Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Ethylene Oxide dalam Konteks Kasus Mie Instan yang Ditarik dari Pasaran

7 Mei 2023   09:59 Diperbarui: 7 Mei 2023   10:04 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kesadaran dan edukasi tentang bahan kimia dalam makanan dapat melindungi kita dari bahaya yang tidak terlihat."

Beberapa waktu lalu, ramai berita tentang ditariknya mie instan dari pasaran karena terkandung senyawa kimia berbahaya, yaitu ethylene oxide. Ethylene oxide adalah senyawa kimia yang digunakan dalam proses sterilisasi, namun jika terdapat dalam makanan, dapat membahayakan kesehatan konsumen. Hal ini menjadi perhatian bagi masyarakat yang kerap mengonsumsi mie instan sebagai makanan instan praktis.

Mie instan memang menjadi makanan instan yang sangat populer dan mudah ditemukan di pasaran. Selain harganya yang terjangkau, mie instan juga sangat praktis dan cepat dalam penyajiannya. Namun, terlepas dari kepraktisannya, kita harus menyadari bahwa mie instan juga memiliki kelemahan, terutama terkait kandungan gizinya yang rendah dan bahan tambahan yang digunakan.

Selain itu, ditemukannya ethylene oxide dalam mie instan menjadi suatu peringatan bagi kita bahwa tidak semua bahan kimia yang digunakan dalam produksi makanan aman untuk dikonsumsi. Sebagai konsumen, kita harus lebih selektif dalam memilih makanan yang kita konsumsi dan tidak hanya mempertimbangkan kepraktisan saja. Berikut adalah beberapa fakta penting yang perlu diketahui tentang bahaya ethylene oxide dalam mie instan.

Ethylene oxide adalah senyawa kimia yang sangat beracun dan dapat membahayakan kesehatan manusia jika terhirup atau terpapar dalam jumlah yang cukup besar. Paparan jangka panjang terhadap senyawa ini dapat meningkatkan risiko kanker dan kerusakan genetik pada manusia. Oleh karena itu, penggunaan ethylene oxide dalam makanan sangat dibatasi dan diatur ketat oleh badan pengawas makanan dan obat-obatan di berbagai negara.

Beberapa produsen mie instan menggunakan ethylene oxide sebagai agen sterilisasi untuk menghilangkan bakteri atau mikroba lain yang dapat terdapat dalam produk mereka. Hal ini memang dapat membantu menjaga keamanan dan kualitas produk, namun juga meningkatkan risiko terkontaminasinya mie instan dengan ethylene oxide. Oleh karena itu, sebagai konsumen, kita perlu lebih berhati-hati dalam memilih mie instan yang kita konsumsi dan memeriksa label produk dengan seksama.

Nilai ambang atau batas maksimum penggunaan ethylene oxide dalam makanan berbeda-beda tergantung pada regulasi di masing-masing negara. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, FDA menetapkan batas maksimum penggunaan ethylene oxide sebesar 0,2 ppm (part per million) dalam makanan. Di Uni Eropa, badan pengawas European Food Safety Authority (EFSA) menetapkan batas maksimum penggunaan ethylene oxide sebesar 0,05 ppm dalam makanan. Sementara di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menetapkan batas maksimum penggunaan ethylene oxide sebesar 0,5 ppm dalam makanan. Meski batas maksimum penggunaan ethylene oxide di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa, namun hal ini tidak berarti kita boleh mengabaikan bahaya yang ditimbulkan dari senyawa tersebut.

Sebagai konsumen, kita perlu lebih selektif dalam memilih produk mie instan yang aman dikonsumsi. Salah satu cara untuk memilih mie instan yang aman adalah dengan memeriksa label produk dan mencari informasi tentang bahan-bahan yang digunakan dalam produksi mie instan tersebut. Kita juga dapat memilih mie instan yang telah terdaftar di BPOM dan memperhatikan kandungan gizi serta bahan tambahan yang digunakan.

Industri makanan perlu lebih berhati-hati dalam menggunakan senyawa kimia dalam produksi makanan. Selain mengikuti regulasi yang ada, produsen makanan juga harus memperhatikan efek jangka panjang dari penggunaan senyawa kimia pada kesehatan konsumen. Sebagai produsen yang bertanggung jawab, mereka harus memastikan bahwa produk yang mereka hasilkan aman dikonsumsi dan tidak membahayakan kesehatan konsumen.

Dalam menghadapi kasus seperti ditemukannya ethylene oxide dalam mie instan, peran badan pengawas makanan dan obat-obatan menjadi sangat penting. Mereka harus memiliki standar yang ketat dalam pengawasan produksi makanan dan melakukan pengujian rutin pada produk makanan yang beredar di pasaran. Selain itu, mereka juga harus memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada konsumen tentang bahaya senyawa kimia dalam makanan dan bagaimana cara menghindarinya.

Kasus ditemukannya ethylene oxide dalam mie instan menjadi suatu peringatan bagi kita semua tentang pentingnya memperhatikan kandungan bahan kimia dalam makanan. Sebagai konsumen, kita harus lebih selektif dalam memilih makanan yang aman dikonsumsi dan tidak hanya mempertimbangkan kepraktisan saja. Industri makanan juga harus lebih berhati-hati dalam menggunakan senyawa kimia dalam produksi makanan dan memastikan bahwa produk yang mereka hasilkan aman dikonsumsi. Hal ini penting dilakukan agar kita dapat memastikan bahwa makanan yang kita konsumsi tidak hanya praktis, tetapi juga aman dan sehat untuk tubuh kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun