"Tradisi bukanlah penghalang untuk melakukan perubahan, tetapi justru dapat menjadi landasan untuk menciptakan perubahan yang lebih baik."
Tradisi memberikan THR pada anak-anak saat hari raya Idul Fitri memang menjadi hal yang lumrah di Indonesia. Namun, apakah kita pernah berpikir tentang dampak yang mungkin timbul dari tradisi tersebut?Â
Adanya uang THR dapat menimbulkan sifat meminta-minta pada anak dan tidak sehat jika terus-menerus dilakukan setiap tahun. Maka, sebagai orang dewasa, kita perlu untuk mengajarkan anak untuk tidak terlalu bergantung pada uang atau barang dari orang lain dan belajar untuk mandiri.
Dalam mengajarkan anak untuk mandiri, sebenarnya bukan hanya masalah tentang tidak mengajarkan anak untuk meminta-minta saja. Hal ini juga berkaitan dengan bagaimana kita sebagai orang dewasa mengajarkan nilai-nilai positif kepada anak, seperti kerja keras, kejujuran, kepercayaan diri, dan penghargaan atas diri sendiri.Â
Kita harus memberikan contoh yang baik, seperti mengelola uang dengan bijaksana dan tidak mengandalkan orang lain untuk membeli barang atau memberikan uang. Kita harus mengajarkan anak untuk menjadi mandiri, bertanggung jawab, dan berusaha keras untuk meraih keberhasilan.
Uang THR sebenarnya bukanlah hal yang buruk. Namun, masalahnya adalah bagaimana kita mengajarkan anak tentang arti dan nilai uang. Apakah uang hanya menjadi alat tukar untuk membeli barang atau uang juga bisa digunakan untuk menyimpan, menabung, atau diinvestasikan? Apakah uang hanya bisa didapatkan dengan meminta-minta kepada orang lain atau uang bisa didapatkan dengan bekerja keras dan cerdas? Inilah yang perlu kita ajarkan kepada anak-anak.
Uang THR sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk memberikan hadiah kepada anak-anak atas prestasi yang mereka raih. Misalnya, memberikan hadiah uang kepada anak yang berhasil mendapatkan nilai ujian yang baik atau berhasil memenangkan kompetisi. Hal ini bisa memotivasi anak untuk berusaha lebih keras dan meraih prestasi tanpa harus mengandalkan uang dari orang lain.
Namun, jika kita terus memberikan uang THR setiap tahun tanpa alasan yang jelas atau hanya karena tradisi, maka ini bisa menumbuhkan sifat meminta-minta pada anak.Â
Anak akan belajar bahwa uang dan barang hanya bisa didapatkan dengan meminta-minta kepada orang lain dan mereka tidak akan belajar mengembangkan kemampuan bekerja keras dan mandiri untuk mendapatkan uang. Ini tentu saja tidak sehat dan tidak membantu perkembangan mereka sebagai individu yang mandiri dan kreatif.
Sebagai alternatif dari memberikan uang THR setiap tahunnya, kita bisa memberikan hadiah lain yang lebih bermanfaat dan tidak hanya terfokus pada nilai materi.
Misalnya, memberikan buku atau mainan edukatif yang bisa membantu anak mengembangkan kreativitas, kecerdasan, dan minat mereka. Kita juga bisa memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dan mengembangkan keterampilan mereka, seperti dengan mengikuti kursus atau pelatihan.
Dalam memberikan hadiah atau mengajarkan anak tentang nilai uang, kita harus menghindari memberikan uang secara terus-menerus tanpa alasan yang jelas atau hanya karena alasan tradisi. Hal ini dapat memicu perilaku meminta-minta pada anak, terutama jika orang dewasa tidak memberikan penjelasan tentang penggunaan uang yang sehat dan bijak.
Sebagai orang tua atau pengasuh, kita juga harus memberikan contoh yang baik dalam mengelola uang dan barang. Kita harus memperlihatkan bahwa kita menghargai diri sendiri dan memiliki kepercayaan diri dalam mengambil keputusan finansial. Kita juga harus menunjukkan pentingnya bekerja keras dan mandiri dalam mendapatkan uang atau membeli barang yang kita inginkan.
Selain itu, kita juga dapat mengajarkan anak untuk berempati dengan orang lain dan memahami pentingnya membantu sesama. Kita bisa mengajarkan anak untuk memberikan uang atau barang yang mereka miliki kepada orang yang membutuhkan, seperti anak yatim piatu atau orang miskin. Dengan demikian, anak akan belajar untuk menjadi pribadi yang lebih empatik dan memahami pentingnya berbagi.
Namun, meskipun demikian, memberikan uang THR pada anak juga bisa menjadi cara untuk menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang pada keluarga dan teman-teman.
Anak-anak dapat menggunakan uang tersebut untuk membeli hadiah atau makanan untuk orang tua atau saudara mereka, atau memberikan sumbangan untuk orang yang membutuhkan. Oleh karena itu, dalam memberikan uang THR, orang dewasa harus memberikan arahan yang jelas dan membantu anak memahami nilai dan arti dari uang tersebut.
Kita juga harus memperhatikan usia dan perkembangan anak dalam memberikan uang THR. Anak-anak yang lebih muda mungkin belum memiliki pemahaman yang cukup tentang nilai uang dan pengelolaannya, sehingga memberikan uang THR pada mereka sebaiknya diiringi dengan penjelasan dan bimbingan dari orang dewasa.
Sementara itu, anak-anak yang lebih besar mungkin sudah memahami tentang nilai uang dan pengelolaannya, sehingga mereka dapat diberikan tanggung jawab untuk mengatur dan memanfaatkan uang THR dengan bijak.Â
Orang dewasa dapat membantu mereka dalam mengatur uang tersebut, seperti dengan memberikan tips tentang cara menghemat atau membeli barang yang berguna dan bermanfaat.
Secara keseluruhan, tradisi memberikan uang THR pada anak-anak saat hari raya Idul Fitri memiliki potensi untuk menumbuhkan perilaku meminta-minta jika tidak diatur dengan bijak.Â
Oleh karena itu, orang dewasa perlu memberikan arahan dan contoh yang baik dalam mengelola uang dan barang, serta mengajarkan anak tentang pentingnya menjadi mandiri, bekerja keras, dan memahami nilai uang dengan bijak.Â
Kita juga dapat memberikan hadiah atau pengalaman yang lebih bermanfaat dan tidak hanya terfokus pada nilai materi, seperti buku atau kursus pelatihan, serta mengajarkan anak tentang pentingnya empati dan membantu sesama.Â
Dengan pendekatan yang bijak dan seimbang, tradisi memberikan uang THR pada anak-anak dapat menjadi cara yang positif untuk membantu anak-anak belajar tentang nilai uang dan kebiasaan menabung, serta menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang pada keluarga dan teman-teman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H