Namun, kompromi bukanlah satu-satunya cara untuk menghormati pilihan yang berbeda. Ada juga kemungkinan untuk mencari alternatif yang memenuhi kebutuhan dan keinginan kedua belah pihak. Mungkin ada bidang lain yang belum dieksplorasi yang dapat menarik minat anak-anak dan sejalan dengan harapan orang tua. Ini adalah kesempatan untuk memperluas wawasan dan membangun keberagaman minat dan bakat anak-anak. 

Orang tua dapat melakukan penelitian dan mencari peluang di luar lingkungan sekolah yang sesuai dengan minat dan bakat anak-anak mereka. Misalnya, jika seorang anak tertarik pada musik, tetapi orang tua memiliki kekhawatiran tentang masa depan karir di industri musik, mereka dapat menjelajahi peluang dalam produksi musik, manajemen acara, atau pendidikan musik. Dengan mencari alternatif yang relevan, orang tua dapat menghormati minat anak-anak mereka sambil tetap mempertimbangkan tujuan jangka panjang.

Dalam situasi di mana perbedaan pilihan sulit untuk diatasi, bantuan dari pihak luar dapat memberikan panduan objektif. Konselor sekolah, guru, atau profesional pendidikan lainnya dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan dengan memberikan informasi dan saran yang objektif. Mereka dapat membantu menjembatani kesenjangan antara orang tua dan peserta didik, memfasilitasi diskusi, dan mengarahkan mereka ke solusi yang saling menguntungkan.

Namun, dalam menjalankan peran mereka dalam menghormati pilihan yang berbeda, orang tua juga perlu mempertimbangkan pentingnya memberikan dorongan emosional kepada anak-anak mereka. Eksplorasi minat, bakat, dan kemampuan bisa menjadi proses yang menantang dan menegangkan bagi anak-anak. 

Dukungan emosional dari orang tua sangatlah penting dalam membangun kepercayaan diri, mengatasi rintangan, dan merasa didukung dalam perjalanan eksplorasi mereka. Orang tua harus mengakui usaha anak-anak mereka, memberikan dorongan positif, dan membantu mereka mengatasi kegagalan atau ketidakpastian yang mungkin mereka hadapi.

Jadi, peran orang tua dalam menghormati pilihan yang berbeda dengan peserta didik dalam eksplorasi minat, bakat, dan kemampuan sangatlah penting. Dalam Kurikulum Merdeka yang memberikan kebebasan kepada peserta didik, orang tua perlu memainkan peran yang mendukung, memahami, dan membimbing. 

Komunikasi terbuka, mencari kompromi, menjajaki alternatif, dan mempertimbangkan bantuan dari pihak luar adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Di tengah perbedaan pilihan, orang tua harus tetap fokus pada penghargaan terhadap minat, bakat, dan kemampuan unik anak-anak mereka. 

Dengan menghormati pilihan yang berbeda, orang tua dapat membangun hubungan yang kuat dengan anak-anak mereka, memberikan dukungan yang diperlukan, dan memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi mereka yang sebenarnya.

Semarak Merdeka Belajar

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun