Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengapa Perlu Mengatasi Masalah Putus Sekolah?

3 Mei 2023   07:24 Diperbarui: 5 Mei 2023   06:51 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan pernah menyerah pada impianmu, karena hidup itu seperti sebuah roda yang terus berputar." - Martin Luther King Jr.

Angka putus sekolah yang meningkat pada tahun 2022 merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan bagi pemerintah dan masyarakat. Terlebih lagi, kondisi tersebut terjadi pada semua jenjang pendidikan, baik SD, SMP, maupun SMA. 

Meningkatnya angka putus sekolah ini mengindikasikan bahwa ada lebih banyak siswa yang tidak mampu menyelesaikan pendidikan mereka hingga tingkat yang ditentukan. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti keterbatasan ekonomi, masalah kesehatan, masalah sosial, atau kurangnya minat dan motivasi siswa. 

Peningkatan angka putus sekolah ini bukan hanya menjadi masalah pendidikan semata, tetapi juga menjadi masalah yang mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi di masa depan. Untuk itu, penting untuk memahami faktor penyebab putus sekolah, dampaknya, dan upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini.

Faktor Penyebab Putus Sekolah. 

Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan siswa putus sekolah. Beberapa faktor tersebut antara lain: 

  1. Keterbatasan Ekonomi.
    Keterbatasan ekonomi dan masalah keuangan seringkali menjadi salah satu penyebab utama siswa putus sekolah. Mereka bisa saja terpaksa harus berhenti sekolah karena harus bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga. 

  2. Kekerasan, Diskriminasi, dan Bullying.
    Faktor-faktor seperti kekerasan, diskriminasi, dan bullying dapat mempengaruhi kondisi psikologis siswa dan membuat mereka merasa tidak nyaman dan tidak aman di sekolah. Ini bisa membuat mereka kehilangan minat dan motivasi untuk belajar, dan pada akhirnya membuat mereka memutuskan untuk mengakhiri pendidikan.

  3. Kurangnya Minat dan Motivasi.
    Faktor seperti merasa tidak terlibat dan tidak memahami materi yang diajarkan bisa mempengaruhi minat dan motivasi siswa untuk belajar. Ini dapat mengarah pada perasaan frustasi dan putus asa yang akan membuat siswa memutuskan untuk berhenti sekolah. 

  4. Perilaku Tidak Sehat.
    Perilaku seperti merokok, minum alkohol, dan bergabung dengan kelompok yang kurang baik bisa mempengaruhi prestasi akademik siswa dan menyebabkan mereka putus sekolah. Sehingga perilaku-perilaku ini dapat mempengaruhi konsentrasi dan fokus siswa, sehingga mempengaruhi hasil belajar mereka.

  5. Kondisi Rumah Tangga yang Tidak Stabil Keamanan.
    Kondisi rumah tangga siswa juga bisa mempengaruhi keputusan mereka untuk melanjutkan atau mengakhiri pendidikan. Siswa yang tinggal dalam lingkungan rumah tangga tidak stabil atau mengalami masalah keluarga, mungkin tidak memiliki dukungan yang diperlukan untuk menyelesaikan pendidikan.

Dampak Putus Sekolah 

Dampak putus sekolah bukan hanya dirasakan oleh individu yang bersangkutan, tetapi juga berdampak pada masyarakat dan negara secara keseluruhan. 

Keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu, jika banyak anak yang putus sekolah, maka potensi pembangunan masyarakat dan negara akan terhambat. 

Tingginya angka putus sekolah juga dapat berdampak pada meningkatnya angka kemiskinan, pengangguran, dan kriminalitas di masyarakat. 

Individu yang putus sekolah cenderung memiliki keterbatasan dalam mencari pekerjaan yang layak dan memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu, mereka juga dapat menjadi rentan terhadap tindakan kriminal dan perilaku negatif lainnya karena kurangnya pendidikan dan keterampilan.

Dampak putus sekolah juga terlihat pada sektor ekonomi dan pembangunan nasional. Kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas akan mempengaruhi produktivitas dan daya saing negara. 

Seiring dengan perkembangan teknologi dan globalisasi, negara membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk bersaing di pasar global. 

Jika banyak anak putus sekolah, maka negara akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang berkualitas dan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. 

Untuk itu, perlu adanya upaya bersama untuk menanggulangi masalah putus sekolah. Pemerintah dapat memperluas program bantuan pendidikan, memberikan subsidi biaya pendidikan, dan meningkatkan akses pendidikan di daerah yang sulit dijangkau. Selain itu, pemerintah juga dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkuat sistem pendidikan nasional.

Sekolah juga perlu memperhatikan peran mereka dalam mencegah putus sekolah. Guru dan tenaga pendidik harus memperhatikan setiap siswa, memberikan dukungan dan motivasi untuk terus belajar, serta menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi siswa. Sekolah dapat mengadakan program bimbingan belajar atau mentoring untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar. 

Selain pemerintah dan sekolah, masyarakat juga dapat berperan aktif dalam mencegah putus sekolah. Keluarga dapat memberikan dukungan dan motivasi pada anak untuk terus belajar, serta memperhatikan kesejahteraan dan kondisi psikologis anak. Masyarakat juga dapat membantu menyediakan dana atau sumber daya lainnya untuk mendukung pendidikan anak yang kurang mampu.

Dalam rangka mencegah putus sekolah, juga perlu diperhatikan beberapa hal lainnya: 

Pertama, perlu adanya pengawasan dan tindakan untuk mencegah terjadinya tindakan bullying dan kekerasan di sekolah. 

Kedua, perlu adanya upaya untuk mengubah persepsi masyarakat terhadap pendidikan sehingga pendidikan dianggap sebagai investasi jangka panjang yang berharga bagi masa depan individu dan juga bangsa. 

Dalam hal ini, diperlukan kerja sama antara pemerintah, sekolah, dan keluarga untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. 

Ketiga, perlu adanya peningkatan kualitas tenaga pendidik dan pengajar melalui pelatihan dan pengembangan kompetensi yang kontinu. Tenaga pendidik dan pengajar yang berkualitas akan mampu memberikan pembelajaran yang lebih baik dan memotivasi siswa untuk belajar dengan lebih serius dan intensif.

Keempat, perlu adanya peningkatan fasilitas pendidikan, seperti laboratorium, perpustakaan, dan sarana olahraga yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran. 

Kelima, perlu adanya pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman. Kurikulum yang fleksibel dan dinamis akan membantu siswa untuk siap menghadapi tantangan dan peluang di masa depan. 

Keenam, perlu adanya pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran, seperti e-learning dan pembelajaran jarak jauh. Hal ini dapat membantu siswa yang terkendala geografis atau finansial untuk tetap memperoleh pendidikan yang berkualitas. 

Ketujuh, perlu adanya evaluasi dan monitoring yang kontinu terhadap mutu pendidikan di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana program dan kebijakan pendidikan yang dijalankan sudah berhasil dan perlu adanya perbaikan di bagian mana.

Dalam upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia, dibutuhkan kerja sama dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, baik dari pemerintah, keluarga, dan masyarakat. 

Semua pihak harus berperan aktif dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan mendorong generasi muda untuk mencapai cita-cita mereka melalui pendidikan yang berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun